Liputan6.com, Jakarta - Jaringan bioskop terbesar di Indonesia, yakni PT Nusantara Sejahtera Raya atau Cinema XXI, berhasil terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Rabu 2 Agustus 2023 dengan sahamnya ditutup 17 persen lebih tinggi pada Rp 316 (USD 0,02).
Melansir Forbes, Jumat (4/8/2023) IPO mendorong raja bioskop XX1 Benny Suherman, ke dalam jajaran miliarder dengan perkiraan kekayaan bersih sekitar USD 1,1 miliar atau setara Rp 16,6 triliun.
Baca Juga
10 persen saham XX1 yang ditawarkan menghasilkan Rp 2,2 triliun (USD 145 juta), menjadikan total nilai Cinema XXI sebesar Rp 22,5 triliun (USD 1,5 miliar).
Advertisement
Benny Suherman, salah satu pendiri dan pemegang saham utama XX1, mengantongi hingga 54 persen saham melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada, sebagian menguangkan IPO dengan menjual sebagian saham ke GIC, dana kekayaan negara Singapura, sesuai kesepakatan sebelumnya. (Mitra bisnisnya, Harris Lasmana, melakukan hal yang sama dan memegang 13,5 persen).
Pada bulan April, Suherman mengundurkan diri sebagai ketua, menyerahkan posisi kepada putranya Suryo. (Putranya yang lain, Arif, memiliki kursi dewan dan menantunya Hans Gunadi adalah direktur utama.)
Dianggap sebagai perintis bisnis distribusi film di Indonesia, Suherman ikut mendirikan Nusantara Sejahtera Raya, yang saat itu bernama Subentra Nusantara, bersama Lasmana dan mendiang sepupu Presiden Suharto, Sudwikatmono, pada tahun 1988.
Sudwikatmono kemudian menjual sahamnya kepada Suherman dan Lasmana pada akhir 1990-an setelah krisis keuangan Asia dan lengsernya mantan Presoden Soeharto.
Menyusul keputusan pemerintah pada tahun 2016 untuk membuka sektor hiburan pada investor asing, GIC setuju untuk berinvestasi di Cinema XXI.
Kemitraan strategis, seperti yang disebut pada saat itu, memberi GIC opsi panggilan untuk membeli 22,5 persen saham di rantai teater saat go public. Selama IPO, GIC menggunakan opsi itu dengan harga IPO, memperoleh saham yang disepakati sebesar USD 334 juta.
Sekilas Tentang Cinema XII
Cinema XII, yang memiliki hampir 60 persen bioskop di Indonesia, telah mengalokasikan hampir dua pertiga dana IPO untuk memperluas jaringan bioskopnya.
Raksasa teater ini memiliki 225 bioskop dengan 1.216 layar, lebih dari empat pesaingnya, dan berencana menginvestasikan USD 40 juta untuk menambah 80 layar lagi tahun ini.
Pesaingnya termasuk jaringan Cinemaxx, yang didirikan oleh Brian Riady, cucu miliarder Mochtar Riady. Pada tahun 2019, Cinemaxx berganti nama menjadi Cinépolis Indonesia setelah jaringan bioskop Meksiko Cinépolis mengakuisisi 40 persen saham senilai USD 110 juta.
Pandemi sempat berdampak pada bisnis Cinema XXI ketika bioskop ditutup selama lockdown dan membuat kerugian bersih sebesar 351 miliar rupiah pada tahun 2021.
Sementara pendapatan pada tahun 2022 melonjak menjadi Rp. 4,4 triliun dari 1,2 triliun rupiah pada tahun sebelumnya. Tetapi angka itu masih di bawah pendapatan tahunan tertinggi perusahaan sebesar Rp. 6,89 triliun pada tahun 2019.
Advertisement
Laris Manis, IPO Cinema XXI Oversubscribed hingga 25,7 Kali
Diwartakan sebelumnya, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed selama masa penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, saham IPO Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription hingga 25,7 kali.
"Minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling tranche sangat tinggi. Itu sebabnya terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription terhadap saham Cinema XXI hingga 25,7 kali. Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5 persen menjadi 12,5 persen dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” kata Oki Ramadhana dalam keterangan resminya, Rabu (2/8/2023).
Operator jaringan bioskop Cinema XXI, Nusantara Sejahtera Raya resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CNMA pada Rabu, 2 Agustus 2023.
Cinema XXI menerbitkan 8.335.000.000 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan harga penawaran sebesar Rp 270 untuk setiap lembar saham. Dari keseluruhan proses IPO, Cinema XXI mengumpulkan total dana sebesar Rp2,25 triliun.
Sekitar 65 persen dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia. Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10 persen per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15 persen dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisanya, sekitar 20 persen akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.