Alasan Mengapa Laut Merah Jadi Jalur Maritim Perdagangan Terpenting Dunia, Dilindungi AS Hingga Jadi Alat Serang Israel

Sea-Intelligence memperkirakan ada sekitar 10 persen armada dunia yang saat ini tidak beroperasi imbas krisis logistik di Laut Merah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 19 Jan 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2024, 17:00 WIB
Ilustrasi Kapal Kargo
Ilustrasi kapal kargo via Pixabay/analogicus

Liputan6.com, Jakarta Krisis logistik tengah melanda Laut Merah imbas serangan kelompok militan Houthi yang terjadi beberapa waktu lalu. Perusahaan penasihat rantai pasokan laut, Sea-Intelligence mengingatkan dampak yang ditimbulkan seiring gangguan logistik di Laut Merah telah mencapai level terparah dibandingkan yang terlihat di awal pandemi Covid-19.

Sea-Intelligence memperkirakan ada sekitar 10 persen armada dunia yang saat ini tidak beroperasi imbas krisis logistik di Laut Merah.

Tesla, Volvo, dan Michelin merupakan salah satu perusahaan multinasional yang baru-baru ini mengatakan akan menghentikan produksi imbas kemacetan pengiriman bahan baku dari Laut Merah.

Adapun perusahaan furnitur asal Swedia, Ikea yang juga telah memperingatkan penundaan produk, begitu pula pengecer asal Inggris Next dan Crocs.

Dengan besarnya dampak yang ditimbulkan dari krisis logistik di Laut Merah, seberapa penting kawasan tersebut bagi perdagangan global?

Melansir laman Dryad Global, Jumat (19/1/2024) Laut Merah terhubung dengan Terusan Suez, yang merupakan salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, memiliki alternatif rute di sekitar Tanjung Harapan.

Laut Merah dan Terusan Suez memiliki peran penting untuk menjaga stabilitas politik dan ekonomi banyak negara, dengan berbagai kepentingan strategis yang sangat besar.

Lokasi Laut Merah pun sangat strategis, terletak di antara benua Asia dan Afrika, memisahkan Timur Tengah serta Eropa dan Asia.

Posisi Laut Merah penting karena merupakan perbatasan alami antara pantai timur Afrika dan pantai barat Semenanjung Arab, juga jalur penting bagi transportasi minyak tanpa senjata melalui Bab el-Mandeb di selatan hingga Terusan Suez.

Selama minyak masih menjadi sumber energi utama bagi dunia, jalur pelayaran ini akan tetap menjadi jalur penting bagi transportasi minyak dari Teluk.

Selain perdagangan, wilayah ini juga merupakan rute navigasi penting antara militer negara-negara dan basis global mereka, sehingga telah menjadi arena terjadinya konflik dan persaingan regional.

Laut Merah semakin penting secara ekonomi karena besarnya cadangan minyak dan sumber daya logam mulia di seluruh kawasan tersebut.

Tak hanya itu, sejumlah besar seng, tembaga, perak, emas, dan mineral lain seperti kadmium, kobalt, dan hidrokarbon juga telah ditemukan di kedalaman Laut Merah yang terisolasi.

Setiap kapal yang melewati Terusan Suez menuju atau dari Samudera Hindia harus melalui selat Bab al-Mandab dan Laut Merah.

 

Peran Penting Terusan Suez dalam Rantai Pasok Global

FOTO: Kapal Kargo Ever Given Berhasil Dievakuasi dari Terusan Suez
Kapal kargo Ever Given ditemani kapal tunda saat melaju di Terusan Suez, Mesir, Senin (29/3/2021). Peter Berdowski, CEO dari perusahaan penyelamatan Belanda Boskalis, mengatakan Ever Given telah diapungkan kembali. (Suez Canal Authority via AP)

Dikutip dari BBC, Jumat (19/1/2024) Terusan Suez adalah jalur laut tercepat antara Asia dan Eropa dan sangat penting dalam pengangkutan minyak dan gas alam cair (LNG).

Sekitar sembilan juta barel minyak per hari dikirim melalui Terusan Suez pada paruh pertama tahun 2023, menurut perusahaan analisis pengangkutan Vortexa.

Dalam kondisi normal, 17.000 kapal melewatiTerusan Suez setiap tahunnya. Ini berarti 12 persen dari perdagangan global dikirimmelalui Laut Merah

Barang-barang itu bahkan bernilai fantastis, mencapai USD 1 triliun

Menjadi Lintasan Minyak Dunia

FOTO: Kapal Kargo Ever Given Berhasil Dievakuasi dari Terusan Suez
Kapal kargo Ever Given ditemani kapal tunda saat melaju di Terusan Suez, Mesir, Senin (29/3/2021). Pejabat Mesir mengatakan tumpukan kapal yang menunggu untuk transit harus diselesaikan dalam waktu sekitar tiga hari. (Suez Canal Authority via AP)

Analis di S&P Global Market Intelligence mengatakan hampir 15 persen barang yang diimpor ke Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara dikirim dari Asia dan Teluk melalui laut.

Itu termasuk 21,5 persen minyak sulingan dan lebih dari 13 persen minyak mentah.

Tapi ini bukan hanya tentang minyak. Kapal kontainer di Laut Merah dan Terusan Suez juga membawa segala macam barang konsumsi yang terlihat di toko-toko termasuk TV, pakaian, dan peralatan olahraga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya