Liputan6.com, Jakarta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyerahkan sertifikat tanah secara langsung kepada masyarakat di Kota Manado, Sulawesi Utara.
“Saya menyerahkan sertifikat tanah langsung kepada masyarakat. Di sini saya sambil terus belanja masalah, apa lagi yang kira-kira bisa kita lakukan dari pusat dan tentunya turunannya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” ujar Agus Harimurti Yudhoyono dikutip dari Antara, Kamis (22/2/2024).
AHY langsung melaksanakan kunjungan kerja pertamanya sehari pasca dilantik dan serah terima jabatan. Ia bertolak ke Provinsi Sulawesi Utara pada Kamis (22/2) untuk menyerahkan sertifikat tanah dan meninjau pelayanan pertanahan di Kota Manado. Dalam kunjungan kerja pertamanya ini, ia bertemu dan berdialog secara langsung dengan masyarakat.
Baca Juga
Ia mendengarkan aspirasi masyarakat serta memastikan bahwa proses sertifikasi tanah di daerah berjalan dengan baik.
Advertisement
Terdapat 105 sertifikat tanah yang akan diserahkan di Kelurahan Malalayang Dua, Kota Manado, yang merupakan hasil program Redistribusi Tanah serta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Dibagikan Door to Door
Penyerahan tiga sertifikat berlangsung secara door to door kepada masyarakat yang berprofesi sebagai tukang kayu, petani dan nelayan.
Tak hanya itu, Menteri ATR/Kepala BPN juga menyerahkan sertifikat untuk rumah ibadah di Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Tingkulu. Sertifikat tersebut diperuntukkan bagi GMIM Anugerah Tingkulu dengan jumlah jemaat sebanyak 860 orang dan GMIM Yosua Paal IV dengan jumlah jemaat sebanyak 123 orang.
“Ini menjadi perjalanan dinas pertama saya sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, kami terbiasa bekerja di lapangan untuk menyapa langsung masyarakat. Saya rasa itu yang paling efektif karena mendengarkan keluhan, harapan atau aspirasi masyarakat itu bukan hanya menginspirasi ataupun menggerakkan kita, tetapi mempercepat kalau ada yang bisa ditangani,” ujar AHY.
Keesokan harinya Jumat (23/2), Menteri ATR/Kepala BPN dijadwalkan menghadiri peresmian Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow. Dalam peresmian tersebut akan hadir Presiden Joko Widodo beserta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala daerah.
Usut Sengketa Tanah, AHY Bakal Temui Menko Airlangga
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono, menekankan poin kolaborasi antar kementerian dalam mengusut kasus-kasus semisal sengketa tanah.
Sosok pertama yang ia sebut yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. AHY telah mengajukan diri untuk menemui Menko Airlangga untuk diajak berkolaborasi.
"Pertama, Menko Perekonomian pak Airlangga, karena ATR/BPN ini dibawah koordinasi Menko perekonomian. Saya sudah minta waktunya," ujar Agus Harimurti Yudhoyono di Kantor Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Kamis (22/2/2024).Tak hanya Airlangga, AHY juga bakal bekerjasama dengan menteri-menteri bidang ekonomi terkait lainnya semisal Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia hingga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono.
"Sesama kolega di wilayah ekonomi, pak Bahlil juga komunikasi, PUPR juga, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga. Dan, Kejaksaan, Polri saya juga sudah minta waktu," imbuhnya.
Dapat Perhatian AHY
Adapun menurut rencananya, penyelesaian kasus sengketa lahan jadi salah satu program yang bakal diakselerasi oleh Kementerian ATR/BPN, dalam kurun waktu sisa 8 bulan masa kabinet tersisa.
"Jadi saya baru bisa menjelaskan di kesempatan ini, bahwa kami semangatnya adalah melakukan percepatan penuntasan segala isu dan permasalahan termasuk sengketa-sengketa tanah, baik individu, korporasi, dan komunitas," kata Agus Harimurti Yudhoyono.
Advertisement
Butuh Sinergi
Namun, ia menekankan bahwa dirinya bersama Kementerian ATR/BPN tidak bisa bekerja sendirian. Sebab, berbagai urusan instansi semisal di bidang pertanahan dan lainnya juga turut bersinggungan dengan kementerian lain.
"Jadi ini juga yang menjadi prioritas saya untuk melakukan koordinasi, komunikasi awal. Saya sudah berkomunikasi dengan sejumlah menteri terkait untuk mencari waktu, karena semua pasti punya kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan," tuturnya.
"Jadi saya ingin mencari waktu sebentar saja, paling tidak kalau ada isu-isu strategis dan teknis yang bisa diselesaikan cepat antara Kementerian ATR dan kementerian lain," pungkas Agus Harimurti Yudhoyono.