Menhub: Indonesia Harus Jadi Pengekspor Motor Listrik

Budi Karya menjelaskan, Indonesia memang menjadi pasar terbesar ASEAN. Namun hal tersebut seharusnya tidak terus harus terus menerus menjadi kebanggaan. Indonesia harus berani dan bisa keluar. Indonesia memiliki kekuatan ekonomi dan kemampuan ekspor yang besar.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Sep 2023, 10:45 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2023, 10:45 WIB
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)
Motor listrik Gesits untuk PLN (Instagram @Gesitsmotors)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta kepada produsen motor listrik nasional tidak hanya jadi jago kandang saja. Menhub meminta Indonesia harus berperan sebagai pengekspor motor listrik ke pasar global.

Budi Karya menjelaskan, Indonesia memang menjadi pasar terbesar ASEAN. Namun hal tersebut seharusnya tidak terus harus terus menerus menjadi kebanggaan. Indonesia harus berani dan bisa keluar. Indonesia memiliki kekuatan ekonomi dan kemampuan ekspor yang besar. 

"Menjadi suatu dosa bagi kita apabila tidak melakukan ekspor keluar. Jadi kekuatan ekonomi yang ada di dalam negeri itu menjadi kekuatan lalu kita bisa memberikan kemampuan ekspor karena memang secara ekonomis sudah baik," kata Budi dikutip dari Antara, Selasa (12/9/2023).

Budi menyampaikan hal tersebut setelah menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama antara salah satu produsen motor listrik Indonesia dengan perusahaan asal Malaysia untuk membuka jaringan distribusi produk dan pabrik motor listrik di Negeri Jiran tersebut.

Pembukaan jaringan distribusi motor listrik di Malaysia itu, kata Budi, penting dalam mendorong tingkat ekspor produk dalam negeri dan langkah tersebut diharapkan dapat diikuti oleh produk-produk lain.

"Langkah-langkahnya harus diteruskan pada produk-produk yang lain karena jujur tidak mudah harus meyakinkan pihak-pihak asing tujuan ekspor dan kita harus terpacu untuk membuat produk-produk ini kompetitif dan layak untuk di dapatkan," ujar Budi.

Sudah Ada Modal

Budi menuturkan pemerintah melalui kementerian-kementerian di kabinet berupaya bersama untuk mengembangkan ekspor produk-produk olahan contohnya seperti pembangunan Pelabuhan Patimban dan fasilitas Proving Ground untuk pengujian kendaraan bermotor yang akan dipasarkan.

"Kita di kabinet saling bahu membahu untuk mengembangkan ekspor barang jadi. Kita sudah menyelesaikan Pelabuhan Patimban dan kita lagi membuat Proving Ground. Proving Ground itu adalah satu instrumen atau satu kawasan untuk melakukan tes terhadap kendaraan-kendaraan yang akan di ekspor," ujar Budi.

Menurut Budi pengembangan ekspor produk olahan perlu digalakkan agar Indonesia tidak hanya mengandalkan cadangan sumber daya alam sebagai komoditas ekspor dan pendorong pertumbuhan ekonomi.

"Ini adalah satu langkah-langkah yang memang perlu kita cermati dan perlu kita galakkan karena kita tidak boleh tergantung pada natural resource (sumber daya alam)," tutur Budi.

Mimpi Besar Jokowi, Jadikan Indonesia Produsen Kendaraan Listrik Terbesar di 2027

Wacana Subsidi Kendaraan Listrik di Indonesia
Kepadatan arus lalu lintas di Jalan Sudirman-Thamrin pada jam makan siang, Jakarta, Kamis (15/12/2022). Pemerintah berencana untuk mengucurkan insentif kendaraan listrik di Indonesia, insentif mobil listrik sebesar Rp 80 juta dan motor listrik Rp 8 juta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan Indonesia akan menjadi produsen kendaraan listrik terbesar pada tahun 2027. Ekosistem kendaraan listrik yang besar tersebut akan dibangun, mengintegrasikan nikel dengan tembaga, hingga bauksit.

Integrasi ini tentunya akan memungkinkan produksi baterai Electric Vehicle (EV), baterai lithium, mencapai nilai pasar yang lebih tinggi.

Sejalan dengan itu, perkembangan teknologi yang pesat dan peningkatan kesadaran masyarakat akan dampak negatif perubahan iklim telah mendorong setiap negara untuk mengambil langkah tegas dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Salah satu langkah penting terkait hal tersebut yakni mendorong penggunaan kendaraan listrik secara lebih luas.

Saat ini kendaraan listrik telah muncul sebagai solusi yang menjanjikan untuk mengurangi polusi udara dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

Dengan baterai yang semakin canggih dan infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang, kendaraan listrik tentunya menawarkan beragam keunggulan, mulai dari efisiensi energi hingga pengurangan emisi gas buang.

Melalui peralihan ke kendaraan listrik, jejak karbon transportasi dapat berkurang secara signifikan. Masalah penyakit pernapasan dan polusi udara juga turut teratasi.

Perkembangan kendaraan listrik juga mendorong berkembangnya inovasi di sektor teknologi dan energi, seperti pengembangan baterai hingga sistem pengisian daya yang lebih cepat dan efisien.

 

Peluang Baru

Konvoi Kendaraan Listrik Sambut Formula E 2020
Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Konvoi kendaraan listrik berlangsung dari GBK menuju Monas. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Selain itu, peluang baru dalam industri manufaktur, teknologi, dan jaringan pengisian daya juga akan tercipta, sehingga nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja baru.

“Guna memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan listrik sebanyak 17.282 unit (roda empat) dan sebanyak 40.312 unit (roda dua), Pemerintah  terus mendorong pengembangan ekosistem dengan membangun 846 SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) untuk roda-4 dan 1.401 SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum) untuk Roda-2,” tutur Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam paparannya pada Seminar Investor Trust bertema Membangun Ekosistem Baterai Kendaraan listrik di Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Pengembangan ekosistem kendaraan listrik tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emision dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi. Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik.

Ekosistem Kendaraan Listrik

Konvoi Kendaraan Listrik Sambut Formula E 2020
Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaiki mobil listrik berjenis BMW i8 roadster. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Dalam kesempatan tersebut, Sesmenko Susiwijono juga menekankan pentingnya percepatan ekosistem kendaraan listrik. Pemerintah melalui kebijakan nyata telah mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik dengan ketersediaan pasokan tenaga listrik, infrastruktur stasiun pengisisian, dan rencana integrasi platform.

Kerja sama yang kuat dari semua pihak, termasuk Pemerintah, Perusahaan listrik dan otomotif, lembaga riset, dan masyarakat umum, untuk bersatu dalam mendukung percepatan ekosistem kendaraan listrik tersebut sangatlah diperlukan. Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dengan membangun infrastruktur pengisian daya yang luas, mendorong penelitian, dan pengembangan teknologi yang lebih baik, serta memberikan insentif bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik. Dengan begitu, masa depan mobilitas yang berkelanjutan akan tercipta.

“Terkait dengan EV ecosystem ini Pemerintah punya komitmen yang luar biasa besar, selain memandatkan di beberapa Leaders’ Declaration di ASEAN dan sebagainya. Tapi untuk kepentingan kita sendiri, baik sisi supply dan demand, Pemerintah akan komitmen untuk mendukung sepenuhnya pengembangan EV ecosystem ke depan,” pungkas Sesmenko Susiwijono. 

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya