Libur Tahun Baru Imlek 2023, 10 Negara Ini Jadi Tujuan Favorit Turis China

Berikut adalah 10 negara yang menjadi destinasi pilihan favorit bagi turis China untuk merayakan libur Tahun Baru Imlek.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Jan 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 14:00 WIB
China Mencabut Aturan Karantina bagi Pelancong
Penumpang mengantre untuk melewati bea cukai setelah tiba di Bandara Internasional Hangzhou Xiaoshan di provinsi Zhejiang timur China (8/1/2023). China mencabut persyaratan karantina untuk pelancong yang datang pada (8/1), mengakhiri isolasi yang diberlakukan sendiri selama hampir tiga tahun bahkan saat negara tersebut berjuang melawan wabah lonjakan kasus Covid-19. (AFP/STR)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak 8 Januari 2023, China membuka perbatasannya bagi pelancong asing. Dicabutnya kebijakan ketat Covid-19 di negara itu juga membebaskan turis China untuk berlibur di luar negeri menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Mengutip CNBC International, Rabu (11/1/2023) perusahaan layanan pemesanan perjalanan Trip.com Group mengungkapkan, warga China telah bergegas merencanakan perjalanan ke luar negeri untuk Tahun Baru Imlek pada akhir Januari 2023.

Dalam waktu setengah jam setelah perubahan kebijakan yang diumumkan China, penelusuran untuk perjalanan ke luar negeri melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun, kata perusahaan tersebut.

Ada 10 negara yang menjadi destinasi pilihan favorit bagi turis China untuk merayakan libur Tahun Baru Imlek, dengan volume pencarian yang tumbuh paling cepat sebagai berikut : 

1. Jepang

2. Thailand

3.  Korea Selatan

4. Amerika Serikat

5.  Singapura

6. Malaysia

7. Australia

8. Inggris 

9. Makau

10. Hong Kong

Uniknya, dari daftar destinasi tersebut tidak terdapat negara di kawasan eropa.

Di sisi lain, masih ada kekhawatiran bagi sejumlah warga China yang telah menanti bertahun-tahun untuk bepergian, tak hanya ke luar negeri, tapi juga untuk pulang kampung.

Meski kebijakan travel telah dicabut, perubahan itu belum menghilangkan kekhawatiran perjalanan yang dapat memicu penularan Covid-19, terutama di daerah pedesaan di mana fasilitas medis dan kesehatannya lebih sedikit.

Seorang warga China bernama Dora Wang bahwa ia telah menanti untuk berkumpul dengan keluarganya selama libur Tahun Baru Imlek.

Tetapi meskipun pembatasan perjalanan baru-baru ini dicabut, dia memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan dari Beijing ke kota asalnya, Dalian.

"Saya sangat khawatir karena di stasiun akan penuh sesak," ungkap Dora Wang, dikutip dari The Guardian.

"Meskipun orang tua saya sudah sembuh dari Covid, sekarang variannya banyak sekali di luar sana, saya khawatir saya akan tertular," bebernya, yang sedang hamil lima bulan. Karena tidak divaksinasi, Wang khawatir akan tertular Covid-19 selama perjalanan jauh.

Covid-19 Hantui Musim Libur Tahun Baru Imlek, Warga China Pilih Ambil Risiko Demi Pulkam

China Sambut Kedatangan Pelancong Pertama Setelah Cabut Karantina
Pelancong yang memakai masker menunggu barang bawaan mereka di area kedatangan internasional di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, Senin (9/1/2023). Pelancong internasional pertama tiba di China tanpa karantina wajib yang telah diberlakukan pada awal penerbangan. Pandemi tiga tahun lalu setelah pembatasan dicabut mulai hari Minggu. (AP/Mark Schiefelbein)

Selain Wang, kekhawatiraan juga dirasakan oleh warga China lainnya.

"Tahun baru (Imlek) akan datang dan… banyak yang melakukan perjalanan untuk pulag kampung, tetapi kami bersiap untuk lebih banyak risiko. Banyak yang sakit demam. Rumah sakit dan apotek kewalahan. Para ahli mengatakan semua orang bisa pulang untuk tahun baru, tetapi bagaimana kita tidak bersiap menghadapi wabah besar lainnya?" demikian unggahan seorang warganet China dalam artikel The Guardian.

