BI Optimistis Kinerja Penjualan Eceran Agustus 2023 Masih Perkasa, Simak Alasannya!

Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif sebesar 0,5 persen (mtm), lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 8,8 persen (mtm).

oleh Tira Santia diperbarui 11 Sep 2023, 11:15 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 11:15 WIB
Akhir pekan jelang lebaran jalur pasar tanah abang macet
Tampak banyak motor yang terparkir di pinggir jalan. Kuatnya kinerja penjualan eceran di Agustus didorong oleh Subkelompok Sandang yang meningkat, serta perbaikan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Lainnya, serta Suku Cadang dan Aksesori. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan tetap kuat pada Agustus 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2023 sebesar 204,4, atau tumbuh positif sebesar 1,3 persen (yoy).

"Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang yang meningkat, serta perbaikan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Barang Lainnya, serta Suku Cadang dan Aksesori," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, Senin (11/9/2023).

Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh positif sebesar 0,5 persen (mtm), lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 8,8 persen (mtm).

"Perkembangan ini terutama didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Suku Cadang dan Aksesori yang meningkat, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya yang tetap kuat sejalan dengan kenaikan permintaan berkenaan dengan acara tahunan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia," ujarnya.

Sementara pada Juli 2023, IPR tercatat sebesar 203,3 atau secara tahunan tumbuh positif sebesar 1,6 persen (yoy). Perkembangan ini didukung oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Subkelompok Sandang yang tetap tumbuh positif.

Adapun secara bulanan, penjualan eceran mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 8,8 perden (mtm), terutama dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mengalami kontraksi, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tumbuh melambat sejalan dengan normalisasi aktivitas masyarakat setelah periode liburan sekolah dan cuti bersama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha 1444 H.

Lebih lanjut, dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Oktober 2023 dan Januari 2024 meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Oktober 2023 dan Januari 2024 sesuai pola musiman, masing-masing tercatat sebesar 118,7 dan 134,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang sebesar 115,9 dan 130,0.

Begini Survei BI soal Gambaran Penjualan Eceran

Bisnis Ritel Modern
Pekerja memilih cabai di sebuah ritel kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Jumat (8/9/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat kinerja penjualan eceran secara tahunan diperkirakan tetap kuat pada Juli 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 sebesar 212,7, atau tumbuh positif sebesar 6,3 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang yang tetap tumbuh positif, serta Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang mengalami perbaikan.

"Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan berada pada fase kontraksi sebesar 4,6 persen (mtm)," kata Erwin dalam keterangan Bank Indonesia, Rabu (9/8/2023).

Di sisi lain untuk kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diperkirakan mengalami penurunan sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode liburan sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan cuti bersama.

Sementara pada Juni 2023, IPR tercatat sebesar 222,9 atau secara tahunan tumbuh positif sebesar 7,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 4,5 persen (yoy).

Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok dengan peningkatan tertinggi yaitu pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, diikuti Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.

"Secara bulanan, penjualan eceran menunjukkan perbaikan meski berada pada fase kontraksi sebesar 0,3 persen (mtm)," ujarnya.

 

Perbaikan

Perbaikan tersebut terjadi pada beberapa kelompok, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, sejalan dengan peningkatan penjualan di dalam negeri diiringi dengan strategi potongan harga yang dilakukan pedagang ritel, kelancaran distribusi, dan peningkatan permintaan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), event tengah tahun (mid year sale), serta musim liburan sekolah.

Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi akan menurun pada September 2023, namun diprakirakan akan meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan ekspektasi penjualan ke depan.

"Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2023 tercatat sebesar 115,9, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 117,7. Sementara, IEH Desember 2023 tercatat sebesar 130,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 123,0," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya