Harga Beras Meroket, Pedagang dan Bos Bulog Saling Tunjuk

Ikappi menyebut Perum Bulog harus bertanggung jawab atas kelangkaan sekaligus kenaikan harga beras. Sedangkan Dirut Bulog Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga beras tak lepas dari tindak oknum mafia penguasa pasar.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Feb 2023, 11:25 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2023, 11:25 WIB
Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Buruh memanggul beras bulog saat aktivitas bongkar muat, di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Guna memenuhi kebutuhan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Bulog juga akan menambah stok beras yang saat ini ada di Food Station dari 13 ribu ton menjadi 30 ribu ton. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Harga beras untuk kualias medium dan premium mengalami kenaikan sejak awal tahun. Saat ini kedua jenis beras tersebut sudah dijual di atas level Rp 10 ribu per kilogram padahal sebelumnya hanya di kisaran Rp 8.000 per kg

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyalahkan Perum Bulog terkait kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir. Kebalikannya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, kenaikan harga beras saat ini tak bisa lepas dari tindak oknum-oknum pedagang yang merupakan mafia penguasa pasar.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan mengatakan, Perum Bulog adalah lembaga yang bertanggung jawab atas kelangkaan sekaligus kenaikan harga beras di pasar.

"Kondisi beras saat ini masih stabil tinggi, karena memang ini bermula dari kesalahan Bulog yang tidak melakukan penyerapan di awal tahun lalu. Faktanya Bulog tidak bisa menyelesaikan persoalan beras dengan baik, penyerapan nya tidak maksimal sehingga harganya relatif tinggi," kata Reynaldi kepada awak media di Jakarta, Sabtu (4/2/2023).

Reynaldi menyampaikan, akibat Perum Bulog tidak melakukan penyerapan di awal tahun lalu memicu kelangkaan beras yang juga mempengaruhi harga di pasaran.

Sebab, beras impor yang didatangkan pemerintah membutuhkan waktu untuk didistribusikan hingga ke pedagang. Sehingga, kedatangan beras impor belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ini jadi masalah sekarang, sehingga akan mempengaruhi harga di pasaran. Walaupun sudah ada impor tetapi tetap juga proses berkurangnya beras di pasaran itu memang jadi persoalan tersendiri," ujar Reynaldi.

Atas kondisi tersebut, Ikappi meminta Perum Bulog sebagai BUMN yang di tugasi untuk menyelesaikan persoalan beras serius dalam menyikapi persoalan kelangkaan dan kenaikan harga. Sehingga, harga beras di pasaran dapat kembali segera normal.

"Kami berharap Bulog dapat melaksanakan tugasnya untuk melakukan penyerapan terhadap beras petani di panen raya bulan depan. Walaupun begitu kami tetap mengapresiasi langkah Bulog untuk melakukan operasi pengendalian harga, sehingga harga tidak melambung tinggi dan stok tetap ada di pasar," ucap Reynaldi.

 

Buwas: Mafia Bikin Harga Beras Meroket

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Buruh memanggul beras bulog saat aktivitas bongkar muat, di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Guna memenuhi kebutuhan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Bulog juga akan menambah stok beras yang saat ini ada di Food Station dari 13 ribu ton menjadi 30 ribu ton. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso sebelumnya mengatakan, kenaikan harga beras saat ini tak bisa lepas dari tindak oknum-oknum mafia penguasa pasar.

Padahal, pria yang akrab disapa Buwas tersebut mengklaim, Bulog sebenarnya siap menggelontorkan stok untuk memangkas harga, asal tepat sasaran.

"Ini persoalannya, ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan beras ini untuk dia kuasai, nanti dia jual dengan pasar dia, melihat peluangnya ada untuk menjual beras ini mahal, mendapat keuntungan yang berlipat-lipat," ujar Buwas di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Permasalahannya, ia mengungkapkan, penindakan mafia beras tersebut tidak berada di bawah kewenangan Bulog. Penyidikan kasus tersebut diserahkan kepada Satgas Pangan.

"Penyelesaian itu sudah ada yang bertanggung jawab, tapi bukan berarti harus dihukum pidana, tidak. Terserah, karena penindakan itu bisa secara persuasif, yang penting orang itu paham, ngerti, tidak akan mengulangi perbuatannya," tuturnya.

"Tujuan hukuman atau penindakan kan di situ, percuma ditahan atau ditangkap, tapi nggak selesai persoalannya, malah mungkin berkembang. Nggak, itu nggak menyelesaikan masalah," tegas Buwas.

 

Data BPS

Bulog Gelontorkan 30 Ribu Ton Beras di Pasar Induk Cipinang
Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, harga beras di penggilingan untuk kualitas premium Rp 11.345 per kg atau naik 15,48 persen dibandingkan periode Januari 2022.

Untuk rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 10.802 per kg, naik sebesar 15,14 persen dan rata-rata harga beras di penggilingan luar kualitas sebesar Rp 10.228 per kilogram naik sebesar 13,16 lpersen.

"Dibandingkan dengan bulan lalu (Desember 2022), rata-rata harga beras di penggilingan pada Januari 2023 untuk kualitas premium naik 3,57 persen, beras kualitas medium naik 4,15 persen dan luar kualitas naik 4,29 persen," jelasnya.

INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 5 Negara Pemasok Beras Terbesar ke Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya