Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai pembebasan lahan rel ganda (double-track) kereta api tujuan Jawa Tengah menuju Jawa Timur relatif lamban dibandingkan daerah lain. Bahkan untuk pembebasan lahan di jalur Semarang-Bojonegoro, sampai kini masih dalam tahap negosiasi.
"Masalah tanah, pembebasan lahan track Cirebon-Brebes sudah mencapai 97%, tinggal satu kampung yang belum selesai pembebasannya. Sementara pembebasan lahan Pekalongan-Semarang baru mencapai 40%. Lainnya, masih dalam negosiasi pembayaran," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Meski lambat, pemerintah menjamin persoalan tanah dalam proyek ini bukanlah hambatan yang berarti. Kondisi ini kerap dijumpai dalam proyek infrastruktur dan merupakan dinamika pembebasan lahan. "Kan ada yang setuju, ada juga yang sulit," ujar Tundjung.
Dia memperkirakan, seluruh proses pembebasan lahan untuk proyek yang menyedot APBN hingga Rp 9,8 triliun ini, akan selesai pada Juni 2013. Sehingga target pengoperasian rel ganda kereta api antar dua pulau ini bisa terealisasi pada akhir tahun.
"Kalau track yang sampai Semarang targetnya awal bulan Juli, atau maksimal sebelum lebaran sudah bisa beroperasi. Karena arus mudik masih akan santer ke timur, Semarang, Jogja," jelasnya.
Pemerintah mencatat, realisasi pembangunan rel ganda kini sudah mencapai 67,9%. Namun pencapaian itu masih masih kurang cepat 2% dari target yang dibuat Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.
Lambatnya pembangunan tersebut dikarenakan masih adanya anggaran yang diberikan tanda bintang oleh kementerian keuangan. Faktor kedua adalah tingginya curah hujan dan terakhir satuan kerja baru menerima surat keputusan pada minggu ketiga Januari.
"Saya sering ke lapangan. Pernah waktu itu sampai 14km. Di jalur Semarang-Pekalongan. Besok ini saya mau tengok yang di Tegal," kata salah satu Dirjen Kemenhub yang masa baktinya akan rampung Agutus tahun ini. (Est/Shd)
"Masalah tanah, pembebasan lahan track Cirebon-Brebes sudah mencapai 97%, tinggal satu kampung yang belum selesai pembebasannya. Sementara pembebasan lahan Pekalongan-Semarang baru mencapai 40%. Lainnya, masih dalam negosiasi pembayaran," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan, di Jakarta, Selasa (19/2/2013).
Meski lambat, pemerintah menjamin persoalan tanah dalam proyek ini bukanlah hambatan yang berarti. Kondisi ini kerap dijumpai dalam proyek infrastruktur dan merupakan dinamika pembebasan lahan. "Kan ada yang setuju, ada juga yang sulit," ujar Tundjung.
Dia memperkirakan, seluruh proses pembebasan lahan untuk proyek yang menyedot APBN hingga Rp 9,8 triliun ini, akan selesai pada Juni 2013. Sehingga target pengoperasian rel ganda kereta api antar dua pulau ini bisa terealisasi pada akhir tahun.
"Kalau track yang sampai Semarang targetnya awal bulan Juli, atau maksimal sebelum lebaran sudah bisa beroperasi. Karena arus mudik masih akan santer ke timur, Semarang, Jogja," jelasnya.
Pemerintah mencatat, realisasi pembangunan rel ganda kini sudah mencapai 67,9%. Namun pencapaian itu masih masih kurang cepat 2% dari target yang dibuat Dirjen Perkeretaapian Kemenhub.
Lambatnya pembangunan tersebut dikarenakan masih adanya anggaran yang diberikan tanda bintang oleh kementerian keuangan. Faktor kedua adalah tingginya curah hujan dan terakhir satuan kerja baru menerima surat keputusan pada minggu ketiga Januari.
"Saya sering ke lapangan. Pernah waktu itu sampai 14km. Di jalur Semarang-Pekalongan. Besok ini saya mau tengok yang di Tegal," kata salah satu Dirjen Kemenhub yang masa baktinya akan rampung Agutus tahun ini. (Est/Shd)