Liputan6.com, Jakarta Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung atau Floating Solar PV Cirata akan diresmikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis, 9 November 2023 ini. Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) dengan luas 200 hektare, PLTS Cirata ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.
Advertisement
Pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun dan merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.
Advertisement
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah merencanakan pembangunan PLTS sejak 2021. Dia menjelaskan bahwa PLTS Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memasok energi bersih untuk sistem kelistrikan wilayah Jawa Bali.
“PLTS Terapung Cirata menjadi etalase kerja sama global mewujudkan penurunan emisi dalam percepatan transisi energi menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Dengan kapasitas yang masif, PLTS Terapung Cirata tentunya akan membantu masyarakat mendapatkan pasokan listrik yang lebih hijau.
Selain itu, proyek PLTS ini juga akan memberikan kontribusi penambahan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebagai wujud komitmen dan kepedulian negara terhadap lingkungan serta keberlanjutan.
PLTS ini terdiri dari 13 pulau dengan lebih dari 340 ribu panel surya
PLTS ini terdiri dari 13 pulau dengan lebih dari 340 ribu panel surya yang dapat menghasilkan listrik untuk disalurkan ke lebih dari 50 ribu rumah. Ribuan tenaga kerja dan UMKM lokal pun ikut menjadi bagian dari pembangunan proyek ini.
Kemudian, tarif PLTS Terapung Cirata sangat kompetitif dan akan meningkatkan kemandirian melalui pemanfaatan energi dari sumber daya alam lokal.
Bahkan, proyek ini akan membuka kesempatan kepada masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pengembangan energi hijau baik melalui Renewable Energy Certificate (REC) PLN maupun perdagangan karbon.
“Kita punya misi bersama untuk menyelamatkan bumi, tetapi di sisi lain juga tetap menjaga pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menyejahterakan masyarakat,” pungkas Darmawan.
Advertisement
Buka Pintu Investasi, Erick Thohir Mau Danau di Indonesia Disulap Jadi PLTS
Menteri BUMN Erick Thohir melihat peluang investasi dari pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Salah satunya adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di danau-danau di Indonesia.
PLTS terapung di danau menurutnya bisa jadi peluang investasi yang bisa diperluas. Sebagai contoh, ada proyek kerja sama Uni Emirat Arab dan Indonesia untuk membangun PLTS Cirata, di Purwakarta, Jawa Barat.
"Contoh di kawasan danau-danau sekarang itu bisa menjadi floating solar panel yang sudah kemarin salah satunya bermitra dengan UAE," kata dia usai pembukaan ASEAN-Indo-Pasific, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).
Erick mengungkap, atas kerja sama ini awalnya ada batasan 5 persen kawasan yang digunakan PLTS, tapi akhirnya ditingkatkan ke 25 persen kawasan.
Dengan begitu, dari awalnya PLTS Cirata memproduksi 130-an MegaWatt (MW), bisa menjadi 1 Giga Watt (GW). Dia berharap, langkah serupa bisa dijalankan di danau-danau lain di Indonesia sebagai cara membuka peluang investasi.
Energi Terbarukan
"Bayangkan kalau kita danau-danau kita juga menjadi friendly kepada energi terbarukan, nah investasi besar ini yang kita terbuka," kata dia.
Langkah ini, kata Erick, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi terjadi di Indonesia. Alhasil berkontribusi juga pada perekonomian ASEAN dan dunia.
"Nah hal-hal ini yang saya rasa kita musti dorong bahwa kita pastikan tadi pertumbuhan ekonomi tidak terjadi di mana, tetapi yang prioritas di Indonesia, Indonesia menyumbangkan pertumbuhan ekonomi yang ada di Asia Tenggara dan juga dunia," papar Erick Thohir.
Advertisement