Liputan6.com, Jakarta- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi II Cigombong-Cibadak. Usai peresmian tol tersebut, Jokowi juga menyempatkan diri untuk blusukan ke Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Saat berada di pasar Parungkuda, Menteri Basuki yang juga akrab dipanggil Pak Bas ini sempat membeli keong sawah atau tutut.Â
Baca Juga
"Katanya di situ ada untuk pertumbuhan rambut," kata Basuki Basuki Hadimuljono sambil menunjukkan tutut yang berada dalam styrofoam dan dibungkus dalam plastik bening, dikutip dari Antara, Jumat (4/8/2023).Â
Advertisement
"Buat kekuatan tulang," sambung Menteri BUMN Erick Thohir yang juga ada di lokasi tersebut.
Pembicaraan itu terjadi sambil menunggu Presiden Jokowi meninjau harga bahan pokok di Pasar Parungkuda.
"Keong, tutut, bahasa Sundanya tutut," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Tak lama, Presiden Jokowi pun datang menemui ketiganya.
"Ada tutut, Pak," kata Erick kepada Presiden Jokowi.
"Untuk pertumbuhan rambut," tambah Basuki ke Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi pun menunjuk dadanya dengan jari sebagai gestur ingin meminta tutut yang dibeli Basuki.
"Buat tulang kuat, Pak," sebut Erick Thohir.
Pembicaraan singkat tersebut pun diakhiri dengan tawa bersama keempatnya.
Â
Jokowi Senang Usai Blusukan di Pasar Parungkuda Sukabumi, Kenapa?
Presiden Joko Widodo atau Jokowi blusukan ke Pasar Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, usai meresmikan jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi) Seksi II atau ruas Cigombong-Cibadak. Dalam blusukan ke pasar Parungkuda ini, Jokowi puas dengan penurunan harga sejumlah bahan pangan.
"Ya, tadi saya senang untuk harga daging ayam sudah turun di angka Rp 35.000 yang sebelumnya Rp 40.000 sekarang menjadi Rp 35.000 kemudian bawang merah turun juga sekarang Rp 24.000, saya cek di tiga kios sama Rp 24.000 bawang merah turun juga yang sedikit naik bawang putih," kata Jokowi dikutip dari Antara, Jumat (4/8/2023).
Saat Presiden datang ke pasar tersebut, ikut pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan pejabat terkait lainnya.
"Iya kita lihat inflasi secara nasional kan dari 3,5 persen menjadi 3 persen. Inflasi itu, kalau di lapangan turun, jadi benar, dan juga ekonomi masih tumbuh," ungkap Presiden.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (1/8/2023) mengumumkan inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,24 persen, meningkat dari sebelumnya yang sebesar 111,80.
Capaian inflasi tahunan Juli 2023 memperlihatkan bahwa inflasi tahunan konsisten mengalami penurunan sejak Maret 2023, secara berurutan yaitu sebesar 4,97 persen, 4,33 persen, 4,00 persen, 3,52 persen, dan 3,08 persen.
Advertisement
Penyumbang Inflasi Terbesar
Penyumbang inflasi tahunan terbesar pada Juli 2023 adalah kelompok transportasi yang mencatatkan inflasi sebesar 9,58 persen (yoy), dan memberikan andil sebesar 1,17 persen terhadap inflasi umum.
Penyumbang inflasi terbesar berikutnya yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 1,90 persen (yoy) dengan kontribusi 0,51 persen.
Kelompok berikutnya adalah perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 2,03 persen (yoy) dan memberikan andil 0,39 persen.
Berdasarkan komoditas, penyumbang terbesar inflasi tahunan pada Juli 2023, di antaranya bensin yang memberikan andil sebesar 0,83 persen, beras 0,38 persen, rokok kretek filter 0,21 persen, kontrak rumah 0,13 persen, dan angkutan dalam kota 0,09 persen.
Inflasi 46 Kota di Atas Nasional
Sementara itu, apabila ditinjau dari 90 kota IHK di Indonesia, secara umum seluruh kota mengalami inflasi tahunan pada Juli 2023, dengan terdapat 46 kota yang mencatatkan inflasi lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional.
Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Merauke, Provinsi Papua yang tercatat sebesar 5,21 persen (yoy), diikuti oleh Kota Luwuk, Sulawesi Tengah yang tercatat sebesar 4,77 persen (yoy), lalu, Kota Wangapu, Nusa Tenggara Timur yang mengalami inflasi sebesar 4,56 persen (yoy)
Sementara itu, kota dengan inflasi terendah adalah Kota Gunungsitoli, yakni sebesar 0,50 persen (yoy).
 Â
Advertisement