Impor 3 Trainset KRL Baru, KAI Commuter Butuh Duit Berapa?

PT Kereta Commuter Indonesia alias KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. KRL baru ini ditarget bisa beroperasi pada 2024-2025.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 06 Nov 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2023, 18:00 WIB
Polemik Impor 29 Unit Rangkaian KRL Bekas dari Jepang
PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter akan melakukan impor KRL baru sebanyak 3 trainset dari luar negeri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter akan melakukan impor KRL baru sebanyak 3 trainset dari luar negeri. Lantas, berapa anggaran yang disiapkan KAI Commuter untuk impor KRL ini?

VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, sumber dana untuk melakukan impor sudah diajukan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai induk usaha. Dia menyebut, ada pengajuan sekitar Rp 800 miliar.

Tak cuma itu, KAI Commuter juga akan mengambil pinjaman ke perbankan sekitar Rp 3,6 triliun. Hanya saja, Anne menegaskan nominal tersebut tak sebatas untuk pengadaan KRL baru impor, tapi termasuk untuk membiayai retrofit dan pengadaan KRL baru dari INKA.

"Yang sedang kita ajukan ya, kita dari KAI-nya itu hampir Rp 800 miliar, kemudian kita juga yang Rp 3,6 triliun ini juga kan kemarin ketika yang baru kita juga melakukan peminjaman ke bank. Nah sisanya ini yang akan kita perjuangkan baik dari PMN ataupun nanti dari sistem PSO-nya," beber dia di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023).

Dia mengatakan, terkait pengadaan ini masih dalam proses. Baik untuk impor KRL baru, maupun retrofit dan KRL baru yang diproduksi oleh INKA.

"Kan ini bergulir terus nih, dan pasti kan setiap tahun itu kan beda ya itunya, pasti dari sisi yang seperti itu juga akan kami infokan. Tapi yang saat ini paralel tiga-tiganya kami jalanin," urainya.

Beberapa waktu lalu, PT Kereta Api Indonesia (Persero) alias KAI mengungkap kebutuhan dana untuk impor KRL baru dari luar negeri. Taksiran awalnya adalah sekitar Rp 676,8 miliar. Anne menanggapi, angka tersebut mengacu pada penawarawan dari berbagai negara yang masuk untuk pengadaan KRL baru.

"Itu kan dapat dari penawaran dari berbagai negara dan beberapa manufaktur ya, sekitar segitu. Tapi kita masih proses pengadaannya," kata dia.

"Kemudian kan pasti setiap tahun yang namanya kebutuhan kan mereka akan survei, kebutuhan teknis yang seperti tadi, LRT lebar relnya sama kita saja sudah berbeda. Nah hal-hal seperti itu yang mungkin nanti ada perubahan-perubahan kecil," imbuh Anne Purba.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KRL Baru Impor Beroperasi Tahun Depan

Rencana Subsidi Silang Tarif KRL
Rangkaian kereta listrik Commuter Line atau KRL saat melintas di Stasiun Jatinegara, Jakarta, Senin (2/1/2023). Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana untuk menerapkan subsidi silang dalam tarif KRL Jabodetabek. Wacana ini dituturkan oleh Menhub Budi Karya Sumadi yang mengatakan tarif KRL akan disesuaikan supaya subsidi lebih tepat sasaran. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

PT Kereta Commuter Indonesia alias KAI Commuter tengah melakukan proses pengadaan tiga rangkaian kereta (trainset) baru yang akan didatangkan dari luar negeri. KRL baru ini ditarget bisa beroperasi pada 2024-2025 mendatang.

VP Corporate Secretary KA Commuter Anne Purba mengatakan pihaknya akan melakukan impor KRL baru sebanyak 3 trainset dengan stanformasi 12. Artinya, akan ada 36 kereta atau gerbong yang akan didatangkan dari luar negeri.

Kendati begitu, Anne enggan menyebut negara asal pengumpor kereta baru tersebut. Meski, diketahui kalau banyak kereta KRL yang digunakan di Indonesia berasal dari Jepang.

"Kita sih 2024-2025 kita sudah ditargetkan untuk bisa mengoperaiskan ya. Dan saat ini sedang proses, nanti teknologinya apa, (negara asal impor) darimana, setelah selesai baru kita umumkan ya, karena ini kan masih proses lelang," jelasnya di kantor KAI Commuter, Jakarta, Senin (6/11/2023).

 


Belum Mau Sebut Asal Negara

Kini Naik Trasportasi Umum Diperbolehkan Tidak Mengenakan Masker
Penumpang menunggu kedatangan KRL Commuter Line di Stasiun Sudirman, Jakarta, Senin (12/6/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Anne menegaskan saat ini proses pengadaan KRL baru impor itu masih dalam proses pengadaan. Artinya, belum diputuskan negara mana atau merek apa yang akan memasok KRL baru ke Indonesia.

"Ini masih dalam masa pengadaan ya, saya belum mau sebut merek, saya tidak mau sebut negaranya. Kalau sudah selesai nanti kami akan info," jelasnya.

Mengaca pada target pengoperasian yang Anne sebut sebelumnya, bisa dibilang kalau kontrak pengadaan KRL baru impor ini akan diteken dalam waktu dekat. Namun, Anne juga masih belum bisa menargetkan waktu pasti kontrak tersebut disepakati.

"Kalau untuk yang baru mudah-mudahan segera ya. We'll be update. Ini yang lagi kita nego ya, masalah time, masalah ini, itu yang harus kita nego karena kami fokusnya mau mengutamakan kepentingan masyarakat," jelas Anne.

 


KAI Butuh Dana Rp 676 Miliar

Penutupan Perlintasan Kereta Api Sebidang
KRL Comutter Line melintas pada perlintasan sebidang yang sudah ditutup di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin (30/11/2020). Selain penataan tahap kedua Stasiun Palmerah, penutupan pelintasan juga dimaksudkan untuk menghilangkan pelanggaran lalu lintas dan kemacetan (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan melakukan impor 3 rangkaian kereta (trainset) KRL baru dari Jepang pada 2024, tahun depan. Untuk itu, KAI butuh dana Rp 676,8 miliar.

Informasi, ini sebagai tindak lanjut dari rencana untuk mengatasi peningkatan kebutuhan dari PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter. Utamanya, terhadap peningkatan penumpang KRL Jabodetabek.

"Untuk pembelian kereta Jepang tiga trainset itu Rp 676,8 miliar," ujar Direktur Perencanaan Startegis dan Pengembangan Usaha PT KAI (Persero) John Robertho dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (19/9/2023).

John sebagai Pejabat yang Melaksanakan Tugas (PYMT) Dirut KAI ini mengatakan, langkah impor diambil untuk menggantikan sejumlah unit kereta yang beroperasi. Mengingat, 98 persen KRL yang dimiliki KAI Commuter berusia lebih dari 30 tahun.

"Beberapa jenis KRL kita itu suku cadang juga sudah absolut, sudah tidak diproduksi lagi. Sehingga dari posisi pemenuhan, perawatan dan safety ini kita sangat membutuhkan untuk pengadaan yang baru," urainya.

Infografis Journal
Infografis Journal: Jumlah Penumpang KRL di Jabodetabek Tahun 2010-2021 (Liputan6.com/Trie Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya