Harga Minyak Dunia Hari Ini Turun ke USD 84,86 perBarel

Harga minyak mentah Brent turun 13 sen atau 0,2 persen menjadi USD 84,86 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup turun 14 sen atau 0,2 persen ke level USD 80,47.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2023, 07:30 WIB
ilustrasi tambang migas
Harga minyak mentah Brent turun 13 sen atau 0,2 persen menjadi USD 84,86 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup turun 14 sen atau 0,2 persen ke level USD 80,47. Pada lubur Jumat Agung, tidak akan ada perdagangan minyak. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun tipis pada perdagangan Kamis namun masih membukukan kenaikan mingguan ketiga karena pasar mempertimbangkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut yang ditargetkan oleh OPEC+ dan penurunan persediaan minyak AS imbas kekhawatiran prospek ekonomi global.

Dikutip dari CNBC, Jumat (7/4/2023), harga minyak mentah Brent turun 13 sen atau 0,2 persen menjadi USD 84,86 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup turun 14 sen atau 0,2 persen ke level USD 80,47. Pada libur Jumat Agung, tidak akan ada perdagangan minyak.

Kedua patokan harga minyak dunia ini melonjak lebih dari 6 persen minggu ini setelah OPEC+, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, mengejutkan pasar pada hari Minggu dengan janji pengurangan produksi.

Hedge fund telah membeli minyak mentah sepanjang minggu, bergerak dari sela-sela kembali ke mode “berisiko”, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Harga minyak didukung penurunan yang lebih curam dari perkiraan dan penarikan mingguan kedua berturut-turut dalam persediaan minyak mentah AS minggu lalu. Persediaan bensin dan sulingan juga menurun, mengisyaratkan meningkatnya permintaan.

Pangkas Jumlah Rig Minyak

Data Baker Hughes menunjukkan, perusahaan energi AS minggu ini juga memangkas jumlah rig minyak untuk minggu kedua berturut-turut. Jumlah rig, indikator awal produksi masa depan, turun dua menjadi 590 minggu ini.

Data pasar tenaga kerja AS menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan ada juga pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan di sektor jasa AS sehingga membatasi kenaikan harga minyak.

“Momentum bullish pasar minyak mungkin telah berhenti, tetapi potensi kenaikan tetap mengingat latar belakang pengetatan pasokan,” kata Stephen Brennock dari Broker Minyak PVM. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Minyak Dunia Naik Tipis ke Level USD 84,99 per Barel Imbas Kekhawatiran Ekonomi

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak naik tipis pada hari Rabu, meskipun cadangan minyak mentah dan bahan bakar AS lebih besar dari perkiraan. Pergerakan harga minyak ini karena pasar membebani prospek ekonomi yang memburuk terhadap ekspektasi penurunan persediaan minyak mentah AS dan rencana produsen OPEC+ untuk mengurangi produksi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (6/4/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik 5 sen atau 0,1 persen menjadi USD 84,99 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate ditutup naik 10 sen atau 0,1 persen lebih rendah pada USD 80,61 per barel.

Enam+02:48VIDEO: Benarkah Kerja 4 Hari Sepekan Bisa Lebih Bahagia? Persediaan minyak mentah AS turun 3,7 juta barel pekan lalu, sekitar 1,5 juta barel lebih banyak dari perkiraan. Stok bensin dan sulingan juga turun lebih dari yang diperkirakan, turun masing-masing sebesar 4,1 juta barel dan 3,6 juta barel.

“Mungkin setelah reli harga yang kuat minggu ini, investor sedikit berhati-hati untuk melompat pada laporan yang kuat,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.

 


Harga Minyak Melonjak

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Harga minyak melonjak lebih dari 6 persen pada hari Senin setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, menjanjikan pengurangan produksi sukarela.

“Keputusan OPEC+ untuk secara sukarela memangkas pasokan minyak mentah mulai Mei dan seterusnya telah mengejutkan banyak orang, mengingat keseimbangan minyak mentah global sudah diperkirakan akan semakin ketat selama bulan-bulan musim panas, sesuatu yang pasti akan membantu menjaga harga minyak mentah tetap didukung,” Kata analis minyak mentah Kpler, Johannes Rauball.

Data menunjukkan kondisi ekonomi yang mendingin membebani permintaan minyak mentah dan bahan bakar yang lebih tinggi.

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya