Fakta Baru: Tren Kerja Jarak Jauh Mulai Jadi Pertimbangan Pencari Kerja

Sebuah studi yang dilakukan Cisco menyoroti kerja jarak jauh fleksibel yang kini menjadi pilihan utama bagi sejumlah besar karyawan di Asia Tenggara

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Okt 2023, 21:52 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 09:57 WIB
Job van der Voort, CEO dan Co-Founder, Remote mengatakan bahwa tren bekerja jarak jauh terus menjadi gaya hidup di dunia pekerjaan era modern
Job van der Voort, CEO dan Co-Founder, Remote mengatakan bahwa tren bekerja jarak jauh terus menjadi gaya hidup di dunia pekerjaan era modern

Liputan6.com, Jakarta Lanskap perekrutan sedang mengalami perubahan pesat dan era baru perekrutan telah dimulai. Pengusaha di Indonesia mulai menyambut model kerja fleksibel. Sebuah studi yang dilakukan Cisco menyoroti kerja jarak jauh fleksibel yang kini menjadi pilihan utama bagi sejumlah besar karyawan di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.

 

Studi itu menyatakan 84% mendukung pendekatan kerja fleksibel. Hebatnya, 90% dari pekerja tersebut melaporkan bahwa perusahaan mereka secara proaktif mendukung tren yang berkembang ini.

Ketika perusahaan telah menyesuaikan diri dengan pengaturan kerja jarak jauh dan prosedur perekrutan virtual, mereka telah membuka beragam kemungkinan baru dalam hal fleksibilitas dan, yang terpenting, perolehan talenta.

"Di masa depan, batasan-batasan perekrutan tradisional akan terus memudar, membuka banyak peluang bagi pemberi kerja dan pencari kerja. Berdasarkan laporan Remote Workforce Report 2023, karyawan merasakan peningkatan mobilitas dan fleksibilitas melalui kerja jarak jauh," kata Job van der Voort, CEO dan Co-Founder, Remote, Kamis (12/10/2023).

Sementara bisnis berkutat dengan anggaran yang tidak menentu dan tantangan baru dalam mengukur produktivitas dan keterlibatan. Ketika ketidakpastian ekonomi menyebabkan sebagian orang memilih untuk tidak lagi bekerja di kantor.

Beragam sektor usaha dan sektor pemerintahan memanfaatkan peluang ini dengan melampaui beraneka macam keterbatasan lawas—dan mendapatkan imbalan yang besar saat melakukannya.

"Ada beberapa alasan mengapa tren kerja jarak jauh semakin meningkat di Indonesia. Salah satunya adalah meningkatnya kebutuhan perusahaan untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik—di mana pun mereka berada," tambahnya.

Dengan membangun tim yang memiliki keahlian, pengalaman dan perspektif yang beragam, pengusaha dapat memastikan bahwa mereka dapat mengatasi tantangan yang kompleks dan memanfaatkan berbagai peluang.

Jadi Pertimbangan Cari Kerja

Berdasarkan laporan Talent Trends 2023 Indonesia, 78% masyarakat Indonesia yang disurvei menyebut pengaturan kerja yang fleksibel sebagai salah satu faktor terpenting dalam karier mereka. Meskipun faktor-faktor lain seperti gaji tetap penting, hal ini berarti bahwa pemberi kerja dapat menjadikan diri mereka sebagai magnet bagi talenta-talenta terbaik dengan menerapkan fleksibilitas kerja.

Penyebab tren kondisi kerja jarak jauh lainnya adalah meningkatnya kekhawatiran akan kenaikan polusi di Indonesia. Menurut IQAir, kualitas udara di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2023 menjadikannya kota paling tercemar di dunia.

Bahkan hingga saat ini, Jakarta masih masuk dalam 10 besar kota paling berpolusi di dunia. Kerja jarak jauh atau WFH yang semula merupakan keharusan selama masa pandemi, menjadi kebutuhan nyata untuk menyesuaikan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup penduduk Indonesia terutama bila melihat apa yang akan terjadi di masa depan.

