Satgas Pangan Polri Bakal Ciduk Toko yang Jual Mahal Harga Beras Bulog

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan, beras SPHP tetap dilepas ke pasar dengan HET beras medium sesuai zonasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Mar 2024, 15:01 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2024, 15:01 WIB
Satgas Pangan Polri Bakal Ciduk Toko yang Jual Mahal Harga Beras Bulog
Ombudsman RI memiliki sejumlah dugaan kenapa harga beras masih mahal, meskipun Perum Bulog sudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).(Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Ombudsman RI memiliki sejumlah dugaan kenapa harga beras masih mahal, meskipun Perum Bulog sudah menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Salah satunya, dugaan penyalahgunaan beras SPHP yang dikemas ulang sebagai beras komersil dan dijual di atas ketetapan harga.

Padahal, ketentuan harga beras SPHP kemasan 5 kg punya acuan berbeda dari harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang naik Rp 1.000 per kg. Dengan rincian, Rp 10.900 per kg untuk Zona 1, Rp 11.500 per kg untuk Zona 2, dan Rp 11.800 per kg untuk Zona 3.

Menyikapi situasi tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memastikan, beras SPHP tetap dilepas ke pasar dengan HET beras medium sesuai zonasi. "Kalau beras SPHP tidak Rp 13.900 per kg, tetapi Rp 10.900 per kg, itu harus ya," jelasnya dalam pernyataan tertulis, Sabtu (16/3/2024).

Apabila masyarakat menemukan ketidaksesuaian, Arief minta segera laporkan outlet dimaksud. "Teman-teman di Satgas Pangan Polri nanti akan mengontrol di lapangan, membantu kita bersama-sama," ungkapnya. 

"Jadi kalau ada beras SPHP dijual lebih dari Rp 10.900 per kg untuk wilayah DKI Jakarta dan beberapa tempat yang zona 1, mohon bisa disampaikan karena kita akan tegur atau kita setop kemitraan dengan outlet itu," tegasnya.

Oleh karenanya, ia meminta semua penjual wajib mentaati patokan harga beras SPHP yang dikemas per 5 kg. Jika tidak mematuhinya, Arief mengancam bakal memasukan toko tersebut ke dalam daftar black list

"Semua tokonya terdaftar by name by address by outlet. Verifikasi oleh dinas urusan pangan di setiap daerah. Jadi setiap outlet yang ada itu harus menjual dengan harga yang ditentukan, khusus beras SPHP," terangnya.

Menurut catatan Bapanas, hingga 13 Maret 2024, penyaluran beras SPHP terus digenjot ke daerah-daerah dan telah berada di angka 440 ribu ton. Adapun daerah penyaluran terbesar ada di wilayah DKI Jakarta & Banten, Jawa Timur, serta Jawa Barat. Sementara beras SPHP yang dikucurkan melalui retail modern dan pasar tradisional telah capai 14 ribu ton.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mendag Sebut Harga Beras Turun saat Panen Raya

harga beras
Harga beras medium hari ini tembus Rp13.160 per kilogram atau naik 0,15 persen dari hari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan terus memantau pergerakan harga pangan di pasaran. Kali ini, Mendag meninjau stok sejumlah komoditas pokok di Pasar Keramat Jati, Jakarta Timur, salah satunya harga beras.

Di sana, mendag berinteraksi dengan sejumlah pedagang di antaranya pedagang cabai merah, daging sapi, telur ayam, hingga pedagang beras.

Soal harga beras lokal yang masih mahal, Mendag mengungkapkan hal ini terjadi karena belum masa panen raya yang akan terjadi pada April 2024. Harga beras lokal mencapai Rp95.000 per 5 kg dari sebelumnya Rp90.000 per 5 kg.

“Beras, memang yang beras lokal karena panen rayanya belum, belum turun (harganya), harganya masih tinggi, tapi kan ada alternatif, ada beras dari Bulog yang Rp11.000 sekilo, atau yang premium Rp14.000 satu kilo. Karena memang musim panennya bergeser, panennya bergeser, bulan depan baru panen agak banyak, bulan April panen raya,” kata Mendag dikutip dari Antara, Jumat (15/3/2024).

 

 


Harga Ayam dan Daging Sapi

Harga Daging Sapi Masih Cukup Mahal
Kenaikan harga daging sapi kerap kali membuat bingung pedagang daging di pasar tradisional. (merdeka.com/Imam Buhori)

Tidak hanya itu, Mendag juga menemukan sejumlah bahan pokok yang mengalami kenaikan harga, salah satunya cabai keriting mencapai Rp100.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp80.000 per kg.

“Memang ada yang harganya naik, cabai, kemarin kata ibu (pedagang cabai) tadi ada yang Rp70.000 (per kg) harga (cabai merah) hari ini, ada Rp100.000 (per kg harga cabai keriting), tapi barangnya ada,” tutur Zulhas.

Gara-Gara Musim Hujan

Menurut Mendag naiknya harga cabai di pasar tersebut karena terjadi musim hujan yang mengakibatkan panen gagal sehingga berdampak pada pasokan barang yang berkurang.

“Kalau hujan begini harganya naik, kalau hujan cukup lebat, panennya gagal. Cabainya busuk kan? Jadi cabai itu susah,” tutur Zulkifli..

Zulhas menambahkan dari hasil pemantauan tersebut pihaknya juga menemukan harga telur ayam dijual Rp40.000 per kg. Sedangkan harga daging sapi mencapai Rp130.000 sampai Rp140.000 per kg.

Meski sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga di pasar tersebut, namun Zulhas menegaskan bahwa ketersediaan bahan pokok di pasar tersebut aman.


Stok Sentuh 3,5 Juta Ton saat Panen, Bapanas Prediksi Harga Beras Turun Jadi Rp 14 Ribu

Tinjau Harga Beras di Pasar
Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), Arief Prasetyo Adi menuturkan, harga gabah akan turun seiring panen raya sehingga berdampak terhadap harga beras.

Harga gabah diprediksi turun menjadi Rp 7.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya sebesar Rp 8.000 per kg. "Harga gabah hari ini rata-rata nasional Rp7.000 per kilo sebelumnya di atas Rp8.000 lebih. Kalau harga gabah Rp8.000 atau Rp9.000, berarti harga beras tinggal dikalikan berarti beras Rp 16.000 per kilo," tutur dia dalam acara Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri  2024, di Kempinski Hotel, Jakarta, (4/3/2024).

Ia prediksi harga beras turun hingga Rp2.000 per kilogram saat memasuki Ramadan 2024 sehingga harga beras akan kembali sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per kilogram (kg).

"Dan hari ini begitu harga gabah Rp7.000, otomatis harga beras itu terkoreksi sekitar Rp2.000, jadi angkanya sekitar Rp14.000 per kilo beras, kembali ke HET," ia menambahkan.

Arief menuturkan, penurunan tren harga gabah ini tak lepas dari mulai berlangsungnya panen raya padi di berbagai sentra wilayah produksi. Dia menuturkan, produksi padi saat panen raya masih di atas kebutuhan nasional.

"Hari ini bapak ibu semua harga (beras) akan mulai terkoreksi, seiring berjalannya panen yang angkanya kurang lebih 3 sampai 3,5 juta ton dari kebutuhan kita 2,5 sampai 2,6 juta ton," kata dia.

Adapun sejumlah wilayah sentra produksi padi, yang memasuki panen raya tersebar di  berbagai kota Jawa Timur. Selain itu, sejumlah kota di Sumatera juga memasuki panen raya.

"Panen di Lamongan, di Tuban, Bojonegoro Sragen, Ngawi, Demak, Grobogan, Lampung Sumatera Selatan, harga gabah," pungkasnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Ragam Tanggapan Gonjang-ganjing Harga Beras di Pasaran. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Gonjang-ganjing Harga Beras di Pasaran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya