Liputan6.com, Jakarta Beberapa orang mengatakan bahwa harus banyak menabung jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.
Seperti kisah dari seorang jutawan Steve Adcock dan istrinya Courtney. Pada tahun 2016, saat itu Adcock menginjak usia 35 tahun. Dia pensiun dini dengan kekayaan bersih sebesar USD 900.000. Baru pada tahun 2021, dia mencapai impiannya menjadi jutawan mandiri, dengan kekayaan bersih USD 1,4 juta.
Lantas, apa yang dia lakukan?
Advertisement
Di usianya yang ke-41 tahun, Adcock hidup bahagia, sederhana, dan hemat bersama istrinya di Arizona. Dia bercerira bahwa seperti telah membuat semua keputusan yang tepat. Akan tetapi, sebetulnya ada beberapa pelajaran hidup dan mengelola keuangan yang harus dipelajari dengan cara yang sulit.
Dia mengatakan, jika dapat memulai dari awal, ada beberapa hal yang akan ia lakukan secara berbeda dan lebih cepat. Karena pengalaman tersebut, dia akhirnya membocorkan lima tips mengelola keuangan agar bisa pensiun dini dengan bahagia sebelum menyesal di kemudian hari.
Jadi, berikut ini lima tips darinya seperti melansir CNBC, Senin (9/1/2023).
1. Katakan 'Ya' Lebih Banyak Dari Pada 'Tidak'
Di awal usia 20-an, Adcock sangat takut gagal. Alhasil dia bersembunyi di balik potensinya.
Apa yang tidak dia sadar adalah penghindarannya tersebut yang terus-menerus terhadap risiko jauh lebih berbahaya daripada penolakan yang dia pikir melindunginya.
Ketika atasannya menawarkan naik jabatan ke posisi direktur, Adcock serasa ingin mengatakan 'tidak'. Itu karena tidak merasa percaya diri dan siap. Akan tetapi, dia pun memutuskan untuk mengampil kesempatan tersebut.
Jadi, keputusan itulah yang membuat Adcock akhirnya memiliki gaji yang lebih tinggi selama sisa kariernya. Dia berpikir, jika mengatakan 'ya' saat ditawarkan promosi lebih cepat, maka peluang meningkatkan kekayaan pun tidak akan lama sehingga bisa pensiun lebih awal.
2. Berhentilah Berusaha untuk Bersaing
Dia memiliki kebiasaan membandingkan diri dengan rekan kerja. Hal ini menimbulkan banyak kecemburuan. Mungkin beberapa orang pun berpikir bahwa, "Ugh, orang itu mendapatkan promosi dan kenaikan gaji! Tidak adil."; "Wow, dia mendapat 'Employee of the Month' dua kali? Aku pasti melakukan sesuatu yang salah."
Itu adalah cara berpikir yang sangat tidak produktif.
Akhirnya, dia menyadari bahwa harus berjalan dengan kecepatannya sendiri. Adcock mungkin bukan orang terpintar di kantor, tetapi dia berdedikasi dan bekerja keras. Misalnya, dia datang lebih awal setiap pagi dan mengenal manajernya dengan baik.
Begitu berhenti memedulikan orang lain, dia memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada apa yang dikuasainya. Akhirnya Adcock merasa lebih mampu dan percaya diri.
Â
3. Buat Keputusan untuk Diri Sendiri
Adcock dulu menjalani hidup dengan asumsi bahwa orang-orang memperhatikan setiap gerakannya. Akibatnya, dia membuat keputusan yang menurutnya akan disetujui oleh teman, keluarga, kolega, bos, dan bahkan orang asing.
Akan tetapi, itu melelahkan. Suatu hari Adcock bertanya pada diri sendiri, "Menurut saya, siapa sebenarnya yang secara diam-diam menilai saya sepanjang hari?" Saya tidak bisa memikirkan satu orang pun.
Ketika berhenti mengkhawatirkan bagaimana pendapat orang lain menilai Anda, itu akan membuat merasa lebih bahagia.
4. Pangkas Pengeluaran dan Menabung Lebih dari 50 Persen Penghasilan
Aturan umumnya adalah menabung 20 persen dari penghasilan, tetapi jika Anda bisa menabung 50 persen atau lebih, itu lebih baik. Istri Adcock selalu menjadi penabung, sementara dia sendiri lebih suka berbelanja.
Namun, pada akhirnya istrinya bisa membuat Adcock terbiasa untuk berhemat. Keduanya berhenti membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, menghilangkan langganan bulanan, dan merampingkan anggaran belanjaan. Pada satu titik, keduanya berhasil menabung hingga 70 persen dari penghasilan gabungan.
Mungkin perubahan yang paling drastis adalah membatasi anggaran restoran menjadi USD 50 sebulan. Hal tersulit bagi Adcock adalah dia terbiasa makan di luar setiap hari.
Â
Â
Advertisement
5. Lebih Sadar Diri dan Berlatih EQ
Untuk waktu yang lama, Adcock berpikir bahwa kecerdasan intelektual (IQ) menentukan kesuksesan masa depan. Kemudian dia mencoba membuat orang terkesan dengan pengetahuannya tentang hal-hal acak.
Namun, jauh di dalam kariernya, dia belajar bahwa IQ hanyalah sebagian kecil dari persamaan kesuksesan. Jauh lebih penting untuk memiliki kecerdasan emosional (EQ) atau kesadaran yang tinggi akan emosi orang lain, serta emosi Anda sendiri.
Orang dengan EQ yang kuat dapat dengan cepat memahami konsep baru, bereaksi dengan tenang dan rasional terhadap situasi yang kompleks, dan dapat bekerja dengan berbagai tipe kepribadian.
Mempraktikkan EQ bagi Adcock sendiri dapat membuatnya mampu berkomunikasi secara efektif dan membangun hubungan baik dengan atasan dan kolega saya. Itulah yang akhirnya membuat dia jauh lebih baik dalam hidup.
Â
Â