Prabowo Bicara Pangan dan Kedaulatan, Apa Isinya?

Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Dewan Pembina DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto menekankan bahwa pangan harus tersedia bagi seluruh penduduk Indonesia demi mencapai kedaulatan pangan.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Jul 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2023, 12:30 WIB
Presiden Jokowi, Menhan Prabowo Subianto, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam kunjungan kerja di Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Dewan Pembina DPN Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto menekankan bahwa pangan harus tersedia bagi seluruh penduduk Indonesia demi mencapai kedaulatan pangan.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo dalam sambutannya di acara Tanifest dalam rangka memperingati HUT HKTI yang ke-50 Tahun.

"Daulat pangan daulat petani merupakan cerminan dari pentingnya kedaulatan pangan dan pengakuan dari peran petani dalam mencapainya. Maka, dalam momen perayaan HUT HKTI yang ke-50 tahun ini diharapkan HKTI mampu mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan melalui sinergitas antar pihak sehingga dapat mendukung keberlangsungan hidup petani dan memastikan kedaulatan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia," ucap Prabowo dikutip Sabtu (22/7/2023)..

Ketua Umum DPN HKTI Fadli Zon menyampaikan bahwa dalam pemenuhan kebutuhan pangan yang perlu diperhatikan adalah pangan yang aman, bermutu, dan bergizi sehingga kita dapat menerapkan kedaulatan pangan.

“FAO telah memperingati bahwa keadaan pangan dunia bisa terus memburuk karena kelangkaan pupuk, fenomena el nino, dan kebijakan ekspor pangan negara-negara besar. Untuk itu, Indonesia harus bisa menyediakan pangan yang aman, bermutu, dan bergizi untuk seluruh penduduk Indonesia dari hasil keringat petani sendiri agar tercipta daulat pangan dan daulat petani” tutur Fadli Zon.

Sadar Subagyo selaku Sekretaris Jenderal DPN HKTI menyampaikan bahwa pada saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian.

“Dibutuhkan sumberdaya manusia yang kompeten untuk dapat menyelesaikan permasalahan pertanian Indonesia, sebab sebagian besar petani didominasi oleh usai tua oleh sebab itu HKTI melaksanakan tanifest yang mayoritas stand dan pengisi acara adalah generasi muda yang bertujuan untuk mengajak pemuda lainya agar mau terjun kedalam dunia pertanian “ucap Sadar

Kemeriahan Tanifest kali ini ditutup dengan konser musik rakyat yang dihadiri oleh pemuda dari berbagai daerah. Dengan terselenggaranya Tanifest, diharapkan sektor pertanian mampu menyentuh ke semua kalangan sehingga mampu meningkatkan minat generasi muda untuk terjun ke dalam dunia pertanian.

 

Tanifest

Tanifest dalam rangka memperingati HUT HKTI yang ke-50 Tahun.
Tanifest dalam rangka memperingati HUT HKTI yang ke-50 Tahun.

“Acara Tanifest ini dilaksanakan untuk menyentuh semua kalangan utamanya generasi muda sehingga pada acara pagi hari ada bazar pangan dengan harga terjangkau yang dihadiri oleh banyak ibu-ibu, sore hari ada diskusi pertanian yang dihadiri oleh banyak petani, dan pada malam hari dilaksanakan konser musik yang dihadiri banyak pemuda serta ada pameran teknologi pertanian dari pagi hingga malam sehingga semua pengunjung Tanifest dapat melihat teknologi pertanian terbaru” tutup Suroyo selaku Ketua Pelaksana HUT HKTI ke 50.

Kegiatan Tanifest ini diselenggarakan sebagai persembahan 50 tahun HKTI untuk Indonesia yang dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah.

Dalam menyambut HUT Emas, beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan HKTI yaitu Penanaman pohon bambu serentak di seluruh Indonesia, Pembagian ikan gratis, Pemberian beasiswa dan sembako, Lomba pekarangan lestari nasional, Pelatihan pertanian ke sekolah dan pesantren serta Temu petani, pemuda, dan mahasiswa agribisnis nasional.

 

 

Hadang Dampak El Nino, 6 Provinsi Jadi Benteng Pasokan Pangan Indonesia

Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak El Nino akan terjadi di bulan Agustus-September 2023.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya pemetaan wilayah di masing-masing provinsi untuk mengantisipasi dampak El Nino tersebut.

“Semua daerah harus memetakan mana daerah yang merah, kuning dan hijau, untuk daerah yang hijau yang airnya masih lebih dari cukup, harus kita dukung maksimal di situ, untuk daerah kuning, yang airnya cukup, akan kita intervensi melalui irigasi, mekanisasi, varietas unggul, untuk daerah merah, pemerintah daerah dapat mendorong daerah ini menjadi lumbung - lumbung pangan” kata Mentan melansir Antara, Jumat (21/7/2023).

Ancaman El Nino berintensitas lemah hingga moderat sehingga dikhawatirkan akan berdampak kepada ketersediaan air atau kekeringan dan produktivitas pangan.

Untuk mengantisipasi ini, Mentan SYL mengaku telah mempersiapkan 6 provinsi yang akan menjadi penyangga utama pasokan pangan nasional.

“Keenam provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Saya minta Jawa Barat maksimal mendukung dan bersama-sama bekerja dalam menjabarkan perintah Bapak Presiden dalam menghadapi El Nino,” ungkapnya.

Dia menegaskan bahwa mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat harus terlibat maksimal dalam mengantisipasi El Nino.

 

Berbagai Agenda

Ilustrasi Liputan Khusus El Nino
Ilustrasi Liputan Khusus El Nino

Semua pihak harus berkomitmen untuk memastikan berbagai agenda dan program berjalan efektif di lapangan.

“Memang tidak boleh PD (Percaya Diri) berlebihan, tapi saya optimistis kita bisa menjaga pangan lebih dari 280 juta jiwa masyarakat Indonesia secara baik, kita bisa bersama-sama melewati ini,” ucapnya.

Adapun terkait dengan berbagai strategi Kementan dalam menghadapi El Nino, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan sebagai upaya antisipasi kekeringan yang panjang, Gerakan percepatan tanam (Gertam) di Jawa Barat akan dilaksanakan di setiap kabupaten masing masing minimal 1.000 hektar.

"Jawa Barat sebagai sentra produksi diharapkan mampu menyangga produksi dan berkontribusi secara nasional" jelasnya saat mendampingi Mentan SYL. 

Infografis Pemicu Harga Pangan Melonjak
Infografis Pemicu Harga Pangan Melonjak (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya