Mentan Amran: Indonesia Berpotensi Impor Beras 5 Juta Ton di 2024

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia berpotensi untuk mengimpor beras hingga 5 juta ton pada 2024 akibat tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2023, 15:15 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 15:15 WIB
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso dalam proses pembongkaran kapal beras impor yang baru sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada kamis (12/10/2023). (Ayu/Merdeka.com)
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso dalam proses pembongkaran kapal beras impor yang baru sandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada kamis (12/10/2023). (Ayu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia berpotensi untuk impor beras hingga 5 juta ton pada 2024 akibat tantangan pertanian yang semakin kompleks dan potensi krisis pangan dunia.

“Meningkatnya permintaan akan pangan pascapandemi COVID-19 menyebabkan harga pangan semakin mahal yang dapat mendorong terjadinya darurat pangan global dan dapat berpotensi mengancam stabilitas sosial ekonomi dan politik Indonesia. Tahun ini Indonesia memutuskan untuk mengimpor 3,5 juta ton beras dan berpeluang mencapai 5 juta tahun 2024,” kata Mentan Amran dikutip dari Antara, Senin (13/11/2023).

Pemerintah Indonesia pada awalnya hanya mengimpor 2 juta ton yang proses importasinya sudah dimulai sejak awal 2023. Namun, demi menjaga stabilisasi harga dan pasokan beras jelang akhir 2023 dan pesta demokrasi pemilu yang akan terjadi pada Februari 2024, pemerintah kembali memutuskan untuk mengimpor beras 1,5 juta ton lagi sehingga total impor beras pada 2023 mencapai 3,5 juta ton.

Selain ada restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan, El Nino yang berdampak terhadap penurunan produksi beras dari yang tahun lalu 31 juta ton dan menjadi 30 juta ton pada tahun ini, menjadi alasan pemerintah untuk kembali menambah kuota impor.

“Untuk itu perlu segera dilakukan upaya khusus percepatan peningkatan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” ucap Amran.

Produksi Pangan

Untuk mempercepat peningkatan produksi pangan terutama beras dan jagung, Mentan Amran pun mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 senilai Rp5,83 triliun.

“Terkait dengan usulan ABT Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp5,8 triliun akan digunakan untuk percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih, alsintan pupuk dan pestisida, optimalisasi lahan rawa insentif bagi petugas lapangan serta bimbingan teknis,” jelasnya.

Melalui refocusing anggaran 2023, ABT dan program akselerasi produksi pangan, Kementan memprediksi produksi beras pada 2024 bisa mencapai 32 juta ton dan menjadi 34 juta ton pada 2025.

Realisasi anggaran Kementan per 10 November tercatat baru mencapai Rp9,66 triliun atau 65,18 persen dari pagu anggaran Rp14,28 triliun. Jika dengan memperhitungkan outstanding kontrak realisasi telah mencapai 75,48 persen

“Selama sisa waktu 2 bulan ini, kami akan mempercepat pelaksanaan program kegiatan dan realisasi serapan anggaran secara signifikan,” tutur Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mentan Amran Minta Tambahan Anggaran Rp 5,83 Triliun untuk Produksi Padi dan Jagung

Proses bongkar muat beras impor dari Vietnam yang akan digunakan untuk pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). (Dok Bapanas)
Proses bongkar muat beras impor dari Vietnam yang akan digunakan untuk pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). (Dok Bapanas)

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta tambahan anggaran sebesar Rp 5,83 triliun di tahun ini. Tambahan anggaran ini rencananya untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung. 

Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Amran meminta persetujuan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) Tahun Anggaran 2023 yang akan digunakan untuk penyediaan benih, alsintan, pupuk, dan pestisida. Diharapkan dengan anggaran tersebut bisa mempercepat produksi padi dan jagung.

“Terkait dengan usulan ABT Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp 5,8 triliun akan digunakan untuk percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung melalui penyediaan benih, alsintan, pupuk, dan pestisida, optimalisasi lahan rawa insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis,” kata dia dikutip dari Antara, Senin (13/11/2023). 

Usulan ABT tersebut sudah lebih dahulu disampaikan kepada Kementerian Keuangan melalui Surat Menteri Pertanian Nomor B-241/RC.110/M/11/2023 pada tanggal 6 November 2023.

Berdasarkan hasil konsultasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, dari jumlah usulan Rp5,8 triliun, kemungkinan besar hanya sebagian yang bisa dilakukan pada akhir 2023. Untuk menjaga keberlanjutan kegiatan pada 2024, Kementan disarankan untuk melakukan reprioritasi pemanfaatan anggaran reguler Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2024.

“Selanjutnya kekurangan anggaran reguler 2024 nanti dapat diusulkan kembali melalui ABT Tahun Anggaran 2024,” sambung Amran.

 


Porsi Anggaran Terbesar

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Aktivitas pekerja saat melakukan bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melalui catatan Kementan, ABT Rp5,83 triliun sebagian besar akan digunakan oleh Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dengan total anggaran Rp3,1 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli aneka alsintan pasca panen, optimalisasi lahan rawa, dan pembelian pupuk dan pestisida.

Kemudian porsi anggaran terbesar dimiliki oleh Ditjen Tanaman Pangan. Total anggaran yang mencapai Rp 2,5 triliun tersebut rencananya akan digunakan untuk membeli benih jagung hibrida untuk 1 juta Ha lahan, saprodi jagung hibrida untuk 500 ribu Ha lahan, pembelian saprodi pada untuk mendukung percepatan tanam di 500 ribu Ha lahan, benih padi untuk150 ribu Ha lahan untuk mendukung optimalisasi lahan rawa, hingga pembelian 380 unit alsintan pascapanen.

Mentan Amran menuturkan bahwa pertanian saat ini tengah dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks seperti El Nino yang berdampak pada penurunan produksi, konflik geopolitik yang menyebabkan terganggunya distribusi pangan, dan restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan.

 

 

Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi
Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya