Cadangan Lahan Raksasa, Potensi Pengembangan Proyek Lippo Karawaci Sentuh Rp 155 Triliun

Pada 2023, Lippo Karawaci telah menetapkan target pra penjualan sebesar Rp 4,9 triliun, naik dari realisasi pra penjualan Rp 4,76 triliun pada 2022.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jul 2023, 12:06 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2023, 12:06 WIB
20170206-Area hunian alternatif bagi para ekspatriat
Grup CEO Lippo Karawaci John Riady mengungkapkan, rencana pengembangan jangka panjang tersebut didukung oleh cadangan lahan yang luas.

Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memiliki potensi pengembangan proyek properti hingga Rp 155 triliun dari cadangan lahan yang besar dan tersebar di sejumlah kota di Indonesia. Hal itu tentu saja merefleksikan bahwa Lippo Karawaci masih memiliki lahan untuk pengembangan dalam 25 tahun ke depan.

Grup CEO Lippo Karawaci John Riady mengungkapkan, rencana pengembangan jangka panjang tersebut didukung oleh cadangan lahan yang luas. Cadangan lahan tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jakarta dan sekitarnya, Makassar, Manado serta beberapa daerah lainnya.

Pada 2023, Lippo Karawaci telah menetapkan target pra penjualan sebesar Rp 4,9 triliun, naik dari realisasi pra penjualan Rp 4,76 triliun pada 2022. Dalam rangka mencapai target pra penjualan tersebut, Lippo Karawaci telah mengambil langkah strategis untuk memaksimalkan potensi cadangan lahan yang dimiliki.  

Target pra penjualan sebagian besar akan didorong oleh produk residensial baru, termasuk proyek rumah tapak sampai dengan unit apartemen bertingkat rendah dan menengah, di kawasan Lippo Village dan Lippo Cikarang. Lippo Karawaci juga berkomitmen terus mengenalkan produk baru dengan harga yang beragam untuk menarik segmen pembeli baru serta memenuhi pangsa pasar yang lebih besar.

"Kami juga terus mengamati faktor risiko makro dengan hati-hati yang dapat mempengaruhi penjualan pemasaran ke depan. Kami bangga dengan pencapaian kami di tahun 2022. Namun, perlu mengelola hambatan makro yang semakin menantang pada tahun 2023, termasuk tekanan inflasi dan meningkatnya lingkungan suku bunga, yang dapat menyebabkan melemahnya permintaan," tegas John dalam keterangan tertulis, Kamis (20/7/2023). 


Lippo Karawaci Cetak Pendapatan Rp 3,8 Triliun di Kuartal I 2023

Lippo Karawaci meluncurkan apartemen dengan ruang 2 lantai (mezanin) bertajuk URBN X di kawasan strategis di Lippo Village, Tangerang. (Dok LPKR)
Lippo Karawaci meluncurkan apartemen dengan ruang 2 lantai (mezanin) bertajuk URBN X di kawasan strategis di Lippo Village, Tangerang. (Dok LPKR)

Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil mencatat pendapatan sebesar Rp 3,8 triliun pada kuartal I 2023. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 14 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan Laba kotor yang dicetak oleh Lippo Karawaci juga meningkat 15 persen jika dibanding tahun lalu menjadi Rp 1,6 triliun.

Untuk EBITDA Lippo Karawaci juga meningkat 30 persen dibanding periode tahun lalu menjadi Rp 878 miliar pada kuartal I 2023.

Selain itu, Lippo Karawaci juga melaporkan NPAT pada Kuartal I 2023 sebesar Rp 1,1 triliun, dengan Underlying NPAT meningkat 54 persen YoY didorong oleh fundamental bisnis yang membaik, suku bunga yang lebih rendah, dan pengelolaan hutang yang lebih baik.

Pada Kuartal I 2023, pra penjualan Lippo Karawaci mencapai Rp 1,2 triliun atau 24,7 persen dari target tahun 2023 yang sebesar Rp 4,9 triliun, didukung oleh penjualan yang konsisten dari produk rumah tapak.

"Pra penjualan Kuartal I 2023 terdiri dari Rp 873 miliar dari Lippo Karawaci dan Rp 337 miliar dari Lippo Cikarang," jelas Group CEO LPKR John Riady dalam keterangan tertulis, Selasa(2/5/2023).

 


Kesehatan dan Gaya Hidup

Di segmen layanan kesehatan perusahaan yang dikelola oleh anak usaha Lippo Karawaci, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (Siloam), berhasil mencapai hasil keuangan kuartal pertama tertinggi pada Kuartal I 2023 dengan peningkatan pendapatan sebesar 19 persen YoY menjadi Rp 2,6 triliun.

Laba kotor meningkat 29 persen YoY menjadi Rp 1,1 triliun, dan EBITDA meningkat signifikan sebesar 47 persen YoY menjadi Rp 673 miliar, didorong oleh kinerja operasional Siloam yang kuat.

Adapun pada segmen gaya hidup, yang terdiri dari bisnis mal dan hotel, terus menunjukkan pemulihan yang kuat dengan meningkatnya pendapatan sebesar 19 persen YoY menjadi Rp 296 miliar. Laba kotor juga meningkat sebesar 11 persen YoY menjadi Rp 197 miliar.

“Kami sangat senang melihat LPKR dan semua unit bisnis terus bekerja dengan sangat optimal. Kami akan terus menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan kami.” pungkas John Riady.  

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya