Dampak Hilirisasi Nikel, Ekonomi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah Tumbuh 20,49% dan 11,91%

Sektor industri yang mendominasi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah adalah industri pengolahan bahan tambang. Terutama industri feronikel di kedua provinsi tersebut

oleh Tim Bisnis diperbarui 05 Feb 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2024, 13:45 WIB
Ilustrasi bahan baku nikel di salah satu smelter yang berlokasi di Maluku. (Deon/Liputan6.com)
Ilustrasi bahan baku nikel di salah satu smelter yang berlokasi di Maluku. (Deon/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2023 tembus 5,04% secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2023 tumbuh 5,05%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat khusus provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah membukukan pertumbuhan ekonomi 20,49% dan 11,91%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, pertumbuhan ekonomi hingga dua digit tersebut diakibatkan oleh kebijakan hilirisasi yang digaungkan pemerintahan Jokowi. Terutama hilirisasi nikel.

"Ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi yang kita sebut program hilirisasi nikel di kedua provinsi tersebut memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah," kata Amalia dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/2).

Saat ini, lanjut Amalia, sektor industri yang mendominasi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah adalah industri pengolahan bahan tambang. Terutama industri feronikel di kedua provinsi tersebut

"Tentunya, pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi itu terutama didorong oleh pertumbuhan dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian," ujarnya.

Mengutip data BPS, terdapat provinsi yang berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pasa 2023. Diurutan pertama terdapat Maluku Utara 20,49 persen, Sulawesi Tengah 11,91 persen, dan Kalimantan Timur 6,22 persen.

 

Bantah Hilirisasi Ugal-ugalan, Menko Luhut Undang Cak Imin ke Weda Bay-Morowali

Menko Luhut
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan/Istimewa.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan proses hilirisasi nikel berjalan di Indonesia. Dia pun mengaku ingin mengajak Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin ke kawasan industri nikel.

Dua tempat itu adalah Kawasan Industri Weda Bay dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah. Menko Luhut ini membuktikan hilirisasi nikel berjalan dan tidak ugal-ugalan.

"Saya pengen sebenarnya mengundang Muhaimin itu berkunjung ke Weda Bay, ke Morowali untuk lihat sendiri, seeing is believing," ucap Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).

Dia menyebut klaim Cak Imin soal hilirisasi nikel ugal-ugalan tersebut merupakan suatu pembohongan publik. Dia menilai, Cak Imin tidak memiliki karakter yang baik.

"Daripada anda berbohong kepada publik yang menurut saya itu satu karakter yang gak bagus untuk mencapai suatu posisi, anda membohongi publik dengan memberikan informasi seperti tadi," tuturnya.

 

Dampak Ekonomi

Sejalan dengan hilirisasi tadi, Menko Luhut juga membuka data soal dampak terhadap ekonomi wikayah sekitar. Salah satunya terlihat pada aspek penurunan tingkat kemiskinan di Sulawesi Tengah.

"Kalau kita lihat data 2015, itu kemiskinan disana 14,7 persen, nah data tahun 2023 itu 12,4 persen. Jadi turun, kemiskinan disana itu, dari 14,7 ke 12,4 persen. Nah itu apa? Ya krena pertumbuhan ekonomi disana," ucapnya.

"Kemudian di Morowali kita lihat 2014 itu 15,8 persen kemiskinan dan 2023 ini kita kihat, 12,3 persen kemiskinan. Jadi terjadi juga cukup perbaikan-perbaikan disana," imbuh Menko Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya