Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir mengatakan Indonesia memiliki visi menjadi negara nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan pada 2045.
Erick menyebut perlunya kerja sama seluruh pihak, termasuk sinergitas kementerian dan lembaga. Selain itu dirinya juga menekankan agar kemenkomarves harus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas di atas 5% pada 2024.
Baca Juga
Dua Calon Pemain Naturalisasi Diperkirakan Tidak Bisa Perkuat Timnas U-20 di Piala Asia 2025, Ini Penyebabnya
Sempat Didaftarkan, Erick Thohir Tak Paksakan Justin Hubner dan Ivar Jenner Bergabung di Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024
STY Keluhkan Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Erick Thohir Minta Fokus dan Jangan Banyak Ngeluh
"Perlunya sinergitas untuk pelaksanaan project utama pada enam kelompok pembangunan triwulan III seperti indikator pembangunan nasional, janji presiden, major project, proyek strategis nasional, SDGs, dan direktif presiden," ujar Erick dalam rapat koordinasi nasional bidang kemaritiman dan investasi 2023 di Golo Mori, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (6/12/2023).
Advertisement
Erick menekankan pentingnya sinergi dan kerja nyata dalam mengakselarasi penyelesaian project utama pembangunan triwulan III. Selain mencarikan solusi yang tepat dan efisien untuk proyek yang terkendala, Erick juga menyebut perlunya penetapan target pada proyek-proyek yang baru dimulai seperti New Palembang Port dan KA Komuter Surabaya Gerbang Kertasusila sampai 2024.
Erick mencontohkan dukungan kementerian dan lembaga dalam program pembangunan kelautan dan perikanan. Dukungan tersebut meliputi infrastruktur pendukung seperti irigasi, listrik, jalan produksi; akses permodalan, sarana transportasi dan sistem logistik, integrasi penataan ruang, integrasi perizinan pusat dan daerah, inovasi teknologi produksi, serta hilirisasi produk kelautan dan perikanan.
Erick mengatakan dua misi utama dalam rancangan RPJMN 2025-2029 bidang kelautan dan perikanan yaitu menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat berbasis ekonomi biru dan menjadikan Indonesia sebagai bangsa maritim yang unggul dengan mengedepankan tiga strategi utama yaitu strategi ekonomi, politik, dan budaya.
"Strategi ekonomi melalui pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan perairan, pengembangan industri maritim, penguatan sarana dan prasarana kemaritiman, dan pengelolaan konektivitas maritim," ucap Erick.
Optimalisasi Peran Tugas Fungsi
Erick mengatakan penguatan tata kelola kemaritiman, penguatan diplomasi dan okupasi efektif maritim, serta penguatan hankam dan keselamatan maritim menjadi strategi politik ke depan.
Sementara strategi budaya bertumpu pada penguatan karakter maritim bangsa dan penguatan iptek, inovasi, dan SDM kemaritiman.
Untuk itu, Erick mendorong optimalisasi peran tugas fungsi dalam melaksanakan koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian kebijakan bidang kemaritiman dan investasi dalam pengawalan program prioritas nasional periode 2020-2024.
"Hari ini, saya ingin kita semua menyatukan arah, strategi dan persepsi bersama antar kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk mendukung percepatan penyelesaian program prioritas nasional pembangunan bidang kemaritiman dan investasi pada 2024," kata Erick.
Advertisement
Erick Thohir Sebut Neraca Perdagangan Indonesia dengan Tiongkok Kini Surplus
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir mengatakan kerja sama strategis dan berkualitas tinggi antara Indonesia dan Tiongkok memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Erick menyebut nilai perdagangan dan investasi dengan Tiongkok meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
"Neraca perdagangan defisit menjadi neraca perdagangan surplus selama 43 bulan terakhir, bahkan mencapai 3 miliar dolar AS pada bulan lalu," ujar Erick dalam Forum Kemitraan Bisnis Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (5/12/2023).
Erick menyampaikan forum ini wujud kemitraan strategis komprehensif yang terjalin sejak penyampaian inisiatif 21st Century Maritime Silk Road oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping di Jakarta pada Oktober 2013. Erick mengatakan kemitraan strategis juga berhasil menorehkan sejumlah capaian penting seperti konektivitas infrastruktur, kereta cepat Jakarta-Bandung, hilirisasi industri khususnya critical mineral, serta energi hijau dan transisi energi.
Pemerintah Indonesia, lanjut Erick, mengapresiasi dukungan dari NDRC RRT, BUMN Indonesia dan Tiongkok, perbankan, yang kolaborasi menyukseskan operasional kereta cepat. Dirinya menyebut kerja sama kedua negara juga telah mendorong hilirisasi industri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Kami apresiasi peran investor Tiongkok yang telah menjadi industri pionir, meletakkan fondasi dan membawa perubahan signifikan untuk hilirisasi industri dan pemerataan ekonomi di Indonesia," ucap Erick.
Perikanan hingga EBT
Erick menyampaikan Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama pengembangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan kesehatan, mulai dari herbal dan food estate, perikanan, hilirisasi ekonomi biru, penelitian dan observasi laut dalam, pengembangan EBT, bioteknologi, termasuk National Gene Bank dengan BGI.
"Pengembangan talenta, pelatihan vokasi dan kejuruan, didukung dengan kerja sama sains dan teknologi juga sangat penting untuk populasi kedua negara kita yang mencapai 1,7 miliar orang atau lebih dari 20 persen populasi dunia," lanjut Erick.
Erick meyakini kerja sama yang berlandaskan prinsip saling percaya, menghormati, dan menguntungkan akan membuat kedua negara mampu mengoptimalkan keunggulan sumber daya. Hal ini akan membawa manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara.
"Sebagai dua negara besar, baik dari segi luas wilayah dan populasi, kerja sama yang berpegang teguh pada prinsip saling menguntungkan ini akan menjadi kerja sama yang jangka panjang dan berkelanjutan," sambung Erick.
Advertisement