Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina menggelar Community Involvement & Development (CID) Upstream Award 2023 pada 25-27 September 2023.
Ajang ini merupakan kompetisi perdana dalam pengelolaan dan implementasi program tanggung jawab sosial lingkungan atau pelibatan dan pemberdayaan komunitas (CID) di lingkungan Subholding Upstream Pertamina.
Baca Juga
Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro, mengungkapkan bahwa Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina melaksanakan CID wujud komitmen implementasi ESG (Environmental, Social, Governance), mendukung pembangunan berkelanjutan baik daerah maupun nasional, menjaga hubungan baik dengan berbagai pemangku kepentingan terkait, serta mendukung persiapan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
Advertisement
CID Upstream Award 2023 merupakan suatu terobosan untuk meningkatkan kualitas implementasi program CID di lingkungan Subholding Upstream Pertamina.
"Kami sangat mengapresiasi atas terselenggaranya ajang kompetisi ini. Kami meyakini bahwa dengan menggiatkan semangat kompetisi seperti ini sebagai bagian dari apresiasi dan pengakuan Top Management terhadap pelaksanaan pengelolaan CID, inovasi maupun improvement dalam pengelolaan program CID akan terus semakin berkualitas, bermanfaat bagi perusahaan, masyarakat dan bumi tempat kita tinggal,” imbuh Wiko.
CID Upstream Award 2023 membagi kompetisi dalam lima kategori. Best CID Program pada bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan & lingkungan untuk para pekerja CID, Best Community Development Officer untuk mitra pelaksana CID, Best Local Hero untuk para individu penggerak masyarakat, Best CID Leadership untuk manajemen pengelola, serta Best of the Best yang memperebutkan Piala Bergilir Direktur Utama PHE Subholding Upstream Pertamina. Semua kategori ini diseleksi dan dinilai oleh juri eksternal independen untuk menguatkan validitas penilaian.
Produksi Minyak dan Gas PHE Tumbuh 1,45% dalam 3 Tahun
Produksi minyak dan gas bumi domestik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina, mengalami peningkatan selama periode beberapa tahun terakhir.
Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir sejak tahun 2020 hingga tahun 2023 pertumbuhan produksi migas domestik mengalami peningkatan sebesar 1,45%. Peningkatan tersebut dicapai melalui strategi antara lain optimasi produksi dalam pengelolaan wilayah kerja eksisting, yang dioperasikan sendiri (own operation) maupun dikerjasamakan dengan mitra (partnership), serta kegiatan akuisisi.
Hingga Agustus 2023, PHE mencatat total produksi YTD (year to date) sebesar 1,04 MMBOEPD (juta barel minyak ekuivalen per hari) yang merupakan gabungan dari 570 MBOPD (ribu barel minyak per hari) serta 2.760 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari).
Hal ini dihasilkan dari penyelesaian pengeboran 502 sumur pengembangan, 511 work over (kerja ulang pindah lapisan), dan 21.764 well service well intervention (reparasi dan intervensi sumur).
Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut bukan hal yang mudah karena dalam industri hulu migas saat ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi.
“Salah satunya adalah kondisi lapangan yang sudah mature di sebagian besar wilayah sehingga membutuhkan strategi untuk pengelolaannya. PHE menjalankan tiga strategi utama yaitu mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek Environment, Social, Governance (ESG),” terang Awang.
Lebih lanjut Awang menjelaskan bahwa salah satu strategi fundamental yang selama ini telah berjalan adalah kemitraan yang merupakan implementasi sinergi dengan berbagai macam mekanisme.
Advertisement
Mekanisme Kemitraan
Mekanisme kemitraan yang pertama adalah sharing Participating Interest (PI) di suatu wilayah kerja migas dengan mitra strategis dari sisi finansial dan teknologi.
Salah satu penerapan mekanismenya adalah Wilayah Kerja Offshore Southeast Sumatera (OSES) dimana 10% PI dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta kepemilikan PI dengan mitra lainnya seperti pengelolaan Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd. (EMCL), dan Ampolex Pte Ltd.
Mekanisme kedua adalah Kerja Sama Operasi (KSO), yang sekarang dikenal dengan New KSO. Sampai saat ini ada 25 KSO dimana sudah ada 3 KSO yang dikonversi menjadi New KSO sedangkan ada 14 KSO Eksiting yang sedang proses konversi menjadi New KSO. Kontribusi KSO pada produksi per Agustus 2023 adalah 2.422 BOPD (barel minyak per hari) dan 9,58 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari).
Mekanisme ketiga adalah Joint Operating Body (JOB). Saat ini terdapat dua JOB yang dikelola yaitu JOB Simenggaris serta JOB Medco-Tomori.
Selain itu terdapat mekanisme pengelolaan sumur tua dengan landasan Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua.
Mekanisme selanjutnya untuk Implementasi pengelolaan sumur idle adalah dengan konsep kemitraan (Kerjasama bisnis) akan mulai diterapkan di Pertamina EP dan Pertamina Hulu Rokan.