Liputan6.com, Jakarta - Sinyal kenaikan tarif tol Jakarta-Cikampek muncul lagi. Terbaru, kabar itu dilempar Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Subakti Syukur sebagai langkah penyesuaian. Jasa Marga merupakan pengelola ruas tol Jakarta-Cikampek, termasuk jalan tol layang Muhammad bin Zayyed (MBZ).
Subakti menjelaskan, kebijakan tarif tol Cikampek naik merupakan salah satu bukti kemudahan berusaha selain dari mudahnya investasi. Melalui tarif, seakan ada jaminan kalau investasi yang disuntik bisa kembali.
Baca Juga
"Jangan takut, pemerintah akan selalu menjaga iklim investasi dengan memberikan hak-haknya terutama penyesuaian tarif. Pak Danang sudah oke katanya, itu kita harapkan segera," ujar dia dalam Seremoni Transaksi Final 40 Persen Saham PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) ke PT Margautama Nusantara, Rabu (21/12/2022).
Advertisement
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyampaikan kalau tarif jalan tol Jakarta-Cikampek memang belum mengalami penyesuaian. Bahkan, belum ada penyesuaian dalam 6 tahun terakhir.
Dengan penyesuaian tarif tersebut, artinya jalan tol layang MBZ pun ikut terkena tarif. Kendati, Danang belum memastikan berapa besarannya.
"Mereka kan jadi satu sama bawah (Tol Jakarta-Cikampek), yang bawah sudah 6 tahun gak ada penyesuaian tarif," ujarnya saat ditemui.
Â
Masih Digodok
Lebih lanjut, Danang menuturkan kalau besaran tarifnya masih digodok oleh semua pihak yang terlibat. Sehingga, ia belum bisa menyebut berapa besaran tarif yang akan berlaku, yang artinya belum ada kepastian berapa besar kenaikan tarifnya.
Dia juga tak berkomentar banyak soal penerapan tarif baru yang nantinya ditentukan.
"Belum putus (besaran tarif). Yaa secepatnya lah, kalau perhitungan kita bisa diterima kan itu kan hasil perhitungan bareng ya," ujarnya.
Â
Advertisement
Jasa Marga Lepas 40 Persen Tol MBZ ke Nusantara Infrastructure
PT Jasa Marga (Persero) Tbk resmi melepas 40 persen saham senilai Rp 4,38 triliun ke PT Margautama Nusantara (MUN), anak usaha Nusantara Infrastructure. 40 persen saham ini diambil dari porsi dalam PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang mengelola tol layan Mohammad Bin Zayyed (MBZ).
Tuntasnya transaksi antara Jasa Marga dan MUN ditandai dengan penyerahan sertifikat saham. Dengan begitu, Jasa Marga menyisakan 40 persen saham di PT JJC.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menyampaikan proses transaksi ini jadi satu bagian program yang dijalankan perseroan. Yakni, program asset recycling yang jadi fokusnya.
"Ini suatu kelanjutan program asset recycling yang jadi bagian strategi korporasi untuk keseimbangan bisnis Jasa Marga untuk mengoptimalkan portofolio bisnis Jasa Marga sendiri," ujarnya dalam seremoni selesainya transaksi 40 persen saham JJC, di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Dia menyebutkan kalau kontribusi dari tol MBZ ini cukup besar ke kas Jasa Marga. Melalui pembelian saham ini, artinya kontribusi yang sama besarnya juga akan dirasakan oleh PT MUN.
"Bahwa pasti disadari kami juga rasakan pengushaaan MBZ ini telah berikan kontribusi positif dalam peningkatan kinerja dan kami harapkan ini bisa berkontribusi untuk memgembangkan ruas lainnya," ujar dia.
Setelah finalisasi transaksi ini, komposisi pemegang saham PT JJC saat ini sebesar 40 persen dimiliki PT JTT yang merupakan subholding dari Jasa Marga, 40 persen dimiliki PT MUN yang merupakan anak usaha dari PT NI dan 20 persen lainnya dimiliki oleh PT RSP.
Â
Keterlibatan Perusahaan Swasta
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri menyampaikan proses pembelian 40 persen saham ini jadi bukti keterlibatan perusahaan swasta. Utamanya dalam sektor pengembangan infrastruktur di Indonesia seperti jalan tol.
"Kali ini kita tandatangani 40 persen saham, ini jadi prestasi besar dimana swasta diikutsertakan dalam membangun infrastruktur di Indonesia," ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan badan usaha swasta bisa jadi angin segar bagi BUMN yang kerap jadi pionir pengembangan infrastruktur di Indonesia.
"Kami berpikir bagaimana membangun infrastruktur itu salah satu caranya dengan menggandeng swasta untuk ikut berperan dalam pembangunan infrasteuktur kedepan. Ini yang menjadi dasar landasan pembangunan ekonomi Indonesia," paparnya.
Advertisement