Sejak 10 Tahun Terakhir, Share Kredit UMKM Tak Beranjak dari Level Rendah

Sektor UMKM mampu berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 61% dan penyerapan tenaga kerja sebesar 97% dari total tenaga kerja di tahun 2019.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Jun 2023, 21:32 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 21:31 WIB
UMKM
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan jika meski jumlah UMKM di Indonesia banyak hingga mencapai 65,5 juta, share kredit UMKM dari total kredit masih berada di level rendah yakni hanya 20,99% dalam 10 tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan jika meski jumlah UMKM di Indonesia banyak hingga mencapai 65,5 juta, share kredit UMKM dari total kredit masih berada di level rendah yakni hanya 20,99% dalam 10 tahun terakhir.

Melihat kondisi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta segera meningkatkannya. “Selama 10 tahun terakhir rata-rata kredit tidak bergeser di kisaran 20%, maka Presiden Joko Widodo sudah meminta ini naik menjadi 30%,” imbuh Menko Airlangga.

 

Pemerintah berkomitmen terus mendorong pemberdayaan UMKM agar dapat naik kelas, karena UMKM merupakan pilar penting pembangunan ekonomi Indonesia.

Sebagai bukti, sektor UMKM mampu berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 61% dan penyerapan tenaga kerja sebesar 97% dari total tenaga kerja di tahun 2019.

Berawal dari keinginan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan UMKM, pada tahun 2021 beliau meluncurkan tulisan dalam buku yang berjudul “Pembiayaan UMKM”.

“Pembiayaan bagi UMKM menjadi salah satu faktor penting yang dapat menjadi akselerator perkembangan UMKM. Tidak ada Leaders’ Declaration, baik itu dalam G20 ataupun G7, yang tidak melibatkan isu UMKM, makanya UMKM sangat penting,” kata Menko Airlangga, dalam acara Penganugerahan Pemenang Lomba Resensi Buku “Pembiayaan UMKM” di Jakarta, Selasa (27/06).

Dalam menghadapi tantangan pembiayaan, Pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui tingkat suku bunga yang relatif rendah dan kompetitif yaitu 6%.

Dalam pembiayaan KUR, terdapat pilihan skema yang tidak memerlukan agunan tambahan, yaitu untuk plafon KUR sampai Rp100 juta.

Buku

UMKM
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan jika meski jumlah UMKM di Indonesia banyak hingga mencapai 65,5 juta, share kredit UMKM dari total kredit masih berada di level rendah yakni hanya 20,99% dalam 10 tahun terakhir.

Buku “Pembiayaan UMKM” membahas peran strategis UMKM terhadap perekonomian Indonesia, bagaimana ketahanan UMKM dalam menghadapi berbagai krisis yang terjadi di Indonesia, serta tantangan UMKM dalam mengakses pembiayaan terutama melalui perbankan untuk memperoleh tambahan modal.

“Melalui buku ini, berbagai kebijakan pembiayaan UMKM yang telah dikeluarkan di masa lalu, dapat menjadi pembelajaran bagi para pembuat kebijakan saat ini agar terjadi keberlanjutan,” ucap Menko Airlangga.

Sejak diluncurkan, Kemenko Perekonomian telah melakukan sosialisasi tentang buku “Pembiayaan UMKM” tersebut ke berbagai universitas di seluruh Indonesia hingga telah terselenggara sebanyak 15 batch “Bedah Buku Pembiayaan UMKM”.

Setelah itu, juga diselenggarakan “Lomba Resensi Buku Pembiayaan UMKM” yang pendaftarannya dibuka sejak 17 April hingga 31 Mei 2023, dan berhasil menjaring total peserta sebanyak 229 orang. Lomba resensi terbagi menjadi 2 kategori yaitu kategori 1 untuk guru/dosen, sedangkan kategori 2 untuk pelajar/mahasiswa/umum.

Proses penjurian lomba resensi ini dilaksanakan pada 1-9 Juni 2023 dengan Ketua Dewan Juri yaitu Iskandar Simorangkir selaku Tim Ahli Menko Perekonomian.

Adapun anggota Dewan Juri terdiri dari Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Ferry Irawan, Pemimpin Redaksi Majalah InfoBank Eko B. Supriyanto, Penasihat PEBS Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Nining Soesilo Indroyono, dan Direktur Tempo.co (PT Info Media Digital) Y. Tomi Aryanto.

Menko Perekonomian menyerahkan hadiah secara simbolis kepada perwakilan dari masing- masing kategori. Untuk kategori 1, penerima simbolis diwakilkan oleh Juara I yakni Ni Nyoman Reni Suasih yang merupakan dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Untuk kategori 2, penerima simbolis diwakilkan oleh Juara II yakni Windo Wibowo yang merupakan editor buku di Pondok Penyuntingan.

Selengkapnya, pemenang Kategori 1 yakni Juara 1 Ni Nyoman Reni Suasih, Juara 2 Arif Wahyu Widodo, dan Juara 3 Asisda Wahyu Asri Putradi, serta lima pemenang favorit yakni Ali Mutasowifin, Purwanti Susilastuti, Restituta Devi Pramesti, Ni Kadek Eka Jayanthi, dan Malik Cahyadin.

Sementara itu, pemenang Kategori 2 yakni Juara 1 Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi, Juara 2 Windo Wibowo, dan Juara 3 Facahrizal Kurniadi Wicaksono, serta lima pemenang favorit yakni Yasir Ahmad Azumardi Azra, Dicky Eko Prasetio, Sagita Wahyu Dewanti, Muhammad Nurdin Alamsyah, dan Fahrur Rozie.

“Saya tidak heran dengan Bali, maka juara pertamanya adalah dari Universitas Udayana di kedua kategori. Luar biasa,” ungkap Menko Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya