The Fed Proyeksi Ekonomi AS Tumbuh 2,1% di 2024

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menyiratkan tiga pemangkasan suku bunga pada tahun ini masing-masing 0,25 persen.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Mar 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 14:00 WIB
Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange saat Ketua Federal Reserve Jerome Powell berbicara setelah mengumumkan kenaikan suku bunga di New York, Amerika Serikat, 2 November 2022. (AP Photo/Seth Wenig)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Bank Sental Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali pada 2024. Penurunan suku bunga ini dilakukan karena prospek pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik.

Mengutip CNBC International, Kamis (21/3/2024) proyeksi penurunan suku bunga AS oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Maret 2024 menunjukkan median suku bunga dana federal akan mencapai 4,6% pada 2024.

Dengan suku bunga Fed Fund Rate saat ini berada pada kisaran 5,25% hingga 5,50%, Bank Sentral AS menyiratkan tiga pemangkasan tahun ini masing-masing 0,25 poin persentase.

Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) The Fed sebelumnya pada bulan Desember 2023 juga menunjukkan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024.

Namun, proyeksi pertumbuhan PDB riil AS pada tahun 2024 adalah sebesar 2,1% dalam proyeksi bulan Maret, naik dari 1,4% pada bulan Desember 2023.

Proyeksi inflasi inti juga meningkat menjadi 2,6% dari 2,4%.

Proyeksi terbaru ekonomi AS oleh The Fed muncul setelah laporan inflasi di bulan Januari dan Februari mengurangi harapan bahwa bank sentral dapat mengendalikan kenaikan harga.

Para pedagang juga telah membatalkan proyeksi penurunan suku bunga tahun ini menjelang update terbaru dari bank sentral pada hari Rabu (20/1).

"SEP FOMC terus menunjukkan penurunan suku bunga (0,75%) tahun ini, bahkan ketika perkiraan inflasi inti ditingkatkan sebesar 0,2 pp menjadi 2,6%," kata Ian Lyngen, kepala strategi suku bunga AS di BMO Capital Markets.

"Kami berargumentasi bahwa hal ini adalah hal yang paling relevan dari SEP karena hal ini menunjukkan kenaikan yang terlihat pada realisasi inflasi awal tahun ini diabaikan oleh para pembuat kebijakan moneter," bebernya.

The Fed Telankan Terus Amati Perkembangan Inflasi AS

Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi persnya pada hari Rabu (20/3) bahwa bank sentral tidak sepenuhnya mengabaikan laporan inflasi baru-baru ini, meskipun ia mengatakan bahwa data bulan Januari mungkin telah terdistorsi oleh faktor musiman.

"Saya menggabungkan keduanya, dan menurut saya keduanya belum benar-benar mengubah keseluruhan narasi, yaitu inflasi yang bergerak turun secara bertahap melalui jalur yang terkadang bergelombang, menuju 2%," kata Powell.

Terdapat Beberapa Perubahan

Suku Bunga
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Namun, terdapat beberapa perubahan kecil dalam proyeksi terbaru Federal Reserve.

Pada bulan Desember, terdapat perpecahan yang lebih besar di antara masing-masing anggota The Fed, dengan dua pemilih FOMC mengindikasikan tidak ada pemangkasan suku bunga untuk tahun 2024 dan satu lagi menunjukkan enam pengurangan.

Prediksi paling agresif saat ini, pada proyeksi bulan Maret, telah diubah menjadi hanya empat pemangkasan suku bunga.

Selain itu, proyeksi median suku bunga The Fed pada tahun 2025 naik menjadi 3,9% dari 3,6%, yang berarti berkurang satu kali pemangkasan. Proyeksi jangka panjang untuk suku bunga acuan tersebut meningkat menjadi 2,6% dari 2,5%.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya