Liputan6.com, Jakarta Sektor transportasi jasa penyeberangan diperkirakan akan semakin meningkatkan pelayanannya, seiring dengan meningkatnya daya saing antar perusahaan atas aksi korporasi yang dalakukan PT ASDP Indonesia Ferry (persero).
Akademisi Institut Teknologi Sumatera Ilham Malik mengatakan, perbaikan layanan jasa transportasi air tersebut dipengaruhi oleh aksi korporasi PT ASDP Indonesia Ferry (persero) dengan mengakusisi PT Jembatan Nusantara. Pasalnya, budaya pelayanan ASDP akan diterapkan pada Jembatan Nusantara, hal ini nantinya akan membuat layanan yang diberikan perusahaan tersebut lebih optimal.
Baca Juga
"Saya kira ASDP yang dituntut untuk memberikan pelayanan maksimum ke masyarakat, baik dari sisi akses kemana-mana, kemudian pelayanan di dalam kapal, kemudian keselamatan kapal itu sudah ada budayanya di ASDP," kata Ilham, di Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Advertisement
Ilham melanjutkan, meningkatnya layanan yang diberikan akan menarik masyarakat menggunakan jasa perusahaan tersebut, hal ini tentu akan memicu daya saing sehingga perusahaan penyedia jasa pelayaran lain terdorong untuk meningkatkan layanannya.
"Bagi perusahaan lainnya harus mencari cara agar dapat semakin memiliki competitif condition dengan ASDP, misalnya dari sisi kecepatan kenyamanan di kapal dan sebaginya dan waktu pelayaran akan dipertimbangkan oleh usernya," tutur Ilham.
Ilham pun memandang dengan diakuisisi Jembatan Nusantara oleh ASDP akan membuat perusahaan tersebut lebih berkembang, sebab telah terjadi perbaikan tata kelola perusahaan dan aksi korporasi merupakan hal yang lazim dilakukan oleh perusahaan.
"Aksi korporasi biasa saja yang dilakukan perushaan yang ingin berkembang atau perusahaan yang sedang mengalami pailit dalam konteks ini ASDP yang merespon itu kemudian melihat ada prospek usaha yang bisa mereka lakukan dengan membeli perusahan ini," imbuhnya.
Diketahui, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melakukan akusisi terhadap perusahaan swasta penyeberangan swasta terbesar kedua di Indonesia. Akuisisi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang perusahaan untuk memperbesar market share di lintaasan komersial.
Saat ini jumlah lintasan sebanyak 311, dimana 70 persen adalah lintasan perintis. Demi mendukung keberlanjutan pelayanan ASDP maka untuk memastikan keseimbangan kedua layanan tersebut, maka lintasan komersial harus diperkuat.
Aksi korporasi ini merupakan langkah strategis dan tepat yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, dimana persetujuan ini berdasarkan studi kelayakan, due dilligence yang melibatkan lembaga indenpenden dan kredibel, antara lain : PT. Deloitte Konsultan Indonesia (Financial Due Diligence), Price Waterhouse Cooper Indonesia-PWV (Tax Due Diligence), Hiswara Bunjamin & Tandjung-HBT, PT Biro Klasifikasi Indonesia- BKI (Engineering Due Diligence), KJPP Muttaqin Bambang Purwanto Rozak Uswatun & Rekan (MBPRU) (Aset Due Diligence), PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai Financial Advisor serta KJPP Suwendho Rinaldy & Rekan (Stock Appraisal) yang memberikan penilaian atas saham perusahaan target.
ASDP Disuntik PMN Rp 204 Miliar, tapi Berupa 5 Kapal
Pemerintah bakal memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) nontunai berupa 5 kapal kepada PT ASDP Indonesia Ferry. Pemberian barang milik negara ini ditaksir senilai Rp 204 miliar.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Rional Silaban mengatakan kalau BMN yang diberikan ke ASDP itu merupakan aset dari Kementerian Perhubungan. Melalui PMN Non Tunai ini juga, memberikan kepastian aset dari penggunaan 5 kapal tersebut.
“Adapun PMN nya Kementerian Perhubungan berupa kapal penumpang yang bernama KMP Drajat Panciran, KMP Kokonao, KMP Lakaan, KMP Memberamo Foja, dan KMP Lompoa yang berasal dari Kemenhub yang akan di-PMN-kan sebagai BMN kepada ASDP,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XI dengab Kemenkeu dan ASDP Indonesia Ferry, Selasa (8/11/2022).
Melalui langkah ini, Rionald memandang bisa meningkatkan permodalan di ASDP. Kemudian bisa meningkatkan kapasitas perusahaan.
“ASDP di bidang angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan. Mengoperasikan 34 pelabuhan dan 166 kapal komersial dan perintis 100 persen dimiliki negara,” ujarnya.
Di sisi lain, juga bisa membawa manfaat bagi perusahaan dalam operasional yang dijalankan. Sekaligus jadi kejrlasan aset perusahaan terhadap kapal-kapal yang sebelumnya dimiliki Kemenhub tersebut.
“Manfaat untuk pemerintah akan mengurang beban APBN terhadap biaya pemeliharaan kapal. Adapun kapal-kapalnya, Terbesar KMP Drajat Rp 109 miliar. Lalu KMP Foja memberikan layanan di Papua,” tuturnya.
Advertisement
Operasional Perintis
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ita Puspadewi menyebut kalau alokasi kapal ini akan digunakan untuk operasional perintis. Dia menyebut kalau pihaknya memang banyak konsentrasi ke jalur perintis.
Menurut datanya, sekitar 72 persen operasional merupakan perintis, sementara sisanya adalah komersial. "Karena ini kami highlight adalah PMn kapal yang beroperasi perintis yang tak dijangkau swasta, tapi BUMN," kata dia.
Dengan adanya tambahan 5 kapal ini, Ira optimistis mampu meningkatkan perekonomian daerah. Ini jadi dampak yang bakal dirasakan masyarakat.
"Ada hal PMN memberikan kinerja langsung secara finansial tapi ada juga social value yang diciptakan dengan adanya PMN ini. Nilai sosial nanti menjadi proxy bagi kenaikan secara ekonomi di daerah-daerah itu," bebernya.