Namun bagi sebagian orang lainnya, kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga setelah hampir tiga tahun tak bertemu sepadan dengan risikonya.

"Saya tidak terlalu khawatir dengan risiko tertular Covid-19. Saya rasa ini hanya masalah waktu saja," ungkap Mei, seorang pekerja di Beijing. 

Mei mengungkapkan, dia telah memesan penerbangan kembali ke Taipei untuk pertengahan Januari 2023.

Mei bahkan sedang merencanakan perjalanan ke luar negeri dengan pasangannya, tetapi mereka berjuang dengan pilihan mereka karena banyak negara telah memberlakukan pembatasan atau persyaratan bagi wisatawan yang datang dari China.

"Kita harus menunggu dan melihat ke mana kita bisa pergi," ceritanya.

Selain itu, dilaporkan juga sejumlah warga Chin telah beralih ke internet untuk mencari tahu cara-cara menghindari infeksi Covid-19. Beberapa ahli menyarankan untuk pulkam dengan mengemudi daripada menggunakan transportasi umum.

Beredar juga sebuahpostingan berisi daftar panjang mengenai hal-hal "yang harus dilakukan" sebelum bepergian, termasuk vaksinasi, dan bepergian hanya setelah tes PCR negatif.

Sambut Tahun Baru Imlek, Negara Ini Bagi-bagi Uang Rp 3 Juta ke Warganya

Ilustrasi Tahun Baru China, Imlek.
Ilustrasi Tahun Baru China, Imlek. Photo by Freepik

Masyarakat Taiwan mendapat kabar baik menjelang Tahun Baru Imlek 2023. Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengumumkan bahwa pemerintahannya berencana untuk memberikan uang tunai sekitar USD 200 (Rp 3,1 juta) kepada setiap warganya tahun ini. 

Melansir Channel News Asia, Jumat (6/1/2023), pembagian uang tunai ini didukung oleh ekonomi Taiwan yang tumbuh positif.

Diketahui, ekonomi Taiwan yang mengandalkan ekspor berhasil tumbuh 6,45 persen pada tahun 2021. Angka tersebut merupakan tingkat tertinggi sejak pertumbuhan Taiwan pada tahun 2010 sebesar 10,2 persen.

Meski ekonomi dunia diperkirakan melambat pada tahun 2022 dan 2023, Taiwan berencana untuk memasukan pajak tambahan sebesar 380 miliar dolar Taiwan atau USD 12,4 miliar tahun lalu ke anggarannya untuk membantu pulau itu menghadapi guncangan ekonomi global. Ini termasuk untuk mensubsidi harga listrik dan tenaga kerja dan asuransi kesehatan.

Angpao Imlek Masih Harus Disetujui Parlemen

Lampion Imlek di Pasar Gede
Sejumah warga asyik berfoto di bawah lampion yang terpasang di kawasan Pasar Gede, Solo, Rabu (15/1).(Liputan6.com/Fajar Abrori)

PM Taiwan Su Tseng-chang mengatakan pendapatan pajak sebesar 140 miliar dolar Taiwan akan dibagikan ke semua warga Taiwan.

Setiap warga akan menerima uang tunai senilai 6.000 dolar Taiwan atau USD 195,21. "Buah pencapaian ekonomi akan dinikmati oleh semua warga negara, dari muda hingga tua," ujar PM Su Tseng-chang kepada wartawan. 

Dia menambahkan, rencana itu masih memerlukan persetujuan dari parlemen, di mana Partai Demokrasi Progresif sebagai mayoritas.

"Kami berharap dapat memberikan keberkahan Tahun Baru kepada semua warga setelah awal Tahun Baru Imlek," ungkapnya, merujuk pada periode libur selama sepekan yang dimulai pada 20 Januari mendatang.

Infografis Tradisi Tahun Baru Imlek
Tradisi-tradisi saat perayaan Tahun Baru Imlek (dok.Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya