Liputan6.com, Jakarta Indonesia dikenal sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen setiap tahunnya.
IMF mengukur perekonomian negara-negara berdasarkan proyeksi nilai produk domestik bruto (PDB). Hasilnya, PDB per kapita Indonesia pada 2023 hanya US$5,1 ribu, sekitar 17 kali lipat lebih rendah dibanding Singapura.
Baca Juga
Secara per kapita, ekonomi Indonesia hanya masuk peringkat ke-5 di ASEAN, masih kalah juga dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand.
Advertisement
Dengan berbagai data ekonomi tersebut, lantas tidak secara langsung mencerminkan kebahagiaan para penduduknya.
World Happiness Report 2023 mencatat, Indonesia menduduki peringkat ke-84 dunia dari daftar negara paling bahagia di dunia. World Happiness Report 2023 mencatat hanya 137 negara yang diperingkat.
Laporan kebahagiaan sebuah negara ini diukur berdasarkan 6 indikator, yaitu kedermawanan, rendahnya angka korupsi, PDB per kapita, kesehatan, dukungan sosial, dan kebebasan membuat pilihan hidup.
Negara-negara paling bahagia umumnya memiliki nilai ekonomi dan sosial yang baik, termasuk dalam kesejahteraan hidup dan kebebasan berpendapat. Hal-hal yang berkaitan dengan nilai religius tidak masuk indikator penilaian.
Pada publikasi tersebut, hasilnya menunjukkan Finlandia secara konsisten terus menempati posisi teratas negara paling bahagia selama 6 tahun berturut-turut. Sedangkan, Indonesia berada di peringkat 84 dari 137 negara.
Daftar Negara Paling Bahagia di Dunia
- Finlandia - Skor 7.804
- Denmark - Skor 7.586
- Islandia - 7.530
- Israel - 7.473
- Belanda - 7.403
84. Indonesia - Skor 5.277
133. RD Kongo - Skor 3.207
134. Zimbabwe - Skor 3.204
135. Sierra Leone - Skor 3.138
136. Libanon - Skor 2.392
137. Afghanistan - Skor 1.859
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,05% di 2023 Libas Negara Anggota G20
Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 yang sebesar 5,05 persen secara tahunan (yoy) masih cukup tangguh, terlebih jika dibandingkan dengan sejumlah negara G20, seperti Meksiko yang tumbuh 3,4 persen dan Arab Saudi yang terkontraksi 0,90 persen.
“Kinerja perekonomian Indonesia pada periode tersebut tetap terjaga dan dapat menjadi pijakan kokoh untuk periode selanjutnya,” kata Deputi III KSP Edy Priyono dikutip dari Antara, Selasa (6/2/2024)..
Menurut Edy, pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2023 menunjukkan perekonomian domestik yang tetap terjaga dan solid di tengah kondisi perlambatan ekonomi dunia.
Ia memaparkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi. Kedua komponen tersebut menyumbang 82,51 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Dari sisi pertumbuhan, kata Edy, konsumsi rumah tangga bertumbuh 4,82 persen, sementara PMTB tumbuh 4,4 persen.
Adapun ekspor mengalami perlambatan yakni hanya tumbuh 1,32 persen karena harga komoditas unggulan ekspor Indonesia yang moderat dan aktivitas ekonomi global yang melambat.
Advertisement
Lapangan Usaha
Dari sisi lapangan usaha, kata Edy, terdapat lima sektor penopang utama PDB Indonesia yang konsisten tumbuh positif yakni industri pengolahan tumbuh 4,64 persen, perdagangan 4,85 persen, pertanian 1,30 persen, pertambangan 6,12 persen dan konstruksi 4,91 persen.
Kelima sektor tersebut menyumbang 64,58 persen PDB Indonesia. Adapun beberapa sektor yang konsisten tumbuh tinggi dalam dua tahun terakhir dan tetap melanjutkan tren positif yakni transportasi & pergudangan 13,96 persen, jasa lainnya 10,52 persen, serta sektor akomodasi & makanan minuman 10,01 persen.
Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden ini juga mengungkapkan sepanjang tahun 2023 industri pengolahan mampu melanjutkan pertumbuhan positif meski sedikit melambat, dari 4,89 persen pada 2022 menjadi 4,64 persen pada 2023.