BNI Mobile Banking Punya Fitur Baru, Apa Itu?

BNI mengeluarkan fitur baru pada aplikasi BNI Mobile Banking yaitu DigiBond dan FX Mobile. Simak selengkapnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Mar 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 20:00 WIB
Gedung BNI (Dok: BNI)
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengeluarkan fitur baru pada aplikasi BNI Mobile Banking yaitu DigiBond dan FX Mobile. (Dok: BNI)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI mengeluarkan fitur baru pada aplikasi BNI Mobile Banking yaitu DigiBond dan FX Mobile. Fitur baru tersebut dibuat untuk mempermudah transaksi dan investasi nasabah.

Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan bahwa, perseroan mengembangkan solusi transaksi dan pembiayaan ekosistem untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang beragam.

"Secara umum, tahun 2023 diprediksi sebagai tahun yang penuh tantangan. Namun kami optimistis dalam meningkatkan kinerja khususnya dalam menjadikan BNI sebagai top-of-mind transactional bank secara berkelanjutan," kata Adi Sulistyowati, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (17/3/2023).

Susi menyebutkan, perseroan juga gencar melakukan perluasan partnership melalui platform open Application Programming Interface (API) dan pengembangan layanan perbankan digital terkini seperti Digital Lifestyle, Digital Credit Application, hingga Digital International Banking Services dalam rangka memperluas ekosistem bisnis dan meningkatkan customer experience.

Langkah tersebut, menurutnya, akan menguntungkan nasabah karena layanan yang didapat semakin lengkap dan terintegrasi.

"BNI telah mempersiapkan open banking untuk menjawab disrupsi di era reformasi digital khususnya pada sektor perbankan," ujarnya.

BNI menyampaikan, pihaknya terus mengembangkan infrastruktur teknologi serta inovasi digital dalam rangka peningkatan kemampuan transaksional terutama pada aplikasi BNI Mobile Banking. Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan BNI sebagai top-of-mind transactional bank bagi nasabah di tahun yang penuh optimisme ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dongkrak Pendapatan non Bunga

RUPST BNI menyetujui rencana pembelian kembali saham atau buyback maksimal Rp 905 miliar pada Kamis, (16/3/2023). (Foto: BNI)
RUPST BNI menyetujui rencana pembelian kembali saham atau buyback maksimal Rp 905 miliar pada Kamis, (16/3/2023). (Foto: BNI)

Dengan open API yang tumbuh terus, memungkinkan untuk mendongkrak pendapatan non bunga atau Fee Based Income (FBI), menurut Susi.

Untuk itu, BNI juga fokus pada peningkatan Current Account Saving Account (CASA) dan FBI yang sustain sekaligus meningkatkan ekspansi bisnis terutama ke nasabah top tier mulai dari segmen korporasi dan turunan bisnisnya yang masuk dalam sektor industri prospektif, hingga segmen consumer.

"Tentu dengan tetap mengedepankan asas prudential banking," kata Susi.

Sebagai informasi, Fee Based Income juga tumbuh 8,7% Year-On-Year (YoY) sepanjang 2022. Seiring dengan upaya BNI untuk menjadi leading corporate banking di Indonesia, termasuk datang dari retail banking yaitu layanan mobile banking. Semakin banyak nasabah menggunakan fitur BNI Mobile Banking tercermin dari pendapatan bill payment yang tumbuh mencapai 18% YoY.


BNI Kantongi Restu Buyback Saham Rp 905 Miliar

Gedung BNI
Gedung BNI (Dok: BNI)

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2022 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menyetujui rencana pembelian kembali saham perseroan (buyback) dengan nilai buyback sebanyak-banyaknya sebesar 10 persen dari modal disetor atau setara dengan Rp 905 miliar.

Pembelian kembali saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan diselesaikan paling lama 18 bulan sejak tanggal RUPST yang menyetujui pelaksanaan buyback.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, buyback disiapkan perseroan dengan tujuan untuk mengimbangi tekanan jual di pasar saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang berfluktuasi.

"Rencana buyback juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa perseroan memiliki optimisme yang tinggi terhadap fundamental yang terus membaik, sehingga harga saham saat ini masih memiliki potensi untuk naik," kata Novita dalam keterangan resminya, Kamis (16/3/2023).

Valuasi saham perseroan (Price to Book Value) per 13 Maret 2023 sebesar 1,23 kali, berada di bawah rata-rata 10 tahun sebesar 1,4 kali.

Adapun pada tahun sebelumnya, harga saham BNI pada akhir 2022 tercatat meningkat 36,7 persen secara year on year (yoy), jauh lebih tinggi dari peningkatan harga saham LQ45 yang sebesar 0,7 persen yoy.

Pertumbuhan tersebut terlepas dari IHSG yang bergerak cukup fluktuatif pada 2022 serta diwarnai dinamika kondisi geopolitik, harga komoditas, dan kebijakan moneter bank-bank sentral dunia dalam melakukan rate adjustment.

"BNI pun memiliki komitmen untuk terus mencetak profitabilitas yang sehat dan sustain sehingga memberikan value yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan, terutama untuk para pemegang saham," kata dia.

Meskipun kondisi perekonomian global tahun ini masih penuh tantangan, BNI yakin dan optimistis kondisi Indonesia jauh lebih baik dibanding negara-negara lain. 


BNI Kucurkan Dividen Rp 4,39 Triliun kepada Pemerintah

Gedung BNI (Foto:BNI)
Gedung BNI (Foto:BNI)

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memutuskan memberikan dividen sebesar Rp 4,39 triliun kepada pemerintah Indonesia. 

"Dengan memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah yang sebesar 60 persen, maka perseroan akan menyetorkan dividen senilai Rp4,39 triliun ke rekening kas umum negara," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers, Rabu (15/3/2023).

Sementara itu, atas kepemilikan 40 persen saham publik senilai Rp 2,92 triliun akan diberikan kepada pemegang saham sesuai dengan porsi kepemilikannya masing-masing.

Dengan demikian, BNI akan membagikan dividen sebesar 40 persen dari laba bersih atau Rp 7,32 triliun. Angka tersebut meningkat 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 senilai Rp 2,72 triliun.

"Nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp 392,78 atau lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar Rp 146," kata Royke.

Adapun, sebesar 60 persen dari laba bersih perseroan atau senilai Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI ke depan," kata dia.

BNI berhasil menutup 2022 dengan mencetak kinerja impresif dan melampaui konsensus pasar. Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp 18,31 triliun, tumbuh signifikan 68 persen year on year (yoy), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya