Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri mengungkapkan obrolannya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan terkait kendaraan listrik, salah satunya sepeda motor listrik.
Faisal mengaku sempat bertemu dan bercakap langsung dengan Luhut di kediaman Menko Marves tersebut pada bulan November tahun 2021.
Baca Juga
Dalam pertemuan itu, Faisal menanyakan kepada Luhut apakah dia akan mengawali program kendaraan listrik dari motor listrik terlebih dahulu.
Advertisement
"Oke saya akan utus Seto (Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marinves) ke Taiwan untuk menjajaki kerja sama dengan perusahaan sepeda motor listrik di Taiwan," sebut Faisal mengutip percakapannya dengan Luhut, dalam diskusi publik Catatan Awal Ekonomi 2023 INDEF, dikutip Jumat (6/1/2023).
Menurut Faisal, percakapan pribadi tersebut perlu dibuka ke publik. Hal itu dikarenakan keduanya membahas konteks masalah publik.
"Saya rasa (percakapan) ini harus dibuka walaupun ini pembicaraan pribadi, karena saya bicara dengan dia dalam konteks masalah publik (kendaraan listrik)," imbuhnya.
Selain itu, Faisal juga mengaku sempat ditunjukkan langsung foto-foto sepeda motor listrik yang akan ditinjau oleh anak buah Luhut. Tetapi selang beberapa hari, ia mendengar kabar yang berbeda.
"Dua hari kemudian dari pertemuan itu, saya baca di media penandatanganan MoU antara anak perusahaan TOBA punya Luhut dengan GoTo untuk memproduksi motor listrik. Hebat gak?" ceritanya.
"Seminggu kemudian saya ketemu dengan Seto, saya marah sekali. Saya bilang ini baru saya ketemu dengan Pak Luhut dua hari, kalian udah melakukan ini," tuturnya.
Seto kemudian menjelaskan bahwa dirinya diperintahkan oleh Luhut untuk menjual perusahaan tersebut.
Erick Thohir Mau Kasih Diskon Parkir buat Mobil dan Motor Listrik
Menteri BUMN Erick Thohir tengah mengkaji tarif parkir yang lebih murah bagi mobil dan motor listrik. Ini jadi bagian upaya memberikan keuntungan ketika menggunakan kendaraan listrik.
Nantinya tarif parkir lebih murah ini bisa berada di aset-aset milik Kementerian BUMN atau BUMN, sebagai contoh seperti di bandara.
"Kami dari Kementerian BUMN juga sedang me-review fasilitas parkir yang ada di seluruh Kementerian BUMN dan airport, mungkin nanti kalau pakai mobil dan motor listik parkirnya lebih murah," kata dia kepada wartawan di SPBU Pertamina Jalan MT Haryono, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Konsep besar rencana ini adalah ekosistem kendaraan listrik kedepannya. BUMN diketahui juga memiliki kontribusi besar dalam mengejar implementasi kendaraan listrik.
Sebut saja perintah Erick beberapa waktu lalu kepada sejumlah BUMN untuk menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas. BUMN juga terlibat dalam membangun pabrik baterai kendaraan listrik.
Lebih jauh, Erick memandang, dengan penggunaan kendaraan listrik bisa menekan impor BBM yang saat ini porsinya masih cukup besar.
"Kita ini membangun ekosistem. Karena kenapa? Kalau mobil listrik ini bisa dipakai sampai 50 persen di Indonesia artinya kita mengurangi impor BBM yang sejak (tahun) 1993 kita sudah impor terus," paparnya.
Advertisement
Adaptasi
Erick Thohir menyebut kalau industri kendaraan listrik nantinya tak akan menggerus industri mobil bermesin konvensional atau yang menggunakan BBM. Nantinya, akan ada proses adaptasi yang berjalan agar bahan bakar yang digunakam lebih ramah lingkungan.
Terkait bahan bakar ini juga jadi misi yang akan dijalankan oleh Pertamina sebagai pemegang penjualan BBM terbesar di Indonesia.
"Seperti hari ini ada mobil ada motor listrik. Tetapi industri mobil yang pakai mesin apakah berhenti? Belum tentu, akan bersaing di pasaran. Mungkin nanti bensinnya ethanol, jadi B35. Nah itu yang Pertamina juga akan beradaptasi," kata dia.
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Beri Subsidi Mobil dan Motor Listrik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ikut buka suara perihal rencana pemberian subsidi kendaraan listrik. Insentif pembelian mobil dan motor listrik ditujukan demi memacu pertumbuhan industri kendaraan listrik.
"Kita harapkan dengan insentif itu industri mobil listrik, motor listrik di negara kita bisa berkembang, kalau berkembang pajak pasti meningkat, PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak) pasti bertambah dan yang paling penting akan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya karena ini akan mendorong industri pendukung lainnya," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, pada 21 Desember 2022.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya mengatakan insentif atau subsidi mobil listrik hingga motor sedang dalam tahap finalisasi.
Rencananya, besaran insentif mobil listrik hingga Rp 80 juta, mobil listrik berbasis hibrida mendapat insentif sebesar Rp 40 juta dan motor listrik sebesar Rp 8 juta.
Sedangkan bila pembelian baru sedangkan untuk motor konversi menjadi motor listrik akan diberikan sekitar Rp 5 juta.
Insentif baru akan dibelikan bagi pembeli yang membeli mobil atau motor listrik yang mempunyai pabrik di Indonesia.
"Kita harus lihat beli sekarang hampir semua negara melakukan pemberian insentif, ini dilakukan dengan kalkulasi dan kajian serta mempelajari negara-negara lain terutamanya di Eropa yang sudah melakukan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga menyebut insentif untuk angkutan umum selama produksinya berada di dalam negeri akan berbeda jumlahnya.
"Nanti kalau sudah ada hitung-hitungannya final keputusan ini, final betul baru akan kita sampaikan," ungkap Presiden.
Advertisement