Minim Sentimen, Rupiah Diprediksi Anteng di Level 14.900 per Dolar AS

Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 12 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.977 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.965 per dolar AS.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Jan 2023, 11:11 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2023, 11:10 WIB
Rupiah Stagnan Terhadap Dolar AS
Teller tengah menghitung mata uang dolar AS di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 12 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.977 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.965 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah pada Kamis diperkirakan stabil di tengah optimisme perekonomian Indonesia.

Kurs rupiah pada Kamis pagi dibuka turun 12 poin atau 0,08 persen ke posisi 14.977 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.965 per dolar AS.

"Hari ini kami perkirakan rupiah masih akan tetap stabil, belum terlalu banyak sentimen, dari dalam negeri masih cukup baik, dengan publikasi data investasi yang dirilis pekan ini dapat menimbulkan optimisme perekonomian domestik yang lebih kuat," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara, Kamis (26/1/2023).

Realisasi investasi di Indonesia sepanjang 2022 mencapai Rp1.207,2 triliun, yang melewati target Rp1.200 triliun yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.305.001 juta orang.

Itu menunjukkan capaian realisasi investasi sepanjang Januari-Desember 2022 mencapai 100,6 persen dari target, serta tumbuh 34 persen dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar Rp901,02 triliun.

Rully mengatakan sentimen arus modal asing masuk baik di Surat Berharga Negara (SBN) maupun saham juga dapat memberi dorongan kepada rupiah.

Terdapat aliran modal asing masuk bersih sebesar 14,8 triliun pada periode 16-19 Januari 2023, yang mayoritas masuk ke pasar SBN. Modal asing masuk ke pasar SBN mencapai 14,49 triliun, sedangkan modal asing masuk ke pasar saham sebanyak Rp300 miliar.

 

 

Aliran Modal Asing

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian sejak 1-19 Januari 2023, tercatat aliran modal asing masuk bersih Rp36,33 triliun di pasar SBN, namun terdapat modal asing keluar bersih di pasar saham senilai Rp7,94 triliun.

Premi risiko investasi (Credit Default Swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 87,21 basis poin (bps) per 19 Januari 2023 dari 86,08 basis poin (bps) per 13 Januari 2023.

Di samping itu, lanjut Rully, faktor eksternal juga memberi sentimen positif, di mana pasar di Asia juga bergerak cukup positif, dan secara keseluruhan dolar AS cenderung dalam tren melemah terhadap mata uang lainnya, terlihat dari indeks dolar AS yang trennya.

"Karena ekspektasi bahwa suku bunga AS akan lebih cepat mencapai terminal rate-nya," ujarnya.

Rully memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp14.865 per dolar AS hingga Rp15.065 per dolar AS.

Pada Rabu (25/1) rupiah ditutup melemah 78 poin atau 0,52 persen ke posisi Rp14.965 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.888 per dolar AS.

Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Rupee India di Awal 2023

nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai menunjukkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp15.616 per dolar AS pada Kamis (5/1) sore ini. Mata uang Garuda melemah 34 poin atau minus 0,22 persen dari perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) melaporkan, nilai tukar rupiah pada Januari 2023 terus menunjukan penguatan, sehingga turut mendukung stabilitas perekonomian Indonesia.

"Rupiah pada awal tahun 2023 mengalami apresiasi. Sampai dengan 18 Januari 2023 menguat 3,18 persen secara point to point, dan 1,2 persen secara rerata dibandingkan desember 2022," terang Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (19/1/2023).

Perry menyatakan, kurs rupiah pada awal tahun ini lebih perkasa dibanding mata uang sejumlah negara tetangga, semisal ringgit Malaysia, peso Filipina, hingga rupee India.

"Penguatan rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. Seperti, Filipina 2,08 persen ptp year to date, malaysia 2,04 persen ptp year to date, dan India 1,83 persen ptp year to date," jelasnya.

Perry mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah tersebut didorong oleh aliran modal masuk asing (capital inflow) ke pasar keuangan domestik.

"Itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik, dengan stabilitas yang terjaga imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda," ungkapnya.

Menurut dia, penguatan rupiah akan terus berlanjut ke depan. Sehingga memastikan ketahanan ekonomi domestik terhadap ancaman resesi yang melanda sejumlah negara maju dunia.

"Ke depan, faktor-faktor fundamental ini mendasarkan kepada perkiraan Bank Indonesia, bahwa nilai tukar rupiah ke depan akan terus menguat. Sejalan dengan prospek ekonomi yang semakin baik, dan karenanya akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut," tuturnya.

BI Yakin Rupiah Tak Bakal Tumbang Lagi di 2023

Penyebab Rupiah Melemah
Ilustrasi Penyebab Rupiah Melemah Credit: pexels.com/Robert

Bank Indonesia (BI) yakin rupiah akan perkasa di 2022. Keyakinan BI ini didasari atas masuknya investasi asing ke Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, nilai tukar rupiah akan menguat karena ketidakpastian global menurun setelah bank sentral Amerika Serikat berhenti menaikkan suku bunga acuan pada kuartal I 2023.

"Capital account akan masuk, begitu pula PMA (Penanaman Modal Asing) dan portofolio investasi. Sehingga kami perkirakan nilai tukar rupiah ke depan akan cenderung menguat ke arah fundamental," kata Perry dikutip dari Antara, Rabu (21/12/2022). 

Nilai tukar rupiah pada 2022 mengalami pelemahan karena dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 4,5 sampai 5,3 persen dan inflasi akan kembali ke bawah 4 persen atau hanya sekitar 3 persen secara tahunan di 2023.

"Tahun depan, begitu ketidakpastian ekonomi global mereda berbagai faktor akan menguat kembali ke fundamental. Kredit juga akan terus kami dorong hingga tumbuh 11 sampai 12 persen sampai tahun berikutnya," ucapnya.

Untuk itu, Bank Indonesia mengatakan akan terus membuat kebijakan moneter yang mendukung stabilitas sistem keuangan dan melanjutkan sinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi inti di bawah 4 persen, antara lain melalui insentif untuk sektor pangan.

"Jadi kami tidak harus merespons dengan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan dan agresif seperti Amerika Serikat dan negara lain. Kami pastikan inflasi inti bisa kembali ke bawah 4 persen di semester I 2023," ucapnya.

Bank Indonesia juga akan melanjutkan digitalisasi sistem pembayaran dengan merchant pengguna QR Indonesian Standard (QRIS) yang diharapkan mencapai 45 juta pada 2023 dan 80 persen di antaranya merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Untuk Keketuaan ASEAN 2023, QRIS payment akan diperluas untuk dapat digunakan oleh ASEAN five sehingga cross border connectivity terbangun," katanya. 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya