Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK) melakukan Kick Off Program SME EPIC (Small Medium Enterprise Expo Pembiayaan Investasi Crowdfunding) 2024 untuk memperkuat kapasitas pembiayaan dan investasi UKM.
SME EPIC ini menjadi salah satu strategi dari KemenKopUKM dalam upaya mendukung sektor UKM agar bisa naik kelas melalui pendampingan untuk mendapatkan pembiayaan, investasi, dan jejaring atau mitra bisnis.
Baca Juga
Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Deputi Bidang UKM KemenKopUKM Temmy Satya Permana mengungkapkan, rangkaian SME EPIC terdiri dari pendampingan pengetahuan berbagai jenis pendanaan, bedah usaha untuk meningkatkan pemahaman CEO/business owner terhadap kebutuhan investasi, pelatihan membuat pitchdeck terstandar, hingga pendampingan pitching.
Advertisement
"UKM harus memiliki cerita yang unik terhadap produknya agar mampu berdaya saing dari ancaman produk asing. Kami optimistis UKM tidak hanya mendapatkan investasi namun juga jaringan bisnis yang lebih kuat dari program SME EPIC ini," kata Temmy di Jakarta, Rabu (8/5/2024).
Menurut Temmy, pendanaan merupakan syarat utama bagi UMKM untuk naik kelas seperti termuat dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 7 tahun 2021. Dalam PP tersebut diamanatkan bahwa UMKM berhak mendapatkan pendanaan yang mudah dan murah, mulai dari jaminan kredit program, dan pembiayaan rantai pasok.
"Selain itu juga di atur pemerintah untuk memberikan pengetahuan serta pendampingan bagi UMKM untuk mendapatkan alternatif pendanaan," ujar Temmy.
Kick Off Program SME EPIC 2024 diikuti oleh 367 UKM dari sektor industri alkes (alat kesehatan), skincare, industry kreatif, FnB (food and beverage), dan aplikasi teknologi dengan total kebutuhan investasi senilai Rp165 miliar.
Sedangkan lembaga pengembang ekosistem yang hadir yaitu 12 lembaga yang berasal dari perbankan, venture capital, private investor, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer.
Adapun lembaga pembiayaan dan mitra yang menghadiri acara ini adalah GITP Asia, Shafiq, UMG Idealab, ANGIN, MIKTI, Mandiri Venture Capital, Endeavor, Loox, KNEKS, Super Key Consulting, Myquick, dan Alpha JWC.
Rangkaian Acara
Rangkaian acara dari SME EPIC terdiri dari talkshow mengenai permodalan melalui Security Crowd Funding dan Investor Point of View.
Selain itu juga terdapat mini showcase UKM yang terdiri dari PT Global Essential Oil, PT Export Tani Nusantara, PT Hitara Cipta Selaras, CV Kemasan Jawara, PT Reka Natura Asia, PT Wihardja Jaya Sentosa, PT Mbrebes Mili Food, PT Fania Ersa Pratama, PT Tepa Selira, PT Agridea.
Direktur Eksekutif Yayasan INOTEK Ivi Anggraeni menambahkan, dari pengalaman membina dan mendampingi UKM selama ini, banyak UKM di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan.
Namun, sayangnya banyak di antara pelaku UKM yang belum mengetahui berbagai jenis pembiayaan yang ada di Indonesia sehingga kurang mampu menyasar calon-calon mitra yang tepat dan sesuai dengan jasa/produknya.
Ivi berharap pelaku UKM yang mengikuti program SME EPIC ini dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan menularkannya kepada pelaku UKM lainnya. "Dengan demikian, mereka dapat bersama-sama berkontribusi pada kemajuan perekonomian Indonesia,” pungkas Ivi.
Advertisement
Kementerian Koperasi Indonesia dan Timor Leste Sepakat Kembangkan Kapasitas Koperasi hingga UMKM
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor-Leste/Secretary of State for Cooperatives (SECoop) from Timor-Leste sepakat bekerja sama dalam pengembangan kapasitas koperasi dan UMKM.
Kerja sama KemenkKopUMKM dan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor Leste dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengembangan kapasitas koperasi dan UMKM antara kedua negara yang ditandatangani di Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, tujuan dari MoU tersebut agar kedua negara dapat bertukar pengalaman dan bekerja sama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan khususnya koperasi dan UMKM. Sekarang ini dalam perkembangan ekonomi global pertumbuhan ekonomi tidak lagi di satu negara tetapi kawasan.
"Kami berkepentingan dengan Timor Leste untuk tumbuh bersama. Karena kita punya kekuatan di sektor agriculture dan aquaculture.” kata MenKopUKM Teten Masduki setelah menandatangani Memorandum Saling Pengertian/Memorandum of Understanding (MoU) KemenKopUKM dengan Kementerian Koperasi Republik Demokratik Timor-Leste tentang Pengembangan Kapasitas Koperasi dan (UMKM).
Ia menjelaskan, lingkup kerja sama MoU ini mencakup kesepakatan kedua negara untuk secara bersama-sama mengembangkan capacity building, kemitraan antar koperasi, feasibility study terkait pengembangan potensi bisnis koperasi dan UKM, pelatihan dan exchange visit, serta penguatan program UKM dan koperasi melalui kerja sama regional.
Teten optimistis kerja sama ini akan membuka kesempatan luas bagi koperasi dan UMKM di kedua negara untuk saling belajar, saling bertukar informasi dan dapat berkembang lebih baik lagi.
"Kita belajar bersama-sama, learning together, growing together. Sehingga nanti kerja sama ini semakin mempererat hubungan kedua negara,” ujarnya.
Lakukan Evaluasi
Ke depan, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Timor Leste diharapkan secara bersama-sama dapat melakukan evaluasi pada sektor tertentu yang dapat dikembangkan oleh koperasi dan UKM, yang akan semakin memperkuat kerja sama kedua negara.
Di sisi lain, KemenKopUKM terus memperkuat ekosistem koperasi melalui berbagai upaya. Di antaranya penguatan regulasi, penguatan digitalisasi koperasi, dan menghubungkan koperasi dengan rantai pasok agar koperasi dapat masuk pada pasar regional dan global.
"Saya berharap MoU ini dapat terlaksana dengan baik dan seluruh pihak dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan baik pula dan apabila berhasil dapat di lanjutkan untuk periode MoU selanjutnya,” kata Teten.
MoU tersebut merupakan upaya tindak lanjut dalam pertemuan sebelumnya antara Indonesia dan Timor-Leste dalam IB Summit KTT-ASEAN pada Agustus 2023.
Senada dengan hal tersebut, Secretary of State for Cooperatives of the Democratic Republic of Timor-Leste Arsénio Pereira da Silva mengatakan, pasca-pertemuan bilateral bisnis forum di IB Summit KTT-ASEAN, maka kali ini baru direalisasikan untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia.
"Khususnya terkait bagaimana kedua negara, terutama membangun koperasi untuk bisa saling melengkapi. Saling belajar bersama agar bisa tumbuh dan kuat bersama di satu kawasan (ASEAN),” ujar Arsénio.
Advertisement