49 Persen Masyarakat Amerika Tak Pandang Miliarder Teknologi Sebagai Panutan, tapi Masih Dikagumi

Survei menunjukkan, pandangan negatif itu paling banyak pada miliarder teknologi ternama seperti Mark Zuckerberg, Elon Musk, dan Jeff Bezos.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 27 Des 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik
Ilustrasi Miliarder atau Orang Terkaya. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta 37 persen masyarakat di Amerika Serikat menganggap miliarder sebagai sosok yang buruk, dan 49 persen mengatakan mereka memiliki pandangan negatif terhadap miliarder.

Hal itu diungkapkan dalam survei tahun 2021 yang dilakukan oleh Vox dan Data for Progress.

Survei Vox menunjukkan, pandangan negatif itu paling banyak pada miliarder teknologi ternama seperti Mark Zuckerberg, Elon Musk, dan Jeff Bezos.

Namun terlepas dari pandangan negatif ini, masyarakat masih mengagumi dan menghormati beberapa tokoh individu ini.

Kekaguman ini bukan hanya karena kesuksesan finansial mereka; sebuah studi tahun 2021 yang dilakukan oleh Ohio State dan Cornell menemukan bahwa orang-orang yang menentang kelompok masyarakat yang sangat kaya masih cenderung mengagumi miliarder seperti Elon Musk dan Bill Gates.

"Rahasia Silicon Valley terletak pada cara berceritanya," kata Margaret O’Mara, profesor sejarah di Universitas Washington, dikutip dari CNBC International, Rabu (27/12/2023).

O’Mara, yang mempelajari sejarah Amerika modern dan industri teknologi, menyoroti alasan kisah sukses para raksasa teknologi tetap populer di benak masyarakat meskipun menghadapi segala rintangan.

Alasan lain masyarakat tidak berhenti mengagumi dari para miliarder teknologi ini adalah karena mereka telah mendefinisikan istilah kesuksesan modern.

"Gagasan bahwa apa yang harus Anda cita-citakan bukanlah bekerja di perusahaan besar, tetapi memulai bisnis Anda sendiri dan menjadi pendiri seperti Mark Zuckerberg. Hal ini tertanam dalam kesadaran publik," ungkap O’Mara.

 

 

Kesuksesan Didasarkan pada Kewirausahaan

Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Jadi, bahkan ketika orang-orang mengkritik para miliarder teknologi ini, mereka sering kali datang dari pemikiran yang menurut mereka dapat meniru kesuksesannya dan melakukannya dengan lebih baik, ungkap O’Mara.

Sentimen yang paling banyak muncul adalah "Saya ingin membangun jaringan sosial yang lebih baik," atau "Saya ingin menjadi pendiri dan memulai sebuah perusahaan, namun saya akan melakukannya secara berbeda dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik".

Disebutkan, pemahaman miliarder teknologi tentang kesuksesan didasarkan pada kewirausahaan dan sangat fokus pada melakukan apa yang mereka inginkan.

Kondisi Eksternal

Ilustrasi Miliarder
Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)

Namun fokus pada individualisme jarang menghasilkan kesuksesan dalam kehidupan nyata.

O’Mara membeberkan, seringkali keberhasilan para miliarder ini tidak hanya bergantung pada kerja keras mereka, tetapi juga pada kondisi eksternal seperti koneksi yang mereka miliki, karena hak istimewa dimiliki sejak lahir, dan kerja keras dari banyak orang yang bekerja bersama mereka.

"Ada banyak alasan untuk mengagumi apa yang telah dilakukan orang-orang ini dan mengungkap apa yang membuat mereka sukses," ungkapnya.

"(Tetapi) saya pikir solusi yang lebih baik adalah dengan menciptakan masyarakat di mana terdapat lebih banyak orang yang tidak memiliki kelebihan, jaringan, dan koneksi, serta memiliki kesempatan untuk membangun bisnis mereka sendiri," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya