Kemenperin Tawarkan Pendidikan Vokasi, Lulus Langsung Kerja

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan perannya dalam meningkatkan kualitas SDM yang siap kerja. Salah satu caranya dengan pengadaan pendidikan vokasi

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2022, 23:31 WIB
Diterbitkan 10 Des 2022, 23:22 WIB
Kementerian Perindustrian telah menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi pada beberapa jenjang
Kementerian Perindustrian telah menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi pada beberapa jenjang

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan perannya dalam meningkatkan kualitas SDM yang siap kerja. Salah satunya denggan menyelenggarakan sekolah tinggi vokasi dengan berbagai jenjang.

Seperti diketahui, SDM angkatan tenaga kerja secara keseluruhan di Indonesia pada Era Industri 4.0 berjumlah 144,01 juta jiwa atau 69,06 persen dari total penduduk usia kerja berjumlah total 208,54 juta.

Adapun dari jumlah itu, komposisi tenaga kerja lulusan SD-SMA 86,99 persen, Akademi/Diploma (D1-D4) sebanyak 2,88 persen, serta pendidikan tinggi (ST hingga Universitas) sebanyak 10,13 persen.

Minimnya jumlah tenaga kerja dari lulusan pendidikan vokasi atau D1-D4 dapat menciptakan competency gap antara dunia pendidikan dengan industri, di mana kompetensi angkatan kerja yang baru kurang sesuai dengan kebutuhan industri di lapangan.

“Guna mendukung industri dalam penyediaan tenaga kerja kompeten, Kementerian Perindustrian telah menyelenggarakan pendidikan tinggi pada beberapa jenjang, mulai dari Diploma sampai dengan Magister Terapan, termasuk program setara Diploma 1 kerjasama industri,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan, Sabtu (10/12/2022).

Pendidikan Setara D1 kerjasama industri dilaksanakan sebagai wujud nyata kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan dengan dunia industri.

 

Memperkecil Gap

Kemenperin terus meningkatkan kualitas SDM melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi industri serta penyiapan infrastruktur kompetensi sektor industri.
Kemenperin terus meningkatkan kualitas SDM melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi industri serta penyiapan infrastruktur kompetensi sektor industri.

Melalui program ini diharapkan akan memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan yang akhirnya tercipta SDM industri kompeten tanpa adanya program retraining oleh industri.

“Pada tahun 2021, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi sebanyak 981 mahasiswa mengikuti pendidikan ini yang tersebar di 21 kabupaten/kota di 11 Provinsi,” jelas Restu Yuni Widayati, Kepala PPPVI BPSDMI Kemenperin, dalam acara Monitoring dan Evaluasi Program Penyelenggaraan Pendidikan Setara D1/D2 Kerja Sama Industri beberapa waktu lalu.

Secara berkala, program tersebut dimonitoring dan dievaluasi agar program penyelenggaraan pendidikan setara D1/D2 kerjasama industri terhadap input, proses, output serta outcome yang sudah berjalan, sedang berjalan maupun yang akan datang.

“Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri dilaksanakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri. Mahasiswa mengikuti Praktek Kerja Lapangan atau Magang setiap akhir semester masing-masing selama tiga bulan, sehingga dari satu tahun pendidikan, 50 persen kegiatan pembelajaran dilakukan langsung di industri,” lanjut Restu.

 

Lulus Lansung Kerja

Ilustrasi pekerja industri manufaktur
Festival Pelatihan Vokasi Nasional dan Job Fair Nasional 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di Jakarta Convention Center, Minggu (30/10/2022). (Sumber: ekon.go.id)

Dalam pelaksanaanya, Program Pendidikan Setara D1 diselenggarakan oleh unit pendidikan Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan industri dari berbagai daerah di Indonesia.

Unit Pendidikan Kemenperin menyediakan tenaga pengajar beserta fasilitas, sementara industri terkait akan menerima mahasiswa lulusan D1 sesuai dengan perjanjian kerja sama, sehingga lulusan akan langsung bekerja.

“Kami berharap program ini merupakan upaya nyata Kementerian Perindustrian dalam mengatasi permasalahan SDM industri yaitu besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah,” kata Restu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya