Baru Dibentuk Jokowi, Seberapa Penting Peran Badan Karantina Indonesia?

Presiden Jokowi memperkuat Karantina Indonesia dengan membentuk Badan Karantina Indonesia melalui Perpres Nomor 45 Tahun 2023.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2023, 14:30 WIB
Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban
Dokter dari Tim Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok mengambil sampel darah pada sapi saat pemeriksaan kesehatan di salah satu lapak hewan kurban di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Pertanian Jaka Widada mengapresiasi langkah Presiden Jokowi memperkuat Karantina Indonesia dengan membentuk Badan Karantina Indonesia melalui Perpres Nomor 45 Tahun 2023.

Karantina ini sejatinya telah ada dan telah berjalan dengan baik untuk menjaga marwah sumberdaya hayati Indonesia sejak jaman Belanda sampai saat ini.

"Karantina harus tetap berjalan, tidak boleh berhenti  karena sebagai layanan publik meskipun ada perubahan organisasi dan itu hal yang biasa untuk perbaikan dan penguatan menjadi lebih baik," kata Jaka dikutip Kamis (10/8/2023). 

Perpres ini sebenarnya hanya menggabungkan lembaga karantina yang sudah ada yaitu Badan Karantina  Pertanian dan sebagian Badan Karantina Ikan (BKIPM) yang sebelumnya masing-masing di bawah Kementan dan KKP, sekarang ini ditambah  dengan tugas-tugas baru yang lebih luas seperti pengawasan keamanan pangan, SDG, Satwa/tumbuhan langka di tempat pemasukan/pengeluaran.

"Dengan integrasi menjadi Badan Karantina Indonesia ini langsung dibawah presiden, saya berkeyakinan, karantina ke depan menjadi lebih baik memberikan layanan ke publik, lebih efisien, lebih kuat, lebih independent dan diperhitungkan negara lain," tambah Jaka.

Kebijakan Jokowi sangat tepat, peran karantina sangat strategis  banyak negara telah melakukan penguatan-penguatan karantina sebagai lembaga teknis di wilayah border  seperti di USA dengan Custom Border Protection (CBP), Tiongkok dengan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC), sehingga sangat diperhitungkan oleh negara-negara lainnya.

Peran Strategis

Peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya bahkan sebagai economic tool dalam perdagangan dunia untuk negara. Perang kita tidak lagi perang fisik tetapi yang lebih berbahaya perang ekonomi melalui hama penyakit termasuk bioterorisme di bidang hewan, ikan, tumbuhan dan kehutanan,” ujar dia. 

Barantin adalah garda terdepan pertahanan negara dari serangan neo terorisme. “Negara tidak boleh main-main dengan kepala badan ini.  Ini pertahanan negara, begitu lemah sedikit saja, hancur pertahanan dan perekonomian negara," ungkapnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Merebak Penyakit

Ilustrasi - Sawah di musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Sawah di musim kemarau. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Satu contoh negara Brazilia produsen karet dunia, dengan merebaknya penyakit hawar daun Amerika Selatan (SALB) Mycrocyclus ulei menyebabkan hancurnya perkebunan karet di semua sentra karet Brazilia. Semua upaya pengendalian yang sejauh ini dilakukan sejak 1910 telah berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan.

Selain itu juga terdapat contoh yaitu keong emas Pomacea canaliculata yang awalnya sebagai hiasan dalam aquarium dari luar negeri kemudian secara invasif menyebar di area persawahan dan aliran rawa sehingga berperan sebagai hama yang sangat merusak pada tanaman padi muda di Indonesia. 

Ia juga mencontohkan problem-problem lain yang luput di perkarantinaan dan harus ditingkatkan kewaspadaannya. Soal kekayaan alam kita, misalnya. Ia mengatakan banyak orang luar mencuri kekayaan kita dengan cara sederhana seperti mencuri plasma nutfah kita misalnya menggunakan sepatu sebagai media pembawa penyebaran biji tanaman.

“Kalau bawa tanah langsung enggak boleh.  Karantina juga harus ketat dan kuat melindungi sumberdaya hayati kita,” jadi pemahaman teknis pejabat karantina sangat penting," ujar Jaka. 

Karenanya Jaka menilai idealnya Barantan dipimpin oleh seorang professional yang berintegritas memahami pengetahuan teknis karantina.

“Karantina ini kan tentara virtual. “Karantina itu posisinya sangat penting karena pintu masuk ancaman. Jadi harus orang yang paham di situ,” kata Jaka.

 


Kemampuan Manajerial

Pemeriksaan Kesehatan Hewan Kurban
Jelang Idul Adha, Tim Karantina dari Kementerian Pertanian mulai melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Tak cukup professional dan integritas, Jaka mengatakan seorang Kepala Barantan mesti memiliki kemampuan manajerial yang mumpuni.

“Kalau hanya pengetahuan dan integritas saja sementara tidak  bisa mengelola atau sebaliknya punya pengetahuan dan kemampuan manajerial saja tapi tidak punya integritas akan mudah diganggu dan berpotensi tidak akan mengedepankan kepentingan negara," ungkapnya.

Sumber daya manusia di Barantin ke depan selain memiliki integritas,  memahami atau sadar diri bahwa mereka bekerja untuk negara dan masyarakat dalam menjaga keutuhan negara.

“Mereka ini duta negara yang harus menyelematkan Indonesia agar aman dari ancaman entah itu hama penyakit hewan, ikan, tumbuhan dan kehutanan atau kaitannya dengan pencurian sumber daya hayati dan sebagainya,” kata Jaka. 

“Sekali lagi saya selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada mengucapkan selamat dengan Lembaga Badan Karantina Indonesia, semoga dengan tugas mulia ini mampu untuk mengamankan seluruh aset kekayaan flora dan fauna sebagai negara dengan megabiodiversity Indonesia agar tidak terancam dari negara luar baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam perdagangan global, memanfaatkan dan optimalkan sumberdaya alam pertanian, ikan dan kehutanan untuk mewujudkan ketahanan pangan demi kesejahteraan rakyat Indonesia," tutup dia.

infografis hari tani nasional
jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya