Liputan6.com, Jakarta PT Jasa Raharja mengaku telah melakukan beberapa persiapan menjelang Libur Panjang Nataru 2023-2024, sebagai upaya mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di jalan.
Direktur Utama PT Jasa Raharja, Rivan A Purwantono, mengatakan pihaknya telah menggandeng beberapa pihak yang nantinya saling bersinergi, antara lain Kementerian Perhubungan dan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, serta rumah sakit yang telah menjadi mitra Jasa Raharja.
Baca Juga
Â
Advertisement
"Persiapan Nataru kita degan Kementerian Perhubungan dan Korlantas, sekarang sudah mulai persiapan," kata Rivan saat ditemui usai peluncuran Buku Jasa Raharja, di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Persiapan lebih awal ini dilakukan, lantaran pada musim libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) diprediksi akan mendorong pergerakan 100 juta orang.
"Persiapan Nataru ini diperkirakan akan lebih dari 100 juta yang akan mudik, tapi ini juga masih dalam prediksi," ujarnya.
Oleh karena itu, Jasa Raharja mulai berkoordinasi dengan Kemenhub dan Korlantas. Persiapan yang dilakukan yakni memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi ramai lalu lintasnya, sehingga angka kecelakaan bisa diantisipasi.
"Kami sudah mempersiapkan berbagai kegiatan termasuk dengan korlantas. Beberapa persiapan yang sudah dilakukan terutama daerah-daerah yang berpotensi keramaian lalu lintas seperti contoh Pantura," ungkapnya.
Perhatian Jasa Raharja
Selain itu, yang menjadi perhatian Jasa Raharja adalah tempat wisata. Pihaknya memprediksi arus atau pergerakan orang di tempat wisata akan meningkat pada pada musim libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
"Karena Nataru ini biasanya berpotensi bukan hanya arus mudik tapi juga arus tempat wisata. Kita berikan rekomendasi kepada seluruh Polres, kecamatan mana yang berpotensi kecelakaan, daerah-daerah red zone, dan black spot, dan Jasa Raharja berperan disitu dengan memberikan rambu-rambu lalu lintas tambahan," pungkasnya.
Jumlah Penumpang KRL Diramal Turun 50% Saat Nataru 2023-2024
Jumlah penumpang KRL Commuter Line diprediksi akan mengalami penurunan hingga 50 persen pada saat libur Natal 2023 dan tahun baru 2024.
Kendati begitu, VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, ada kemungkinan jumlah penumpang KRL Commuter Line bisa meningkat pada saat hari H Nataru, namun diprediksi tidak akan sepadat dihari kerja.
"Kalau pas waktu Nataru bisa sampai 50 persen, tapi pasti nanti di hari H-nya orang yang mau naik kereta dan jalan-jalan itu bisa naik tapi tidak akan sepadat di hari kerja," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba, kepada Liputan6.com, Sabtu (25/11/2023).
Lebih lnajut Anne mengungkapkan, memang pada saat momen Nataru stasiun KRL Commuter Line justru sepi penumpang, karena rata-rata masyarakat sudah mudik.
"Justru kalau libur Natal kita itu sepi penggunanya, orang pada mudik. Jadi, kalau di sini kita jam kerja itu yang harus bener-bener memaksimalkan," ujarnya.
Adapun pihak KAI Commuter tidak akan melakukan pengurangan frekuensi perjalanan meskipun sepi penumpang. Karena mekanisme KRL Commuter Line itu headway, artinya ramai atau sepi pun akan terus beroperasi.
"Kalau kita itu kan headway ya, jadi mau dia sepi atau padat kan dia jalan terus. Paling kalau misalkan itu kita lihat jam-jam tertentu untuk perawatan," pungkasnya.
Advertisement
Kebut Perbaikan Kereta LRT Jabodebek, Kemenhub Ajak Konsultan Asal Inggris
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menggandeng konsultan asal Inggris, Systra. Utamanya dalam mengejar target perbaikan sarana kereta LRT Jabodebek.
Diketahui, saat ini LRT Jabodebek hanya mengoperasikan 8 rangkaian kereta. Jumlah ini karena sejumlah rangkaian kereta sedang masa perbaikan karena roda kereta yang aus atau terkikis.
Direktur Jenderal Perkeretaapian, Risal Wasal mengatakan keterlibatan Systra diharapkan mampu memberikan masukan yang komprehensif untuk mengatasi masalah pada roda LRT Jabodebek.
"Kami ingin fokus kepada solusi untuk mengatasi kendala yang terjadi sehingga pemenuhan headway 7,5 menit dapat segera terwujud," tutur Risal dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).
Profil PerusahaanMengutip laman resmi Systra, perusahaan konsultasi itu memiliki basis di Inggris dan Irlandia. Systra sendiri memiliki fokus pada pembangunan dan pengembangan transportasi berbasis rel.
Terkait proses perbaikan, Risal mengungkap saat ini proses pembubutan roda masih berlangsung dan diharapkan dapat segera tuntas. Terlebih, menurut Risal, pihak operator telah melakukan pengadaan mesin bubut tambahan sehingga dapat mempercepat proses perbaikan roda.
Lebih lanjut, Risal menjelaskan penanganan yang telah dilakukan selain melakukan pembubutan roda adalah dengan memperhalus profil permukaan dan memberi cairan lubricant pada rel LRT Jabodebek.
“Alhamdulillah pasca dilakukan grinding dan pelumasan ini, sudah tidak ditemukan aus pada roda sehingga trainset (TS) yang beroperasi saat ini dalam kondisi aman dan tidak perlu dilakukan penggantian," urai pejabat Kemenhub itu.
Â