Panglima TNI Pernah Larang Susi Air Terbang ke Distrik Paro

Bandara di wilayah Distrik Paro sebenarnya tidak pernah digunakan untuk melaksanakan penerbangan. Tetapi Susi Air menggunakan bandara tersebut sebagai rute penerbangannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2023, 19:30 WIB
Pesawat Susi Air type Pilatus Porter PC-6. (Dok susiair.com)
Pesawat Susi Air type Pilatus Porter PC-6. (Dok susiair.com)

 

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Susi Air dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Selasa 7 Februari 2023. Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring meyebutkan bahwa pesawat Susi Air dibakar kelompok separatis teroris bersenjata yang pelakunya diduga kuat dilakukan teroris separatis bersenjata pimpinan  Egianus Kogoya.

Usai pembakaran, sang pilot pesawat Susi Air yang berkebangsaan Selandia Baru tersebut dikabarkan hilang. Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan, pencarian Pilot Susi Air masih dilakukan personel TNI-Polri bersama Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz di wilayah Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua.

“Terkait Pesawat Susi Air, saat ini TNI-Polri dengan anggota Satgas Damai Cartenz melakukan pencarian,” kata Sigit dikutip dari Antara Rabu (8/2/2023).

Dalam pencarian ini, kata Sigit, pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan Selandia Baru, negara asal sang pilot, dalam rangka upaya penyelamatan.

“Kami sudah berbicara dengan beberapa pihak, khususnya New Zealand sendiri bahwa mereka menyerahkan kepada kami, dan kami akan melakukan langkah-langkah untuk penyelamatan Pilot Susi Air,” katanya.

Terkait kondisi penumpang Pesawat Susi Air tersebut, Sigit menyebut seluruh penumpang sudah berhasil diselamatkan dan dievakuasi.

“Untuk penumpang saat ini sudah semuanya, sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi, dan tidak yang ada disandera,” kata Sigit.

 

Pernah Ingatkan Susi Air

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut prioritas pihaknya saat ini mencari keberadaan Pilot Susi Air Kapten Philip Max Marthin setelah mendeteksi keberadaannya.

Menurut dia, sang pilot tidak disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM. Tapi melarikan diri setelah diancam saat pesawat yang diawakinya diduga dibakar kelompok tersebut.

Rencananya pesawat tersebut akan mengevakuasi 15 pekerja pembangunan puskesmas dari Paro ke Timika, tetapi pesawat tersebut diduga dibakar.

“Jadi dia diancam, akhirnya diselamatkan salah satu masyarakat di situ,” kata Yudo.

Sebenarnya, kata Yudo, Distrik Paro tidak termasuk dalam wilayah rawan gangguan keamanan sehingga Susi Air melakukan penerbangan karena dirasa aman, namun ternyata terjadi gangguan keamanan.

Bandara tersebut, katanya, tidak pernah digunakan untuk melaksanakan penerbangan. Tetapi pihak Susi Air menggunakan bandara tersebut sebagai rute penerbangannya.

“Mungkin itu sudah rute penerbangan mereka. Sebenarnya dari awal sudah kami larang waktu itu untuk laksanakan terbang, ternyata mereka paksakan ternyata di daerah itu ada kerawanan,” kata Yudo.

 

Penebalan Personel

Dengan adanya peristiwa tersebut, TNI melakukan penebalan personel di wilayah Distrik Paro guna mencegah gangguan keamanan terulang kembali.

Susi Air Pilatus Porter PC 6/PK-BVY hilang kontak pada Selasa (7/2) pukul 6.35 WIT di Lapangan Terbang Distrik Paro saat melaksanakan penerbangan dengan rute Timika-Paro-Timika.

Dua jam berselang Susi Air mendapati ELT pesawat dalam posisi aktif pukul 9.12 WIB yang direspons perusahaan dengan kondisi darurat lewat pengiriman pesawat lain guna mengecek posisi pesawat yang belakangan ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro.

Lima penumpang pesawat milik Susi Air, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge,Meita Gwijangge dan Wetina W berhasil dievakuasi dari Paro ke Timika.

Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua dan Dugaan Penyanderaan KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pesawat Susi Air Dibakar di Nduga Papua dan Dugaan Penyanderaan KKB. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya