Rencana Subsidi Motor Listrik untuk Ojol, MTI: Sepeda Motor Bukan Angkutan Umum

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai, rencana pemerintah memberikan subsidi untuk sepeda motor listrik yang digunakan oleh angkutan online (ojol) salah sasaran.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Des 2022, 16:20 WIB
Diterbitkan 13 Des 2022, 16:20 WIB
Parade Konversi Sepeda Motor BBM Ke Listrik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, dan Kapolda Bali Putu Jayan Danu Putra serta rombongan saat mengendarai sepeda motor listrik pada Parade Konversi Sepeda Motor BBM Ke Listrik di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022). Parade motor listrik tersebut adalah rangkaian memperkuat pelaksanaan G20 dalam transisi energi berkelanjutan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menilai, rencana pemerintah memberikan subsidi untuk sepeda motor listrik yang digunakan oleh angkutan online (ojol) salah sasaran dan tidak menyelesaikan masalah transportasi di Indonesia.

"Kalau rujukannya Inpres 7 Tahun 2022, sangat jelas bahwa yang disasar peraturan tersebut adalah Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah," ujar Ketua Umum MTI Pusat Damantoro, Selasa (13/12/2022).

Damantoro menyatakan, angkutan online terutama sepeda motor (ojol) yang akan diprioritaskan mendapat subsidi kendaraan listrik sesungguhnya tidak lebih membutuhkan subsidi ketimbang angkutan umum perkotaan lain yang berbasis bus atau rel.

"Bahkan, sampai saat ini menurut undang undang sepeda motor bukan angkutan umum. Dikarenakan oleh issue keselamatan yang tingkat fatalitasnya tinggi ketika terjadi kecelakaan, dan belum adanya pengaturan perannya dalam tatanan transportasi nasional," ungkapnya.

Menurut dia, penggunaan sepeda motor yang seolah menjadi angkutan umum dalam bentuk ojol terjadi karena adanya anomaly system transportasi di Indonesia yang sangat didominasi oleh sepeda motor.

"Anomali yang seolah menjadi kewajaran, dan ditambah adanya celah kevakuman regulasi kemudian dimanfaatkan oleh pengusaha untuk menciptakan angkutan online berbasis teknologi informasi," papar Damantoro.

Damantoro berujar, maka seharusnya strategi yang diambil adalah menekan penggunaan sepeda motor, terutama di wilayah perkotaan dan mendorong shifting masyarakat ke angkutan umum melalui kebijakan push and pull.

"Pembangunan angkutan umum wajib menerapkan kebijakan push and pull factors. Push adalah mendorong masyarakat meninggalkan penggunaan kendraan pribadi, dan pull adalah kebijakan menarik masyarakat shifting ke angkutan umum," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Estimasi Harga Motor Listrik Setelah Mendapatkan Subsidi Rp 6,5 Juta

Alva One
Motor listrik Alva One debut di GIIAS 2022. (Septian/Liputan6.com)

Konsumen di otomotif Indonesia kini sedang dihadapkan dengan beragam jenis kendaraan. Baik kendaraan konvensional maupun bertenaga listrik.

Khusus pasar roda dua, mayoritas motor listrik saat ini ditawarkan oleh merek-merek baru yang mempunyai paket penjualan menarik. Hal ini dilakukan untuk menarik daya minat konsumen agar lebih cepat bertransformasi.Kendati demikian harga motor listrik saat ini masih cukup mahal, membuatnya kalah menarik dibanding motor konvensional. Apalagi bila dirunutkan dengan ekosistem kendaraan listrik yang belum cukup mumpuni di Indonesia.

Subsidi Rp 6,5 Juta

Untuk meningkatkan angka penjualan motor listrik di Indonesia, pemerintah akan menerapkan sistem subsidi atau insentif. Dengan demikian harga motor listrik bisa ditekan dan menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Kementrian dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa subsidi untuk motor listrik saat ini masih dalam proses finalisasi. Angka subsidi harga yang ditetapkan bisa mencapai Rp 6-6,5 juta.

