Liputan6.com, Jakarta - Ons Jabeur kembali mendapatkan kekalahan saat final wimbledon 2023. Emosi pun mengalir dari Ons Jabeur ketika dia menangis setelah kekalahannya dari petenis Ceko Marketa Vondrousova.
Dengan kemenangan Marketa Vondrousova saat final, bintang Ceko tersebut membawa hadiah uang sebesar 2,35 juta pound sterling atau sekitar Rp 46,09 miliar (asumsi kurs pound sterling 19.612 per rupiah). Sedangkan runner up, Ons Jabeur akan menrima hadiah 1,17 juta pound sterling atau sekitar Rp 23,04 miliar, demikian mengutip dari laman Mirror, Minggu (16/7/2023).
Berdasarkan data Wimbledon, hadiah tersebut mengalami kenaikan dari 2022 masing-masing sekitar 17,5 persen dan 11,9 persen untuk juara utama dan runner-up.
Advertisement
Pada final, Marketa Vondrousova mengalahkan Ons Jabeur dengan skor 6-4,6-4. Kekalahan Ons Jabeur itu ketiga kali dalam final Grand Slam.
Kekalahan Menyakitkan bagi Ons Jabeur
“Saya akan mencoba tetapi ini sangat, sangat sulit,” ujar Ons Jabeur, saat dia berbicara setelah kekalahannya, dikutip dari BBC.
Kekalahan Ons Jabeur seperti kilas balik saat momen Wimbleton tahun-tahun sebelumnya. Kejadian yang dialami Ons Jabeur di final Grand Slam pernah dialami Andy Murray pada 2012, Jana Novotna pada 1993, dan Roger Federer pada 2008.
Pada 30 tahun lalu, Jana Novotna menangis di bahu Duchess of Kent, menjadi momen paling ikonik di Wimbledon. Kali ini, Ons Jabeur dihibur oleh Kate Middleton, Princess of Wales.
“Dia tidak tahu apakah dia ingin memeluk saya atau tidak. Aku bilang pelukannya selalu diterima dariku,” ujar Jabeur.
Pada final tahun lalu, Ons Jabeur merebut set pertama sebelum dikalahkan oleh Elena Rybakina. Pada 2023, petenis Ceko Vondrousova yang tidak diunggulkan menang, ciptakan kekalahan final Grand Slam ketiga Ons Jabeur.
“Saya pikir ini kekalahan paling menyakitkan dalam karier saya,” ujar dia.
Petenis berkebangsaan Tunisia ini juga kalah di final Amerika Serikat (AS) terbuka dua bulan lalu setelah kekecawaan Wimbledon tahun lalu.
Hari yang Berat bagi Ons Jabeur
Adapun saat kata-kata itu terucap darl mulutnya, kerumunan yang telah memeluknya mengulurkan tangan dan menariknya erat.
“Ini akan menjadi hari yang berat bagi saya hari ini,” ujar dia.
Jabeur duduk sedih di kursinya di tepi lapangan saat Vondrousova membawa trofi pemenang
Segera Jabeur menghilang ke ruang ganti. Ia menangis bersama juara Grand Slam empat kali Kim Clijsters yang mengalami patah hati serupa di panggung terbesar, kalah di empat final sebelum memenangkan gelar utama pada 2005.
Cljisters tahu persis bagaimana rasanya. 90 menit setelah poin berakhir, Jabeur berjalan menuju konferensi persnya dan mencoba menyembunyikan emosinya dari dunia.
Saat dia melintasi balkon pemain, dia terlihat oleh sekelompok penggemar yang menyebutkan namanya. Jabeur berhenti, melihat ke langit, dan air mata mengalir lagi.
“Ini menyakitkan karena kamu merasa sangat dekat untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, dan sebenarnya kembali ke titik awal,” ujar dia.
“Saya tidak bermain bagus. Begitu banyak hal yang seharusnya saya lakukan. Tidak melakukan servis dengan baik tidak membantu. Backhand saya tidak ada di sini hari ini,” ia menambahkan.
Advertisement
Ons Jabeur: Saya Tak Akan Menyerah
Clijisters akan menjadi contoh nyata untuk diikuti Jabeur. "Ini adalah bagian terbesar dalam olah raga,” ujar dia.
"Ons adalah favorit hari ini. Dia akan mempertanyakan mengapa dia kewalahan dengan semua emosi negatif ini ketika dia mencapai tahapan besar sebuah turnamen,” ia menambahkan.
Setelah kekalahan Murray, Federer dan Novotna, kejayaan juga ikuti mereka di lapangan rumput Wimbledon.
Murray kemudian memenangkan gelar setahun setelah kalah pada 2012. Sementara Novotna mengangkat trofi lima tahun setelah kekalahannya. Kemudian Federer memenangkan tiga gelar lagi setelah kekalahan 2008 oleh Rafael Nadal.
“Hari ini akan menjadi hari yang berat bagi saya. (Saya) tidak akan menyerah. Saya akan kembali lebih kuat dan memenangkan Grand Slam suatu hari nanti,” ujar Jabeur.
“Saya ingin berterima kasih kepada tim saya karena selalu percaya pada saya. Kami akan berhasil suatu hari nanti, saya berjanji kepada Anda,” ia menambahkan.
Jabeur akan berharap kisah Wimbledonnya akan sama dengan kisah petenis hebat sebelumnya.