Liputan6.com, Jakarta - Yeti Airlines tengah menjadi sorotan internasional setelah pesawatnya jatuh di Pokhara, Nepal pada Minggu, 15 Januari 2023 waktu setempat.
Kecelakaan pesawat dengan rute Kathmandu ke Pokhara itu diketahui tengah mengangkut 72 penumpang termasuk empat awak kabin, saat kecelakaan terjadi. Sejauh ini, korban tewas dilaporkan ada 68 orang.
Kotak hitam milik pesawat Yeti Airlines pun telah ditemukan.
Advertisement
Setelah ditelusuri, kejadian serupa juga pernah menimpa pengusaha asal Nepal yang merupakan pemilik Yeti Airlines, Ang Tshering Sherpa.
Melansir India Today, Selasa (17/1/2023) Ang Tshering Sherpa, juga meninggal dalam kecelakaan udara tiga tahun lalu. Pengusaha penerbangan dan perhotelan itu tewas dalam kecelakaan helikopter pada Februari 2019.
Wafatnya Ang Tshering Sherpa, termasuk Menteri Penerbangan Sipil dan pejabat Nepal lainnya pun menimbulkan duka yang mendalama di seluruh negara itu.
Peristiwa bermula ketika Menteri Penerbangan Nepal saat itu, yakni Ravindra Adhikari, bersama rekan-rekan menterinya, melakukan studi kelayakan bandara baru di distrik Terhthum.
Saat itu, Ang Tshering Sherpa ikut menemani para menteri Nepal dalam perjalanan tersebut dengan helikopter.
Diketahui, helikopter lepas landas sekitar pukul 6 pagi dengan enam orang. Namun naas, helikopter menabrak puncak gunung, menewaskan semua penumpang dan pilotnya.
Helikopter tersebut jatuh di distrik Pathibhara di Taplejung sekitar pukul 13.30 waktu setempat. Helikopter itu diketahui milik Air Dynasty Heli Service, salah satu perusahaan penyelamatan helikopter tertua di Nepal.
Selain Yeti Airlines, Ang Tshering Sherpa juga memiliki perusahaan maskapai lainnya bernama Tara Airlines, dan satu-satunya perusahaan pesawat internasional Nepal, Himalayan Airlines.
Siapa Pemilik Yeti Airlines, Pesawat Jatuh di Nepal dan Tewaskan 68 Orang
Mengutip laman resminya, yetiairlines.com dan sumber lainnya, Senin (16/1/2022), Yeti Airlines didirikan pada Mei 1998 oleh Ang Tshering Sherpa dan menerima Sertifikat Operator Udara pada 17 Agustus 1998.
Maskapai Yeti Airlines Ltd memulai penerbangan komersial pertamanya pada September 1998 dengan satu pesawat DHC6-300 Twin Otter buatan Kanada.
Maskapai tersebut juga telah melayani Nepal selama lebih dari dua dekade, dan mengoperasikan ATR 72 di kota-kota besar Nepal.
Kemudian pada tahun 2009, maskapai saudara Yeti Airlines, yakni Tara Air didirikan untuk mengambil alih operasi Short Take Off and Landing (STOL) dengan armada pesawat DHC6-300 dan Dornier DO228.
Yeti Airlines pun mempertahankan armada modernnya yang terdiri dari lima ATR 72-500 yang beroperasi di sektor domestik non-STOL di Nepal. Kedua maskapai tersebut kini bersama-sama menyediakan jaringan rute penerbangan terbesar di seluruh Nepal.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Yeti Airlines dengan mesin ganda ATR 72 jatuh di Pokhara beberapa menit sebelum mendarat pada Minggu (15/1). Waktu tempuh antara Kathmandu - Pokhara sendiri adalah 25 menit.
Pesawat jatuh tersebut mengangkut 72 penumpang termasuk empat awak kabin. Sejauh ini, korban tewas dilaporkan ada 68 orang.
Diketahui, sekitar 15 orang penumpang pesawat Yeti Airlines dalam insiden itu merupakan warga negara asing, yaitu lima orang warga India, empat orang dari Rusia, dua warga Korea Selatan, dan masing-masing satu warga Irlandia, Australia, Argentina, dan Prancis.
Advertisement
Kotak Hitam Pesawat Yeti Airlines Sudah Ditemukan
Selain itu, kotak hitam milik pesawat Yeti Airlines yang jatuh di Nepal juga sudah ditemukan oleh pihak berwenang setempat pada Senin (16/1).
"Kotak hitam dari pesawat yang jatuh telah ditemukan," kata otoritas Bandara Sher Bahadur Thakur, Kathmandu, Nepal, dikutip dari ANI News, Senin (16/1/2023).
Sebagai informasi, kotak hitam merupakan alat perekam data penerbangan yang merekam semua informasi penerbangan melalui saluran khusus algoritma.
Operasi pencarian korban terus dilanjutkan
Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi kecelakaan terus dilanjutkan sejak pagi tadi.
"Operasi penyelamatan dilanjutkan pagi ini untuk melacak empat orang yang masih hilang," kata Shambhu Subedi dari Angkatan Bersenjata Nepal.
Juru bicara maskapai Yeti Airlines Sudarshan Bartaula mengatakan belum dapat mengonfirmasi apakah ada korban selamat.
Tidak Ada Korban WNI
Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah yang mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Yeti Airlines di Nepal.
"Info KBRI Dhaka, tidak ada korban WNI," kata Faizasyah kepada Liputan6.com, dikutip Senin (16/1/2023).
Advertisement