Rayakan HUT ke-57, Kemenko Perekonomian Dorong Bonus Demografi untuk Indonesia Lebih Maju dan Sejahtera

Dalam kiprahnya, Kemenko Perekonomian senantiasa terlibat secara penuh dalam menjaga ketangguhan perekonomian nasional dan terlibat aktif dalam berbagai event nasional.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 26 Jul 2023, 06:08 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2023, 06:08 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kembali memamerkan kesuksesan program kartu prakerja pada ajang Plenary Session of the CONFINTEA VII "Preparing Adults for the Future of Work."
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) genap berusia ke-57 tahun pada 25 Juli 2023. Dalam kiprahnya, Kemenko Perekonomian senantiasa terlibat secara penuh dalam menjaga ketangguhan perekonomian nasional dan wujudkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Untuk diketahui, pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengalami tiga fase perekonomian. Mulai dari penataan ekonomi pasca kemerdekaan, penguatan ekonomi melalui langkah nasionalisasi, hingga timbulnya krisis akibat ekonomi terpusat dan biaya politik yang besar. Pada masa ini, kegiatan produksi perdagangan, dan kondisi ekonomi Indonesia masih belum stabil akibat situasi konflik pada awal kemerdekaan.

Pada era-era berikutnya, berbagai terobosan dalam kebijakan ekonomi terus ditempuh oleh  Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan perekonomian nasional agar mampu  menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya saing.

Program stabilitas nasional yang dinamis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, desentralisasi fiskal, pengentasan kemiskinan, pembangunan pedesaan, reformasi ekonomi, restrukturisasi keuangan, memantapkan stabilitas ekonomi makro, serta pembangunan infrastruktur dan berbagai kebijakan lainnya terus dilakukan oleh Pemerintah.

 

Nomenklatur Kemenko Perekonomian Mulai Tahun 2000

ertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Secretary General of OECD Mathias Cormann yang dilakukan secara virtual pada Selasa (11/07).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sejak awal terbentuk pada tanggal 25 Juli 1966 silam, Kemenko Perekonomian telah menjadi bagian utuh dalam mengawal perekonomian Indonesia. Setelah dijabat pertama kali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 57 tahun silam, Kemenko Perekonomian sejak Oktober 2019 dipimpin oleh Airlangga Hartarto dalam Kabinet Indonesia Maju. Nomenklatur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sendiri baru dimulai pada tahun 2000.

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto dalam masa kepemimpinan Menko Airlangga sejak 2019 hingga saat ini, perekonomian nasional dihadapkan kepada berbagai macam tantangan.

"Tidak hanya terkait dengan meningkatkan kemampuan perekonomian domestik, namun juga upaya menjawab tantangan global,” ujar Haryo Limanseto.

Menjaga Resiliensi Perekonomian Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menerima penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Sejak ditetapkan sebagai bencana nasional pada April 2020, unprecedented global crisis pandemi Covid-19 menjadikan Indonesia harus mengerahkan segenap kemampuan untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional serta kehidupan dan penghidupan seluruh rakyat. Ketahanan ekonomi nasional menjadi bagian esensial untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan berdaya saing serta menjadi prasyarat dalam merespons berbagai tantangan global dan domestik.

“Kemenko Perekonomian di bawah kepemimpinan Menko Airlangga terus melakukan berbagai upaya extraordinary untuk mendukung berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo guna menjaga resiliensi perekonomian nasional,” ujar Haryo Limanseto.

Meskipun berbagai indikator perekonomian nasional telah menunjukan tren pemulihan yang cukup atraktif, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan multidimensi yang memiliki kompleksitas lebih tinggi yakni The Perfect Storm atau 5C yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living. Krisis dan ketidakpastian global tersebut  berdampak pada disrupsi rantai pasok global serta menyebabkan krisis pangan, energi, dan keuangan.

Menginjak tahun 2023 dan dengan berakhirnya pandemi menjadi endemi, fundamental ekonomi Indonesia masih berada di posisi yang kuat dan menjadi modal baik untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang diprediksi melambat di tahun 2023.

Kemenko Perekonomian selalu berupaya untuk memberikan kinerja terbaik bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Di samping terlibat penuh dalam menjaga ketangguhan perekonomian, Kemenko Perekonomian turut aktif terlibat dalam berbagai event. Seperti perhelatan Presidensi G20 tahun 2022, Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023 serta dalam Champions Group of the Global Crisis Response Group (GCRG) yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Menyambut momentum HUT Kemenko Perekonomian ke-57, Haryo Limanseto mengajak seluruh pihak untuk membulatkan tekad memberikan karya terbaik dalam membangun perekonomian nasional.

"Dengan bonus demografi yang tengah dimiliki Indonesia serta keharusan Indonesia segera keluar dari middle income trap, mari kita bulatkan tekad dan semangat untuk selalu memberikan karya terbaik dalam membangun perekonomian nasional, menuju Indonesia maju dan sejahtera. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi dan memberikan dukungan luar biasa kepada Kemenko Perekonomian untuk membangun perekonomian Indonesia yang lebih tangguh,” pungkas Haryo Limanseto.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya