AS Tak Jadi Gagal Bayar Utang, Ketua DPR McCarthy: Saya Pastikan Ada Kemajuan Negosiasi

Kevin McCarthy memperkirakan pihaknya dan Biden akan mencapai kesepakatan terkait plafon utang AS, meskipun beberapa isu masih belum terselesaikan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 25 Mei 2023, 13:10 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2023, 13:10 WIB
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Negosiasi terkait keputusan plafon utang Amerika Serikat antara negosiator Presiden Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy telah mencapai kemajuan.

Melansir Channel News Asia, Kamis (25/4/2023) setelah pertemuan dengan Biden di Gedung Putih selama empat jam, McCarthy mengatakan negosiasi telah membaik dan berjalan produktif, juga akan berlanjut.

Dia memperkirakan kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan, meskipun beberapa isu masih belum terselesaikan.

"Kami telah membuat beberapa kemajuan di sana. Jadi itu (negosiasi) sangat positif," ungkap McCarthy kepada wartawan.

"Saya ingin memastikan kami mendapatkan kesepakatan yang tepat. Saya dapat melihat bahwa kami sedang berusaha untuk itu," bebernya.

Senada, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre juga mengatakan pembicaraan plafon utang telah membuahkan hasil.

"Jika terus berjalan dengan itikad baik, kita bisa mencapai kesepakatan di sini," kata Jean-Pierre dalam sebuah konferensi saat diskusi sedang berlangsung.

Seperti diketahui, AS masih menanti kesepakatan terkait kenaikan batas utang pemerintah yang telah mencapai ambang batas, sebesar USD 31,4 triliun atau setara Rp. 469,5 kuadriliun. 

Sementara itu, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menempatkan AS pada pengawasan negatif. Badan itu menyebut, "risiko telah meningkat" bahwa pagu utang tidak akan dinaikkan sebelum tenggat waktu.

Di sisi lain, seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan peringkat Fitch Ratings merupakan "salah satu bukti bahwa gagal bayar bukanlah pilihan dan semua anggota parlemen yang bertanggung jawab memahami hal itu. Ini memperkuat kebutuhan Kongres untuk segera mengesahkan perjanjian bipartisan yang masuk akal untuk mencegah default".

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Janet Yellen Pastikan 1 Juni AS Default, Bila Tak Mau Tambah Plafon Utang

Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen
Pimpinan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen (Foto: Bloomberg)

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen memastikan kepada Kongres bahwa Amerika berpotensi mengalami default atau gagal bayar utang paling cepat 1 Juni mendatang.

"Dengan informasi tambahan yang sekarang tersedia, saya menulis untuk dicatat bahwa kami masih memperkirakan Departemen Keuangan kemungkinan tidak akan lagi dapat memenuhi semua utang pemerintah jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni," kata Yellen, dikutip dari CNBC International, Selasa (16/5/2023).

Seperti yang dia sampaikan dalam surat sebelumnya kepada Kongres, Janet Yellen menggarisbawahi urgensi situasi tersebut.

"Menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi kepercayaan bisnis dan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek untuk pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit Amerika Serikat," jelasnya.

Yellen mengungkapkan bahwa, pihaknya telah melihat biaya pinjaman Treasury meningkat secara substansial untuk sekuritas yang jatuh tempo pada awal Juni 2023.

Pernyataan Yellen datang ketika pejabat Gedung Putih dan para pemimpin kongres bersiap untuk kembali bertemu, melanjutkan negosiasi mengenai potensi pemotongan belanja sebagai alternatif atau pengesahan kenaikan pagu atau plafon utang DPR. 

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah menyatakan optimis pihaknya akan mencapai kesepakatan dengan Partai Republik untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang untuk menghindari keruntuhan ekonomi.

"Saya benar-benar berpikir ada keinginan di pihak mereka, juga kami, untuk mencapai kesepakatan, dan saya pikir kami akan mampu melakukannya," ujar Biden kepada wartawan di Delaware.

Di sisi lain, Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy melihat negosiasinya dengan Biden masih belum mencapai titik terang.

"Saya masih berpikir kita berjauhan," kata McCarthy kepada NBC News di luar gedung Capitol. "Bagi saya tampaknya mereka belum menginginkan kesepakatan," tambahnya. 


Janet Yellen Beri

Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam sesi House Financial Services Committee. (AP)

Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen kembali mendesak Kongres untuk menaikkan plafon utang, memperingatkan bahwa default atau gagal bayar berisiko menimbulkan malapetaka pada ekonomi dan sektor keuangan, memicu penurunan ekonomi global.

"Kegagalan akan mengancam keuntungan yang telah kami kerjakan dengan sangat keras selama beberapa tahun terakhir dalam pemulihan pandemi kami. Dan itu akan memicu penurunan global yang akan membuat kita mundur lebih jauh," kata Yellen, dikutip dari CNN Business, Jumat (12/5/2023).

"(Default) juga akan berisiko merusak kepemimpinan AS pada ekonomi global dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kami untuk mempertahankan kepentingan keamanan nasional," ujarnya di Niigata, Jepang, di mana Yellen menghadiri pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7.

Yellen mengatakan, kenaikan plafon utang atau menangguhkan batas utang bukan merupakan langkah pertama yang diambil Kongres, yang telah dilakukan hampir 80 kali sejak 1960 - dan mendesaknya untuk bertindak cepat melakukannya sekali lagi.

Pernyataan Yellen datang beberapa jam setelah mantan Presiden AS Donald Trump, menyarankan Partai Republik untuk menolak menaikkan batas utang jika Gedung Putih tidak menyetujui pemotongan belanja negara.

"Jika mereka tidak memberi Anda pemotongan besar-besaran, Anda kemungkinan akan default, dan saya tidak percaya mereka akan melakukan default karena saya pikir Demokrat akan benar-benar menyerah," sebut Trump.

Ketika kongres belum mencapai kesepakatan plafon utang, Yellen memperkirakan bahwa AS dapat kehabisan uang tunai dan pembayaran utang harus dilakukan paling cepat awal Juni mendatang.

Seorang sumber juga melaporkan, Yellen juga secara pribadi menelepon sejumlah CEO perusahaan AS untuk membahas konsekuensi dari ambang batas utang.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya