Program Makan Siang dan Susu Gratis Masuk RAPBN 2025, Bos Bapanas Usul Cuma Impor Sapi Bibit Unggul

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan, Indonesia harus membangun peternakan sapi sehingga tidak harus selalu impor.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Feb 2024, 16:10 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 16:10 WIB
Program Makan Siang dan Susu Gratis Masuk RAPBN 2025, Bos Bapanas Usul Cuma Impor Sapi Bibit Unggul
Pemerintah berencana memasukkan progam calon presiden terpilih dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2025. (Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana memasukkan progam calon presiden terpilih dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2025. Tujuannya, mengakomodasi anggaran atas program yang diusung.

Salah satu yang ramai dibicarakan adalah masuknya program makan siang dan susu gratis yang diusung pasangan Capres-Cawapres rabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ke RAPBN 2025. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menilai hal itu bisa menggerakkan ekonomi di desa.

"Ini jawaban pribadi, bukan institusi. Kalau demikian adanya, sebenarnya giat ekonomi sangat besar utamanya di pedesaan. Khusus sapi perah itu akan ada development (pengembangan)," ujar Arief di Hotel The Margo, Depok, Jawa Barat, Selasa (17/2/2024).

Jika memang ada opsi impor, kata dia, perlu diutamakan bagi sapi perah sebagai bibit unggul. Nantinya, pengembangan produksinya bisa diserahkan ke sentra-sentra peternakan. Dia tak setuju jika yang diimpor adalah susu bubuk.

"Saya kalau atas nama pribadi akan menyampaikan, importasi harus dilakukan khusus untuk sapi-sapi perah bibit unggul. Jadi jangan pakai powder milk yang impor, kita bangun yang ada di Indonesia," ujar dia.

Arief mencoba menyusun konsep. Sapi perah unggul yang di impor tadi disebar ke peternak, dan dilakukan pengembangan. Selanjutnya, bisa memproduksi susu untuk menyuplai program tadi.

Menggerakkan Ekonomi

Dia memandang, dengan begitu, peternak di dalam negeri bisa lebih sejahtera. Nantinya, pemerintah tinggal menyusun skema yang tepat, termasuk standardisasi pengolahan dan pengembangannya.

"Jadi, jangan bangga melakukan impor terus. Harus bangun peternakan pertanian Indonesia. Saya rasa kalau misal, ini ide saya, satu peternak diberi 3 sapi 4 sapi, setelah itu nanti susunya disiapkan, koperasi, kan kita punya GKSI, gabungan koperasi susu indodiensia di Lembang, kemudian di Jawa Timur," bebernya.

"Ini giat ekonominya akan luar biasa, peternak happy dapat sapi. Tinggal dibuat skema dan standar," Arief menambahkan.

 

Masih Tunggu Waktu

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo Adi juga menjelaskan Bapanas dan Kementan hanya bekerja sama pada saat melakukan penghitungan data komoditas. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kendati demikian, mantan Direktur Utama ID Food ini mengatakan, masih terlalu cepat untuk membahas program tersebut sekarang. Pasalnya, masih ada proses penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Tapi ini masih dalam tahap diskusi kemudian persiapan persiapan karena kalau dalam arahan pak presiden, nanti baru Maret, baru Maret siapa presiden terpilih. Jadi sekarang to early kalau bicara itu," tegasnya.

"Kemudian apabila itu sudah, itu harus dipersiapkan sampai Oktober siapapun presiden terpilih. Supaya anggaran 2025 itu adalah (mengakomodasi program) presiden yang baru. Jadi pak Jokowi fair untuk persiapkan, tahun 2025 itu program presiden terpilih," pungkasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya