BI dan Kemenkeu Gelar Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN

Bank Indoensia menyelenggarakan 1st ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Bali pada 28-31 Maret 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Mar 2023, 10:45 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2023, 10:45 WIB
Cek Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan Publik BI Selama Mitigasi COVID-19
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 melanjutkan kepemimpinan sebelumnya dalam Presidensi G20. (Ilustrasi Bank Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo, mengatakan bahwa Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 melanjutkan kepemimpinan sebelumnya dalam Presidensi G20.

Menurut Dody, peran Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 merupakan bagian dari tahapan menuju terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) 2025 yang saling terkoneksi, inklusif dan sejahtera pada 2025, seperti dikutip dari laman resmi BI, Selasa (28/3/2023).

Seperti diketahui, dalam kepemimpinan Indonesia kali ini akan diselenggarakan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau the 1st ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) di Bali pada 28-31 Maret 2023. 

Dalam pertemuan pertemuan ini para delegasi nantinya akan menyusun langkah kolektif dan kolaboratif untuk mewujudkan 3 Priorities Economic Deliverables (PEDs), yaitu :

  • Rebuilding Regional Growth, Connectivity, and New Competitiveness (recovery rebuilding)
  • Accelerating Inclusive Digital Economy Transformation and Participation (digital economy); dan
  • Promoting Sustainability Economic Growth for a Resilient Future (sustainability)

Kerangka tersebut diharapkan dapat memperkuat para negara anggota ASEAN dalam menghadapi tantangan ekonomi dunia melalui langkah bersama sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia atau Epicentrum of Growth.

BI mengungkapkan, bahwa pihaknya bersama Kementerian Keuangan akan menghadirkan sekitar 24 pertemuan yang meliputi pertemuan utama (mulai tingkat Deputi hingga Prinsipal) dan pertemuan pendukung yang berbalut tema "Discover Indonesia", khususnya mengangkat budaya Sulawesi dan Kalimantan sekaligus menunjukkan giat pariwisata Indonesia.

Adapun Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu yang mengatakan bahwa kondisi perekonomian ASEAN saat ini stabil.

Dia membeberkan, sejumlah organisasi internasional seperti IMF, Bank Dunia, dan OECD melihat kawasan ASEAN sebagai epicentrum of growth, meski dunia masih dihadapi berbagai tantangan di tahun 2023 ini. 

Contoh Implementasi PED

Logo KTT ASEAN Summit 2023 menghiasi kawasan di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023). KTT ASEAN Summit 2023 ini akan dilaksanakan pada 5 hingga 7 Mei mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Logo KTT ASEAN Summit 2023 menghiasi kawasan di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2023). Salah satu alasan Presiden Jokowi menunjuk Labuan Bajo sebagai tuan rumah KTT ASEAN Summit 2023 adalah untuk memulihkan industri pariwisata di Indonesia Timur pasca diterpa pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Contoh implementasi dalam pilar Recovery Rebuilding adalah melalui eksplorasi implementasi bauran kebijakan (policy mix) di negara-negara ASEAN.

Hal itu diupayakan dengan menyesuaikan karakteristik setiap negara mengingat negara-negara ASEAN yang relatif memiliki permasalahan ekonomi serupa setelah pandemi.

Contoh lainnya, adalah upaya mengurangi ketergantungan pada mata uang utama melalui skema Local Currency Transaction (LCT) yang merupakan perluasan dari skema sebelumnya Local Currency Settlement (LCS) yang sudah mulai diterapkan antar negara ASEAN.

Sementara di bidang keuangan, inisiatif bilateral swap arrangement antara beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, memiliki makna kerjasama regional yang kuat sebagai bantalan ketahanan keuangan kawasan dan masing-masing negara.

Adapun area sistem pembayaran, di mana implementasi interkoneksi sistem pembayaran yang saling terhubung antar negara melalui Regional Payment Connectivity (RPC) akan terus diperluas dalam rangka digitalisasi pembayaran lintas negara. 

Sebelumnya, pada November 2022 lalu, telah dilakukan penandatanganan kerja sama antara Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.

Sementara itu, dalam implementasi pilar Sustainability, ASEAN telah mengembangkan ASEAN Taxonomy versi kedua yang merupakan sistem atau 'kamus' untuk menggolongkan kegiatan ekonomi di kawasan untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang dapat memperoleh green financing dengan biaya yang lebih murah.

Taksonomi ini diharapkan bisa diterima dan didukung oleh para Menteri dan Gubernur Bank Sentral pada pertemuan bulan Maret 2023, ungkap BI.

Ada juga upaya untuk beralih penggunaan bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, langkah ini tentunya dibutuhkan transisi. 

Maka dari itu, Indonesia telah melakukan beberapa aktivitas transisi seperti pensiun dini pembangkit listrik tenaga batu bara dan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) yang akan mendapatkan pembiayaan transisi (transition finance).

Sedangkan untuk Pilar Digital Economy, pembahasan didorong lebih lanjut terkait inisiatif-inisiatif dalam mendukung inklusi dan literasi keuangan digital bagi UMKM di kawasan ASEAN.

Sederet Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN

Ilustrasi bendera negara anggota ASEAN
Ilustrasi bendera negara anggota ASEAN. (Gambar oleh Thuận Tiện Nguyễn dari Pixabay )

Beberapa pertemuan utama, antara lain adalah :

i) ASEAN Finance Deputies Meeting (AFDM)

ii) ASEAN Central Bank Deputies Meeting (ACDM)

iii) ASEAN Finance and Central Bank Deputies Meeting (AFCDM)

iv) ASEAN Finance Ministers Meeting (AFMM)

v) ASEAN Central Bank Governors Meeting (ACGM), dan

(vi) ASEAN Finance and Central Bank Governors Meeting (AFMGM)

Side Events

Bendera ASEAN
Ilustrasi ASEAN. (Gunawan Kartapranata/Creative Commons)

Selain itu, akan diselenggarakan juga sejumlah pertemuan pendukung/side events tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, yaitu :

a. Gala seminar (29 Maret 2023) bertajuk Enhancing Policy Calibration for Macro-Financial Resilience serta tiga high level seminar (HLS) yaitu

i) From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era (28 Maret 2023)

ii) High Level Seminar Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion (28 Maret 2023)

iii) Aligning Policies for Climate Transition (29 Maret 2023).

Bersamaan dengan itu, Kementerian Keuangan juga menghadirkan sejumlah side events antara lain

a. Seminar High-Level Dialogue Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs (29 Maret 2023)

b. Seminar on Financing Transition in ASEAN (29-30 Maret 2023)

c. Workshop on Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy for MSMEs (30 Maret 2023), dan

e. Southeast Asia Development Symposium (SEADS) 2023: Imaging A Net Zero ASEAN (30 Maret 2023)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya