Harga Minyak Dunia Anjlok 4 Persen di Awal Pekan, Ada Ketakutan Apa?

Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak dunia pada Minggu kemarin. Hal ini dilakukan setelah melihat bahwa pasokan akan lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Jun 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2023, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP
Selasa (13/6/2023), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 2,95 atau 3,9 persen menjadi USD 71,84 per barel, terendah sejak Desember 2021. Ilustrasi Harga Minyak Dunia Hari Ini. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun sekitar USD 3 per barel pada perdagangan Senin setelah para analis menyoroti peningkatan pasokan global di tengah kekhawatiran penurunan permintaan. Penurunan harga minyak dunia ini terjadi menjelang pengumuman dana inflasi dan pertemuan Bank Sentral AS (the Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (13/6/2023), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 2,95 atau 3,9 persen menjadi USD 71,84 per barel, terendah sejak Desember 2021.

Sedangkan harga minyak Mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 3,05, atau 4,4 persen menjadi USD 67,12 per barel.

Goldman Sachs memangkas perkiraan harga minyak dunia pada Minggu kemarin. Hal ini dilakukan setelah melihat bahwa pasokan akan lebih tinggi dari perkiraan akhir tahun ini dan hingga 2024.

Perkiraan harga minyak mentah Goldman Sachs pada Desember nanti untuk BRent di kisaran USD 86 per barel, turun dari USD 95 per barel. Sedangkan untuk WTI menjadi USD 81 per barel, turun dari USD 89 per barel.

"Goldman menyerah dari sebelumnya memperkirakan harga minyak dunia akan bullish, tampaknya ini menjadi katalis untuk memulai aksi jual hari ini," kata analis Kpler Matt Smith.

 

Sentimen Pekan Ini

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Revisi harga minyak dunia yang dilakukan oleh Goldman ini dilakukan pada awal minggu yang sibuk. Pada pekan ini Bank Sentral AS akan mengadakan pertemuan pada hari Rabu. Sementara The Fed diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah bulan ini.

Namun, analis UBS Robert Yawger melihat bahwa investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilanjutkan bulan depan.

Kenaikan suku bunga The Fed telah memperkuat dolar AS yang kemudian akan membuat komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan membebani harga.

 

Permintaan China dan Keputusan OPEC

Dolar Menguat, Harga Minyak Sentuh Level US$ 50
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

“Permintaan China belum menunjukkan tanda-tanda terwujud, dan bisa mencapai 2 juta barel per hari, jadi itu jumlah yang signifikan. Pasti ada kekhawatiran bahwa OPEC dan IEA akan memangkas perkiraan permintaan mereka,” kata Yawger.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan Badan Energi Internasional masing-masing akan merilis pembaruan pasar bulanan mereka pada hari Selasa.

Pekan lalu, baik Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah data ekonomi China yang mengecewakan menghapus dorongan harga dari janji Arab Saudi untuk memangkas produksi pada Juli.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya