Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian orang memiliki pekerjaan di luar negeri adalah suatu impian, terutama yang masih di umur muda. Tentu selain menambah pengalaman, ada keuntungan lain yang bisa dinikmati.
Diantaranya, gaji yang lebih besar, bahkan bisa sambil jalan-jalan di luar negeri. Maka heran kalau banyak orang yang berusaha mencari cara agar bisa bekerja di luar negeri. Namun, tetap harus waspada ketika mencari lowongan kerja ke luar negeri.
Baca Juga
Dilansir dari Kementerian Ketenagakerjaan membagikan lima ciri lowongan kerja ke luar negeri palsu, yang harus kamu waspadai dan jika bisa dihindari.
Advertisement
"Perhatian, jangan tertipu! Berikut beberapa ciri lowongan kerja luar negeri palsu yang harus Rekanaker waspadai,"dilansir Liputan6.com dari akun @kemnaker, Senin (12/12/2022).
1. Kredibilitas perusahaan diragukan
Akun media sosial milik perseorangan yang tidak terdaftar sebagai pelaksana penempatan. Selain itu, penting untuk memastikan perusahaan memiliki badan hukum dan izin terkait.
2. Gaji fantastis
Iming-iming proses cepat dan mudah namun gaji fantastis. Pikirkan bahwa tawaran gaji harus logis atau tidak bombastis dan syarat sesuai prosedur.
3. Bukan visa kerja
Berangkat tidak menggunakan Visa kerja melainkan Visa kunjungan atau wisata atau visa ziarah.
4. Meminta sejumlah uang
Memalsukan dokumen-dokumen data diri bahkan sudah memungut biaya pendaftaran kepada calon pekerja.
5. Tidak ada kontrak kerja
Kontrak kerja tidak jelas bahkan tidak ada dari awal sebelum calon pekerja berangkat. Jika terdapat kontrak, maka kamu harus mempelajari isi kontrak secara seksama atau memiliki kontrak yang jelas mengenai hak dan kewajiban.
Selain itu, kamu harus mengecek ke dinas tenaga kerja di wilayahmu terkait info lowongan kerja tersebut.
Â
Ekonomi Sirkular Bakal Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru hingga 2030
Circular economy atau ekonomi sirkular adalah peluang bisnis saat ini, menurut Guru Besar Fakultas Ekodapat mendorong 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030,nomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, sekaligus mantan Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro. Bambang Brodjonegoro meyakini, melalui cara tersebut, dapat tercipta dapat 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030.
Bambang Brodjonegoro, yang juga merupakan Chairman Board of Trustee National Center Sustainability Report (NCSR), dalam sambutannya di acara penganugerahan Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2022, yang digelar di Jakarta menuturkan bahwa Transisi ke ekonomi sirkular, akan meningkatkan (produk Domestik Bruto) PDB Indonesia sebesar Rp 593 – 638 triliun atau setara dengan 2,3-2,5 persen PDB pada tahun 2030.
“Kami berharap kedepannya, korporasi dapat menciptakan circular economy karena ini adalah peluang bisnis saat ini. circular economy tidak hanya sekedar program melalui kegiatan CSR atau charity, tetapi menjadi bagian dari model bisnis baru. Hal ini dapat mendorong 4,4 juta lapangan kerja baru hingga tahun 2030," kata dia, dikutip Senin (28/11/2022).
"Transisi ke circular economy akan meningkatkan (produk Domestik Bruto) PDB Indonesia sebesar Rp 593 – 638 triliun atau setara dengan 2,3 – 2,5 persen PDB pada tahun 2030. Dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, perusahaan, masyarakat sipil, lembaga keuangan dan organisasi penelitian," ujarnya.
Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi melingkar, dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen, dan produk, sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Advertisement
KTT G20 Serap 33 Ribu Lapangan Kerja Baru
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang digelar di Bali pada 15-16 November memberikan sumbangan ke perekonomian nasional USD 533 juta atau Rp 7,4 triliun. Selain itu, KTT G20 juga menyerap lebih dari 33 ribu lapangan kerja baru.
"(KTT) G20 ini merupakan momen kebangkitan ekonomi dan kebanggaan dari bangsa kita," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
KTT G20 juga berdampak positif terhadap perekonomian Bali. Hal ini ditandai dengan meningkatnya okupansi hotel di kawasan Nusa Dua meningkat hingga 70 persen.
"Kami prediksi hingga akhir tahun 2022 tingkat okupansi hotel di Bali tetap tinggi terutama memasuki masa liburan nataru (natal dan tahun baru) yang rata-rata (angka kedatangannya) mencapainya 24 ribu per hari," katanya.
Oleh karena itu, ia mengungkapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang turut serta menyukseskan pelaksanaan KTT G20 di Bali.
"Saya ucapkan terima kasih untuk semua yang telah memberikan sumbangsih terbaik bagi kontribusi terbaik Indonesia sebagai sebuah bangsa yang sangat diperhitungkan dan mampu mencetak sebuah prestasi menjadi host yang sukses untuk KTT G20," ungkap Sandiaga.