Dengan meningkatnya dorongan dari Pejabat Gubernur DKI Jakarta untuk mempertimbangkan perpanjangan sistem kerja jarak jauh bagi pejabat publik di Jakarta, setidaknya hingga bulan November, menjadi jelas bahwa kerja jarak jauh bukanlah hal yang bersifat sementara, namun merupakan suatu kebutuhan bagi masyarakat Indonesia untuk masa depan pengaturan kerja.

Jadi Gaya Kerja Baru

Ilustrasi WFH
Ilustrasi pria muda terlihat sangat produktif saat bekerja di rumah dengan suasana ruangan yang nyaman/Shutterstock-Jelena Zelen.

Di masa-masa penerapan kerja jarak jauh yang belum  menentu ini, adalah sungguh menakjubkan untuk mengetahui bahwa di masa sebelum pandemi, angkatan kerja Indonesia sudah terbiasa dengan posisi kerja jarak jauh.

Menurut Statista, sekitar 36% masyarakat Indonesia bekerja jarak jauh lebih dari sekali dalam seminggu sebelum pandemi terjadi. Kini di tahun 2023, ketika perusahaan-perusahaan global dan lokal berupaya membangun kembali infrastruktur perusahaan mereka, kami melihat bahwa kerja jarak jauh telah menjadi insentif untuk mempertahankan talenta-talenta terbaik di dunia kerja.

Banyak perusahaan menyadari bahwa meskipun perusahaan besar global, seperti Meta dan Zoom, berupaya membuat karyawan kembali bekerja penuh waktu di kantor, bisnis lokal memaklumi nilai fleksibilitas dari kerja jarak jauh yang akan membuat karyawan tetap produktif.

Berdasarkan laporan yang didistribusikan oleh Remote, 58% dari tenaga kerja dalam negeri yang disurvei melaporkan peningkatan produktivitas ketika bisnis mengadopsi model tenaga kerja jarak jauh.

Memang benar tidak semua pekerja bisa memanfaatkan sistem kerja jarak jauh, seperti dokter atau pekerja pabrik. Namun arah kerja jarak jauh ini akan sangat bermanfaat bagi pekerja sektor pemerintah. Indonesia telah mengambil langkah besar ke arah ini.

Sebelumnya, Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Badan Kepegawaian Negara Satya Pratama menyatakan bekerja dari mana saja—tak hanya di rumah—dipelajari dari praktik WFO-WFH yang terbukti berjalan baik dan sukses di masa pandemi Covid-19.

Hal ini selaras dengan strategi memanfaatkan tenaga kerja yang tersebar secara global untuk secara efektif menjembatani kesenjangan talenta. Dengan meningkatnya teknologi komunikasi dan alat kolaborasi, pasar di Indonesia semakin memudahkan tim untuk bekerja sama meskipun tersebar secara geografis. Hasilnya, bisnis lokal tidak lagi terhambat oleh kebutuhan untuk menempatkan karyawan di satu lokasi tertentu. 

Terus Meningkat Setiap Tahun

Aturan WFH 75 Persen
Orang-orang menyeberang jalan dengan latar belakang gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (16/12/2020). Pemprov DKI Jakarta akan mengikuti arahan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan terkait pengetatan work from home (WFH). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sepanjang tahun lalu, jumlah tenaga kerja jarak jauh yang tersebar meningkat pesat. Menurut laporan yang didistribusikan secara global pada tahun 2023, persentase pekerja yang bekerja jarak jauh telah meningkat sebesar 54% dan persentase pekerja yang bekerja di negara tempat perusahaan mereka berada meningkat sebesar 33%.

Secara ekonomi, hal ini memberikan keuntungan bagi bisnis secara keseluruhan. Dari beberapa industri teratas yang melakukan perekrutan jarak jauh, tiga industri teratas yang menjadi dominan dalam daftar pekerjaan adalah di bidang TI dan komputer, pemasaran, serta akuntansi dan keuangan. Meskipun pasarnya berbeda-beda, dunia usaha di Indonesia juga dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar baru dengan merekrut tenaga kerja secara global melalui sistem jarak jauh.

 Bagaimanapun, bagi sebuah bisnis, terlepas dari pilihan untuk bekerja secara lokal atau global, masih diakui secara luas bahwa masa depan pekerjaan jarak jauh dapat memberikan manfaat penghematan biaya!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya