Liputan6.com, Jakarta Ratu Denmark Margrethe II mengumumkan bahwa ia akan turun takhta pada 14 Januari 2024.
Dalam pidato tahun baru pada 31 Desember 2023, Ratu Margrethe II mengungkapkan bahwa putra sulungnya, yakni Putra Mahkota Frederik akan menggantikannya.
Dalam pidatonya, Ratu Margrethe II mengungkap soal operasi punggung yang ia jalani pada Februari 2023.
Advertisement
"Operasi ini secara alami memunculkan pemikiran tentang masa depan – apakah sudah tiba waktunya untuk menyerahkan tanggung jawab kepada generasi berikutnya," kata Ratu Denmark Margrethe II, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (2/1/2024).
"Saya telah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. Pada tanggal 14 Januari 2024, 52 tahun setelah saya menggantikan ayah tercinta, saya akan mengundurkan diri sebagai ratu Denmark," ungkapnya.
"Saya serahkan takhta kepada putra saya, Putra Mahkota Frederik," lanjut dia.
Melansir laman resmi Uni Eropa, Selasa (2/1/2024) perekonomian Denmark pada tahun 2023 mengalami masa pelemahan karena konsumsi swasta yang loyo akibat hilangnya upah riil dan kenaikan suku bunga yang membebani investasi.
Dengan melemahnya permintaan domestik, pertumbuhan ekonomi Denmark saat ini didorong oleh ekspor neto.
Namun, permintaan dalam negeri diperkirakan akan sedikit pulih, karena upah riil yang lebih tinggi akan menghidupkan kembali konsumsi swasta dan hambatan investasi akibat suku bunga dan kurangnya permintaan mulai membaik.
Keuangan pemerintah Denmark juga diprediksi tetap mengalami surplus namun masih berada di bawah perkiraan.
Ekonomi Denmark diprediksi akan tumbuh 1,4 persen di tahun 2024 ini dan berlanjut tumbuh 1,6 persen di 2025 mendatang.
Sementara inflasi negara itu diproyeksi menyentuh 2,4 persen tahun ini, dan melanjutkan penurunan menjadi 2,1 persen di tahun 2025.
Uni Eropa menyoroti tingginya inflasi Denmark sepanjang tahun 2022 dan 2023, yang terjadi pada energi, pangan, dan komoditas.
Inflasi ini menyebabkan penurunan tajam daya beli rumah tangga dan stagnasi atau penurunan konsumsi swasta riil.
Namun, konsumsi diperkirakan akan lanjut meningkat dan akan pulih secara bertahap tahun ini, karena upah nominal yang lebih tinggi dan tekanan inflasi yang lebih rendah diperkirakan akan memulihkan pendapatan riil rumah tangga secara bertahap.
Setelah penurunan yang cukup besar pada tahun 2022, konsumsi swasta diperkirakan akan tumbuh meningkat sebesar 1,3 persen pada 2024 dan 1,6 persen pada tahun 2025.
Di sisi lain, angka pengangguran di Denmark diprediksi akan meningkat dari 4,6 persen di 2023 menjadi 5,2 persen tahun ini dan lanjut naik menjadi 5,5 persen di 2025.
Kekayaan Ratu Denmark Margrethe II
Margrethe II dikenal sebagai ratu yang berkuasa paling lama di Eropa, dengan masa berkuasa hingga 52 tahun.
Naik takhta pada tahun 1972, Margrethe II menjadi pemimpin terlama di Eropa setelah Ratu Inggris, Elizabeth II wafat pada September 2022.
Mengutip GoBankingRates, Ratu Denmark Margrethe II dilaporkan memiliki kekayaan bersih senilai USD 40 juta atau setara Rp. 618,4 miliar.
Daftar Sipil Denmark memberinya sekitar USD 705.000 per bulan untuk biaya menjalankan rumah tangga kerajaan, termasuk staf, administrasi dan properti, serta pengeluaran pribadinya.
Adapun penghasilan tambahan sebesar USD 200.000 (sekitarbRp. 3 miliar) per bulan sebagai tunjangan untuk anak-anak ratu, Putra Mahkota Frederik dan Pangeran Joachim.
Advertisement
Mengenal Sosok Ratu Denmark Margrethe II
Margrethe II menjadi perempuan pertama yang diizinkan mewarisi takhta di Denmark setelah Undang-Undang Suksesi tahun 1953 diresmikan.
Pada tahun 1967, Ratu Margrethe II menikah dengan Pangeran Henrik.
Keduanya dikaruniai dua anak, Putra Mahkota Frederik dan Pangeran Joachim.
Keputusannya mundur menyusul meninggalnya mendiang suaminya pada 2018 di usia 83 tahun.
Setelah Ratu Elizabeth II dari Inggris wafat pada September 2022, Ratu Margrethe II menjadi satu-satunya perempuan yang berkuasa di Eropa.
Pada tahun 2022, ia sempat mengumumkan keputusan kontroversial terkait perubahan besar pada gelar anak-anak Pangeran Joachim dan keturunan mereka.