Liputan6.com, Jakarta Harga emas melompat lebih tinggi pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta). Lonjakan harga emas didorong kurs dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil obligasi jatuh menjelang data inflasi AS yang dapat menawarkan lebih banyak isyarat pada jalur kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari CNBC, Rabu (12/7/2023), harga emas di pasar spot naik 0,4% ke USD 1.932,03 per ons untuk kenaikan sesi ketiga berturut-turut. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi USD 1.937,10.
Baca Juga
Faktor yang membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, indeks dolar turun 0,3% ke level terendah sejak 11 Mei. Benchmark imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga turun.
Advertisement
“Jika kita memiliki pembacaan inflasi yang lemah, itu akan menjadi positif untuk emas dan harga mungkin naik ke USD 1.950. Saya pikir akan sulit bagi emas untuk menembus di bawah level USD 1.900 pada laporan panas,” kata Analis Pasar Senior di OANDA Edward Moya.
“Kenaikan suku bunga tidak akan mematahkan punggung emas, tetapi mungkin akan membunuh perekonomian. Jadi ada beberapa dukungan untuk emas karena alasan ini," lanjut dia.
Semua mata tertuju pada data harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan harga secara tahunan di bulan Juni.
Kenaikan Suku Bunga The Fed
Namun, pasar menghargai kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed akhir bulan ini setelah laporan pekerjaan pekan lalu menunjukkan ekonomi AS yang tangguh.
Emas digunakan sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, tetapi suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Berbeda dengan harga emas dunia, harga perak turun sekitar 0,3% menjadi USD 2328 per ons, harga platinum turun 0,1% menjadi USD925,46, sementara harga paladium naik 0,6% menjadi USD 1.247,86. “Dalam jangka panjang, perak diperkirakan akan diperdagangkan secara signifikan di atas angka USD 26/oz dan akan semakin terpisah dari emas,” tulis TD Securities dalam sebuah catatan.
Harga Emas Hari Ini Stabil, Pedagang Menanti Rilis Data Inflasi AS
Harga emas dunia sedikit berubah karena investor menunggu data inflasi AS yang dapat mempengaruhi sikap kebijakan Federal Reserve.
Bila harga emas hari ini stabil, sementara harga paladium turun di bawah level USD 1.200 per ons untuk pertama kalinya sejak Desember 2018.
Melansir laman CNBC, Selasa (11/7/2023), harga emas di pasar spot stabil di posisi USD 1.925,30 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 0,1% lebih rendah pada posisi USD 1.931.
“Emas mendapat dukungan grafik yang kuat di posisi USD 1.900. Jika inflasi tetap panas, itu mungkin mendorong emas di bawah level itu dan harga mungkin dengan cepat turun ke level USD 1.848,” kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco.
Fokus pasar pada pekan ini adalah pada data CPI (Indeks Harga Konsumen) AS yang akan dirilis pada hari Rabu setelah risalah Fed menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan mengharapkan pengetatan kebijakan lebih lanjut, pada pekan lalu.
Suku bunga yang lebih tinggi menumpulkan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga.
Harga emas batangan telah turun lebih dari 7% sejak mencapai level mendekati rekor pada awal Mei karena investor mengurangi ekspektasi akan berakhirnya siklus kenaikan suku bunga Fed.
“Postur teknis tetap bearish untuk pasar emas. Saya pikir ini akan membutuhkan percikan geopolitik untuk mendorong harga emas lebih tinggi secara signifikan,” kata Wyckoff.
Advertisement
Harga Logam Lainnya
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan ekonomi menambahkan pekerjaan paling sedikit dalam 2-1/2 tahun pada bulan Juni.
Tetapi pertumbuhan upah yang kuat secara terus-menerus menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang masih ketat.
Adapun untuk harga komoditas lain, paladium turun 0,2% menjadi USD 1.241,41 per ons setelah mencapai sesi terendah USD 1.190,65.
Palladium telah kehilangan hampir 31% sepanjang tahun ini karena peningkatan pesat kendaraan listrik mengancam permintaan untuk logam autokatalis di tengah pelemahan ekonomi yang lebih luas.
"Jika suku bunga terus meningkat, seperti yang diprediksi pasar berjangka, mereka kemungkinan akan menemukan titik sakit konsumen AS dan penjualan akan melambat, menyeret permintaan paladium selama 12 bulan ke depan," tulis analis Heraeus dalam sebuah catatan.
Harga Perak naik 0,4% menjadi USD 23,14, sementara platinum naik 2% menjadi USD 926,55.