Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut berpartisipasi dalam Pertemuan Kelompok Kerja Transportasi Maritim ASEAN ke-45 atau the 45th ASEAN Maritime Transport Working Group (45th MTWG) diselenggarakan di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Pertemuan ini dipimpin oleh Mr. Hoang Hong Giang, Deputi Administrator Viet Nam Marine, yang didampingi oleh Wakil Pimpinan Sidang dari Brunei Darussalam, Mohd Bahreen Bin Dato Haji Hamzah, Deputy Chief Executive Maritime and Port Authority of Brunei Darussalam.
Baca Juga
Pertemuan yang bergengsi ini dihadiri oleh seluruh negara anggota ASEAN, serta negara mitra dialog ASEAN, termasuk China, Jepang, dan Republik Korea.
Advertisement
Turut serta juga organisasi maritim terkemuka seperti International Maritime Organization (IMO), ASEAN Ports Association (APA), Federation of ASEAN Shipowners’ Associations (FASA), World Shipping Council (WSC), Digital Container Shipping Association (DCSA), Partnership for Infrastructure (P4I) Australia, dan ASEAN Secretariat.
Delegasi RI dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Lollan Panjaitandengan.
Lollan mengungkapkan pertemuan diawali dengan peringatan World Maritime Day melalui video dari seluruh Negara Anggota ASEAN terkait implementasi Maritime Pollution Convention di negara masing-masing.
"Dalam sesi ini, perwakilan IMO menyampaikan bahwa ASEAN sebagai kawasan terkemuka di dunia diharapkan untuk dapat mendukung pencapaian Net Zero Emission dan terus meningkatkan implementasi MARPOL guna menciptakan sektor maritim yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ungkapnya ditulis, Kamis (19/10/2023).
Â
Hal yang Dibahas
Lollan mengungkapkan beberapa hal penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama adalah agenda terkait ASEAN Single Shipping Market (ASSM), dimana Brunei Darussalam menyampaikan analisis kinerja jaringan pelabuhan dan efisiensi pelabuhan di ASEAN berdasarkan data yang diserahkan oleh Negara anggota ASEAN.
"Dalam hal ini Indonesia mengusulkan untuk melakukan pendekatan kolaboratif dan kompetitif untuk meningkatkan koordinasi antara pembangunan pelabuhan dan akses jalan raya ke pelabuhan di kawasan ASEAN," ungkap Lollan.
Lollan melanjutkan, dalam pertemuan tersebut Indonesia juga menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah dalam proses penyusunan National Port Master Plan.
"Tujuannya untuk meningkatkan peran dan fungsi pelabuhan dalam mendukung pembangunan nasional yang diharapkan untuk dapat diterbitkan pada akhir tahun 2023," lanjutnya.
Sidang juga menyetujui usulan Agence Française de Dévelopement (AFD) yang merupakan badan di bawah Pemerintah Perancis untuk memberikan dukungan teknis penuh untuk Sustainable Ship Waste Management Strategy for ASEAN Project selama 2 (dua) tahun pada 2023-2025. Pembahasan Ro-Ro Dumai - Malaka, Bitung - Davao dan Belawan - Penang - Phuket
Pada pembahasan Ro-Ro Dumai-Malaka, disampaikan progres pengembangan fasilitas di Pelabuhan Sri Junjungan Dumai dengan penyelesaian studi Detail Engineering Design (DED) serta perbaikan fasilitas serta infrastruktur pelabuhan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar pelayanan internasional.
"Indonesia mengusulkan agar Indonesia dan Malaysia dapat membahas lebih lanjut terkait keberlangsungan operasionalisasi rute Ro-Ro ini melalui peningkatan kapasitas kargo yang diangkut," ungkap Lollan.
Â
Â
Advertisement
Teknologi Pelayaran
Dalam pembahasan intensifikasi kerja sama regional untuk meningkatkan keselamatan pelayaran, Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Malaysia, Singapura dan Jepang atas diselenggarakannya Joint Hydrographic Survey of the Strait of Malacca and Singapore (SOMS) dan ASEAN Hydrographic Survey Workshop yang diselenggarakan pada tanggal 13 September 2023 di Jakarta.
"Serta peluncuran 7th Edition of the Electronic Nautical Chart (ENC) in the Strait of Malacca and Strait of Singapore pada Workshop tersebut," ujar Lollan.
Sementara itu, dalam pembahasan tentang pengembangan Smart Port, Indonesia menyampaikan perkembangan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan aplikasi teknologi dalam pengoperasian pelabuhan dan navigasi pelayaran.
Pada agenda ini, Sidang menyetujui draft Guidelines on Smart Port yang diusulkan oleh Thailand untuk diserahkan pada Pertemuan 56th ASEAN Senior Transport Officials Meeting (56th STOM) dan diadopsi oleh Para Menteri Transportasi pada Pertemuan 29th ASEAN Transport Ministers Meeting (29th ATM) pada Bulan November 2023 di Luang Prabang, Laos.
Terkait dengan implementasi ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF), Sidang menyetujui draft Recommendations to Ensure Continuity of Port Terminal Operations during Crisis dan Recommendations for the Facilitation of Crew Change and Repatriation untuk disampaikan dan diadopsi pada pertemuan yang sama.
"Pertemuan ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan kerja sama maritim di kawasan ASEAN dan dengan mitra-mitra internasional. Semua poin yang dibahas diharapkan dapat mengarah pada pembangunan sektor maritim yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," tutup Lollan.