Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut target lifting minyak di 2024 mendatang merupakan target realistis. Dalam RAPBN 2024, lifting minyak dipatok 625.000 barel minyak per hari (bopd).
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, patokan itu mengaca pada realisasi lifting minyak per tahunnya. Menurutnya, ada gap yang cukup lebar antara target dan realisasinya.
Baca Juga
"Dari cara berfikir begitu, kita mencoba bagaimana kalau misalnya dari sisi targetnya relatively lebih realistis angkanya itu betul-betul buttom up di sesuaikan dengan usulan dari KKKS yang melalui technical work program and budget dan sebagainya," kata dia di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Advertisement
Dia mengarkaan, mengaca pada outlook yang dibuat, tahun ini lapangan minyak di Indonesia mampu menghasilkan sekitar 620-621 ribu BOPD. Maka, dengan target 625 ribu BOPD menjadi target yang sama-sama lebih tinggi dari prediksi produksi minyak tahun ini.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, 2022 pencapaian kita kan lifting kita di 612 (ribu BOPD) jadi tetap meningkat. Kalau misalnya outlook bisa dicapai, 31 Desember nanti itu adalah di 621 kemudian tahun depan kita menargetkan di 625 dan insyaallah tercapai itu akan memberikan motivasi yang luar biasa," bebernya.
Melalui patokan target ini juga menurut Nanang bisa menggenjot motivasi dari perusahaan penggarap proyek di lapangan. Harapannya, bisa juga mendorong produksi minyak menjadi lebih dari target yang ditetapkan.
"Jadi mindset kita adalah mendingan target 625 (ribu BOPD) tapi nanti realisasinya bisa 639 (ribu BOPD) atau 650 (ribu BOPD) itu akan lebih worth it. Dibandingkan kita hanya terus di berikan target yang luar biasa," papar dia.
Â
Tak Ada Proyek Jumbo
Di sisi lain, Nanang mengungkap bidikan lifting minyak tadi juga melihat belum adanya proyek-proyek besar yang akan on stream di 2024. Sehingga tak bisa signifikan menghasilkan lifting minyak yang tinggi.
"Kita hitung berapa sih kemampuan setelah kita betul-betul keras, upaya apalagi yang kita lakukan ternyata memang untuk tahun 2024 ini karena tidak ada projek yang baru yang signifikan," kata dia.
Dia mencontohkan, Lapangan Hidayah misalnya yang rencananya bisa berkontribusi 20-22 ribu BOPD. Hanya saja, prediksi on stremnya baru di akhir 2024 atau awal 2025.
"Sehingga kita tetap harus realistis, kalau 2024 belum ada lagi projek yang seperti banyu Urip atau mendekati Hidayah dan sebagainya. Maka yang terjadi adalah kita memang sedang survive," urainya.
Â
Advertisement
Target Lifting Minyak 2024
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramal harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) berada pada USD 80 per barel.
"Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 625 ribu barel per hari dan 1,03 juta barel setara minyak per hari," imbuhnya.
Jokowi membacakan Nota Keuangan Pengantar RAPBN 2024 dalam Sidang Tahunan MPR dan DPR. Salah satu poin yang disoroti yakni terkait kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Jokowi mengatakan, pemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang. Begitu juga suku bunga SBN 10 tahun yang diprediksi berada di level 6,7 persen.
"Rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar Rp15.000 per Dolar AS. Sementara, rata-rata suku bunga Surat Berharga Negara 10 tahun diprediksi pada level 6,7 persen," ujar Jokowi saat membacakan Nota Keuangan Pengantar RAPBN 2024, Rabu (16/8/2023).
Â
Jaga Pertumbuhan
RI 1 juga target menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas 5 persen pada 2024 mendatang. Jokowi berjanji akan menjaga keekonomian negara saat menghadapi tahun politik.
"Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen. Stabilitas ekonomi makro akan terus dijaga. Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus kita wujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek," ungkapnya.
Selanjutnya, inflasi akan tetap dijaga pada kisaran 2,8 persen. Menurut dia, peran APBN akan tetap dioptimalkan untuk memitigasi tekanan inflasi, baik akibat perubahan iklim maupun gejolak eksternal.
"Koordinasi yang kuat antara anggota forum Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah akan terus dijaga," pinta Jokowi.
Advertisement