“(Subsidi) sepeda motor kita sedang finalisasi, berapa juta kita mau kasih subsidi. Di Thailand mungkin 7 juta, kita mungkin di 6-6,5 juta. Kira-kira sekitar segitu,” tukas Luhut, seperti dikutip dari akun YouTube PermataBank, Kamis (1/12/2022).

Harga Turun

Dengan adanya subsidi motor listrik sebesar Rp 6 juta, membeli motor listrik bisa menjadi pilihan yang lebih menarik.

Beberapa motor yang sebelumnya hampir menyentuh harga Rp 30 jutaan dan bersaing dengan Honda Vario 160, bisa turun menjadi Rp 24 jutaan atau kurang. Dengan demikian motor listrik tersebut kini bersaing dengan Honda Vario 125.

Berikut perkiraan harga motor listrik baru bila benar-benar mendapatkan potongan harga sampai Rp 6 juta:

 


1. Gesits

Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)

Gesits bisa dibilang sebagai salah satu motor listrik yang cukup populer di Indonesia. Motor dengan tampilan mirip Honda Vario ini mempunyai banyak keunggulan, seperti speedometer digital adaptive, rem cakram di depan-belakang dan lainnya.

Motor ini memiliki daya 6.7 hp dan torsi 30 Nm, serta bisa melaju hingga 70 km/jam dengan klaim jarak tempuh sejauh 50 km atau 100 km jika menggunakan dua baterai. Lama pengecasan sekitar 3-4 jam.

Mayoritas Gesits yang dijual di berbagai situs e-commerce menawarkan harga Rp 28-30 jutaan. Dengan adanya potongan harga Rp 6 juta, Gesits bisa dipinang dengan harga Rp 22-24 jutaan saja. 


2. Davigo Space

Motor listrik Davigo Space
Motor listrik Davigo Space (Oto.com)

Berikutnya adalah Davigo Space. Motor ini mempunyai desain khas model skutik Taiwan dengan teknologi pendingin internal Permanent Liquid Cooling System. Peranti ini diklaim membuat umur pakai lebih lama karena suhu motor terjaga.

Davigo Space sanggup menjelajah sejauh 120 km dalam sekali pengisian daya penuh. Jika dicas selama dua jam, motor ini dapat berjalan sejauh 60 km. Kecepatan maksimalnya mencapai 55 km/jam.

Motor ini dijual dalam status off the road seharga Rp 18,7 juta. Dengan adanya subsidi dari pemerintah, maka motor ini bisa dijual harga Rp 14 jutaan.  


3. Polytron Fox-R

Polytron Fox-R
Motor listrik Polytron Fox-R (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Merek elektronik rumah tangga Polytron juga ikut serta menjual motor listrik di Indonesia. Salah satu produk unggulannya adalah Polytron Fox-R yang ditampilkan pada gelaran Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022 kemarin.

Fox-R dibekali berbagai fitur modern, seperti desain sporti, digital panel meter, dual disc brakes, posisi berkendara yang nyaman, bisa berjalan mundur, mempunyai jarak tempuh 130 km dan kecepatan maksimal 90 km/jam.

Skutik mirip Yamaha NMAX ini ditawarkan dengan harga Rp 18 juta. Artinya Polytron Fox-R bisa dijual dengan harga Rp 12 jutaan, setelah menerima subsidi harga dari pemerintah.  


4. Alva One

Motor listrik Alva One (Arief A/Liputan6.com)
Motor listrik Alva One (Arief A/Liputan6.com)

Terakhir adalah Alva One. Motor listrik bergaya modern ini debut perdana pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Motor ini mempunyai banyak keunggulan, seperti adanya smart key, dual disc brakes, bisa berjalan mundur dan lainnya.

Alva One mengusung motor listrik dengan daya pacu sebesar 5.4 PS dan torsi puncak 46.5 Nm. Skutik bongsor ini diklaim bisa mencapai kecepatan maksimal 90 km/jam, dengan jarak tempuh sejauh 70 km dalam sekali pengecasan.

Motor listrik ini dijual dengan harga on the road Rp 34.990.000 untuk wilayah Jabodetabek. Harga tersebut bisa turun menjadi Rp 28 jutaan dengan adanya subsidi dari pemerintah.

  

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya