Tempat Masuk Sapi Impor, Cilacap Diminta Perkuat Sistem Biosekuriti

Badan Karantina Indonesia (Barantin) meminta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk memperkuat sistem biosekuriti di Cilacap, khususnya pada pemasukan hewan pemamah biak (ruminansia) semisal sapi impor.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Des 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi hewan ternak sapi (Istimewa)
Penguatan pengawasan dan pengendalian potensi penyakit hewan harus diperkuat di area kedatangan, baik di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas. Ilustrasi hewan ternak sapi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Karantina Indonesia (Barantin) meminta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo untuk memperkuat sistem biosekuriti di Cilacap, khususnya pada pemasukan hewan pemamah biak (ruminansia) semisal sapi impor.

"Saat ini kebutuhan akan hewan ruminansia, khusus sapi impor masih cukup tinggi. Sesuai dengan tusi (tugas pokok dan fungsi) pengawasan, kami berkolaborasi guna penguatan sistem biosekuritinya," kata Kepala Barantin Sahat M Panggabean, Selasa (19/12/2023).

Sahat menilai, penguatan pengawasan dan pengendalian potensi penyakit hewan harus diperkuat di area kedatangan, baik di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas. Kolaborasi antar instansi terkait sangat diperlukan, termasuk di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

Pelabuhan yang berada di selatan pulau Jawa dan berbatasan dengan Samudra Hindia ini mampu menampung kapal berkapasitas besar dengan kedalaman -6 hingga -12 MLVS. Dengan lokasi strategis ini, Pelabuhan Tanjung Intan diproyeksikan menjadi tempat pemasukan hewan ruminansia impor di Pulau Jawa.

"Dari pertimbangan strategis, baik jarak, sarana dan prasarana di Pelabuhan Tanjung Intan mencukupi, dan Karantina siap untuk mendukung proses bisnisnya," ungkap Sahat.

General Manager Pelabuhan Tanjung Intan, Hapsoro Nugroho, menyambut baik upaya untuk pengembangan IKH guna penguatan sistem biosekuriti perkarantinaan.

"Saya umpamakan ini bagaikan hujan di musim kemarau, pelabuhan akan kembali ramai paska masa pandemi. Kami siap mendukung penguatan IKH (Instalasi Karantina Hewanl di Cilacap," kata Hapsoro.

Untuk diketahui, IKH yang berada di area pelabuhan digunakan untuk melakukan pengasingan, pengamatan dan pemeriksaan hewan asal luar negeri selama 10 hingga 14 hari. Pada masa karantina, petugas karantina akan melakukan pengamatan klinis dan pemeriksaan laboratorium yang dipersyaratkan guna memitigasi penyakit hewan.

"Dengan adanya IKH dipelabuhan akan memudahkan dalam memitigasi risiko penyebaran penyakit hewan tersebut," imbuh Hapsoro.

Pejabat Satuan Pelayanan Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Pelabuhan Tanjung Intan Dwi Astuti memaparkan, ini kapasitas Instalasi Karantina Hewan di Pelabuhan Tanjung Intan mampu menampung 2.000 ekor sapi. Dengan sarana dan prasarana seperti kandang, tempat isolasi dan laboratorium yang sesuai dengan standar biosekuriti.

Diharapkan penguatan kapasitas IKH dapat mencapai hingga 10.000 ekor sapi. Sehingga dapat efektif, baik dari sisi bisnis maupun efektifitas tindakan karantina. Alhasil, mitigasi risiko dan langkah ini diyakini bakal memperkuat sistem biosekuriti nasional.

"Penguatan IKH ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Semoga dapat menekan harga daging dibawah seratus ribu nanti," pungkas Sahat.

Baru Dibentuk Jokowi, Seberapa Penting Peran Badan Karantina Indonesia?

Ilustarasi ternak sapi siap potong di Banyuwangi (Istimewa)
Ilustarasi ternak sapi siap potong di Banyuwangi (Istimewa)

Sebelumnya, Pengamat Pertanian Jaka Widada mengapresiasi langkah Presiden Jokowi memperkuat Karantina Indonesia dengan membentuk Badan Karantina Indonesia melalui Perpres Nomor 45 Tahun 2023.

Karantina ini sejatinya telah ada dan telah berjalan dengan baik untuk menjaga marwah sumberdaya hayati Indonesia sejak jaman Belanda sampai saat ini.

"Karantina harus tetap berjalan, tidak boleh berhenti karena sebagai layanan publik meskipun ada perubahan organisasi dan itu hal yang biasa untuk perbaikan dan penguatan menjadi lebih baik," kata Jaka dikutip Kamis (10/8/2023).

Perpres ini sebenarnya hanya menggabungkan lembaga karantina yang sudah ada yaitu Badan Karantina Pertanian dan sebagian Badan Karantina Ikan (BKIPM) yang sebelumnya masing-masing di bawah Kementan dan KKP, sekarang ini ditambah dengan tugas-tugas baru yang lebih luas seperti pengawasan keamanan pangan, SDG, Satwa/tumbuhan langka di tempat pemasukan/pengeluaran.

"Dengan integrasi menjadi Badan Karantina Indonesia ini langsung dibawah presiden, saya berkeyakinan, karantina ke depan menjadi lebih baik memberikan layanan ke publik, lebih efisien, lebih kuat, lebih independent dan diperhitungkan negara lain," tambah Jaka.

Kebijakan Jokowi sangat tepat, peran karantina sangat strategis banyak negara telah melakukan penguatan-penguatan karantina sebagai lembaga teknis di wilayah border seperti di USA dengan Custom Border Protection (CBP), Tiongkok dengan General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC), sehingga sangat diperhitungkan oleh negara-negara lainnya.

 

Peran Strategis

Peran strategis perlindungan sumber daya hayati dari ancaman hama penyakit, hewan, ikan, dan tumbuhan berbahaya bahkan sebagai economic tool dalam perdagangan dunia untuk negara. Perang kita tidak lagi perang fisik tetapi yang lebih berbahaya perang ekonomi melalui hama penyakit termasuk bioterorisme di bidang hewan, ikan, tumbuhan dan kehutanan,” ujar dia. 

Barantin adalah garda terdepan pertahanan negara dari serangan neo terorisme. “Negara tidak boleh main-main dengan kepala badan ini.  Ini pertahanan negara, begitu lemah sedikit saja, hancur pertahanan dan perekonomian negara," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya