Wamenlu: Negara Indo-Pacific Tak Boleh Dikucilkan, Harus Kerja Sama

Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury, mengatakan ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023 ini bertujuan mewujudkan perdamaian kawasan Indo-Pacific yang inklusif

oleh Tira Santia diperbarui 06 Sep 2023, 10:30 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2023, 10:30 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury, dalam konferensi pers The ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di JCC
Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury, dalam konferensi pers The ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di JCC (dok: Tira)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury, mengatakan ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023 ini bertujuan mewujudkan perdamaian kawasan Indo-Pacific yang inklusif. Artinya, tidak ada negara di kawasan tersebut yang dikucilkan.

Pahala menyebut, ASEAN Indo-Pacific Forum merupakan implementasi dari ASEAN outlook on Indo-Pasific, bahwa ASEAN tentunya merupakan daripada kawasan Indo-Pacific.

Menurutnya, melalui AIPF ini utamanya adalah mengubah rivalitas yang ada di Indo-Pasifik menjadi sebuah kerjasama, khususnya dalam kerjasama di bidang ekonomi sekaligus menghasilkan 'Habit of coperation' dalam sebuah formula yang saling menguntungkan dan juga inklusif.

"Inklusif artinya kita tidak ingin ada yang dikucilkan dari negara-negara yang berasal yang berada di kawasan indo-pasifik, tetapi betul-betul melibatkan negara-negara secara keseluruhan yang berada di kawasan Indo-Pasifik," kata Pahama dalam konferensi pers The ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) di JCC, Rabu (6/9/2023).

Pondasi Kuat

Selain itu, diharapkan dalam AIPF diharapkan bisa meletakkan pondasi yang lebih kuat, agar ASEAN bisa melakukan pembangunan ekonomi di masa datang.

 

Pegang Peran Penting Dunia

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Wamenlu menegaskan, bahwa Indo Pasifik merupakan kawasan yang sangat luas, dan sekitar 64 persen dari pertumbuhan ekonomi dunia ini dikontribusikan oleh kawasan Indo-Pasifik.

"Jadi betul-betul merupakan kawasan yang strategis, dan sesuai dengan tema kita di tahun ini adalah bagaimana kita bisa membangun sentralitas dari ASEAN pada saat kita bicara mengenai kawasan Indo-Pasifik tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, kata Pahala, ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023 bukan hanya forum diskusi saja, melainkan Pemerintah Indonesia juga berupaya untuk bisa menunjukkan projek-projek yang saat ini sudah diidentifikasi, baik itu yang sudah dijalankan ataupun yang masih akan potensial untuk bisa dikembangkan ke depannya.

"Melalui adanya showcase tadi, kita berharap untuk bisa menampilkan sebuah wajah di mana Asean dan Indo-Pacific memang berkolaborasi dan juga membangun bersama melalui forum diskusi yang kita laksanakan pada hari ini," pungkasnya.

Ekonom: KTT ASEAN Jadi momentum Indonesia Perkuat Ekonomi

Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dalam membuka KTT ASEAN 2023 menginginkan negara ASEAN lebih gesit untuk bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia
Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi dalam membuka KTT ASEAN 2023 menginginkan negara ASEAN lebih gesit untuk bisa menjadi motor pertumbuhan ekonomi dunia (dok: Arief)

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN digelar di Jakarta pada 5-7 September 2023. Dalam KTT ini akan ada kesepakatan regional dan juga dengan beberapa lembaga internasional.

Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita, menilai agenda tersebut merupakan Keketuaan Indonesia yang sifatnya sangat strategis.

Menurutnya, momentum Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN 2023 kali ini harus dimanfaatkan dengan baik dan menjadikan ajang untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia dalam hal regional saja mampu memimpin.

"Secara geopolitik, momen ini harus mampu digunakan sebagai ajang untuk menunjukan kepada dunia soal kepemimpinan regional Indonesia," kata Ronny kepada Liputan6.com, Selasa (5/9/2023).

Lebih lanjut, Ronny mengatakan, dunia boleh saja terpecah antara Barat dan kekuatan baru yang anti barat, anggota-anggota BRICS plus boleh saja bereforia soal dunia multipolar dan dedolarisasi, tapi ASEAN adalah domain Indonesia.

"Apapun yang terkait dengan ASEAN, maka Indonesia harus dilibatkan dan harus diajak bicara," ujarnya.

Secara ekonomi, Indonesia adalah negara dengan kue ekonomi terbesar, negara dengan penduduk terbesar, dan negara dengan pertumbuhan ekonomi paling agresif.

 

Global Supply Chain

KTT ASEAN 2023
Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama dan Koordinasi dalam rangka Peningkatan Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Indonesia dengan Negara Mitra, pada rangkaian acara KTT ASEAN 2023 di Jakarta, Selasa (5/9/2023). (Dok. Kemenko Perekonomian)

Dalam situasi ekonomi global yang kian tak pasti, ditambah spirit globalisasi dan global supply chain yang makin tersendat gegara seteru geopolitik, Indonesia harus mempu mendorong bergeliatnya ekonomi regional se ASEAN, dengan mempererat kerjasama dagang, investasi, research and development, kemandirian teknologi, SDM, ekosistem ekonomi digital regional, dan regional supply chain untuk meningkatkan kekuatan ekonomi regional di satu sisi dan ekonomi nasional di sisi lain.

Dalam semua kerja sama itu, Indonesia harus mempu menjadi penggerak sekaligus penikmat, terutama secara ekonomi.

"Dari sisi investasi dan alih teknologi, investor-investor dari negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam, bisa diberi karpet merah di Indonesia," ujarnya.

Selain itu kerjasama dalam hal perdagangan dengan negara-negara tersebut bisa semakin ditingkatkan, untuk mensubstitusi ekspor nasional yang tertekan lantaran ekonomi negara-negara besar kian melemah.

"KTT ASEAN kali ini semestinya tidak saja untuk unjuk motto "epicentre pf growth", tapi juga ajang untuk merealisasikannya di antara sesama negara ASEAN, di mana Indonesia bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari sana," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya